Dugaan Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus, OCI dan Taman Safari Disorot

Dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) memicu perhatian publik dan menyeret nama Taman Safari Indonesia.

Dugaan Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus, OCI dan Taman Safari Disorot

Para mantan pemain sirkus tersebut melaporkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) hingga eksploitasi yang mereka alami selama masih berada di bawah naungan OCI. Kasus ini seakan membuka kembali luka lama yang pernah terjadi sejak era 1970-an hingga 1990-an.

Menimbulkan kontroversi dan perdebatan sengit di masyarakat serta menimbulkan sejumlah respon beragam dari berbagai pihak. VIEWNEWZ akan membahas dugaan eksploitasi yang dialami oleh mantan pemain sirkus OCI serta kontroversi yang melibatkan Taman Safari Indonesia.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Awal Mula Gugatan Eksploitasi Oleh Mantan Pemain Sirkus OCI

Dugaan eksploitasi ini pertama kali mencuat pada April 2025, saat sejumlah mantan pemain OCI mengadu ke Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun, persoalan yang mereka alami belum mendapat kejelasan hukum maupun keadilan sosial.

Para mantan pemain ini menyampaikan keluhan serius terkait berbagai bentuk eksploitasi fisik, ekonomi. Dan psikologis yang mereka alami saat masih anak-anak di lingkungan sirkus. Mereka mengaku mengalami tekanan dan perlakuan tidak manusiawi selama berada di bawah naungan OCI.

Salah satu pengadu, yang dikenal sebagai Fifi, bahkan telah melaporkan dugaan pelanggaran tersebut ke Mabes Polri sejak tahun 1997. Namun akhirnya kasus tersebut dihentikan karena dianggap tidak cukup bukti. Hingga kini, banyak mantan pemain yang masih belum menemukan orang tua kandung mereka akibat sistem pencatatan dan pengasuhan yang dianggap tidak transparan pada masa itu.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Penelusuran Kronologis dan Latar Belakang OCI

OCI sendiri berdiri pada tahun 1966 sebagai kelompok sirkus yang awalnya bertugas menghibur prajurit ABRI di berbagai markas militer Indonesia. Founder OCI, Tony Sumampau, yang juga Komisaris Taman Safari Indonesia, menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, OCI lebih banyak mengembangkan latihan disiplin yang ketat terhadap para peserta sirkus.

Termasuk anak-anak dari panti asuhan yang direkrut sejak usia sangat dini, yakni sekitar 6-7 tahun. Tony mengakui bahwa saat itu cara mendidik pemain sirkus tergolong keras dan penuh disiplin yang mungkin terkesan kasar menurut standar saat ini. Tetapi menurutnya hal tersebut merupakan cerminan budaya pendidikan dan sosial di era 1970-1980-an di Indonesia.

Ia menegaskan bahwa penggunaan kekerasan fisik, seperti pemukulan dengan rotan, adalah hal yang lumrah dan terjadi di banyak institusi lain. Menurutnya, hal tersebut bukan hanya terjadi di arena sirkus, tetapi juga di tempat lain.

Baca Juga:

Bantahan Keras dari Pihak OCI dan Taman Safari

Dugaan Eksploitasi Mantan Pemain

Setelah munculnya tuduhan eksploitasi dan penyiksaan, OCI dan Taman Safari Indonesia sebagai lembaga yang disebut-sebut terkait dengan OCI, bereaksi dengan menolak keras tudingan tersebut. Tony Sumampau secara terbuka membantah adanya praktik eksploitasi dan perbudakan dalam pelatihan sirkusnya.

Ia berulang kali menegaskan bahwa semua bentuk pendisiplinan dilakukan demi kebaikan para pemain sirkus agar mereka dapat tampil maksimal tanpa membahayakan diri sendiri. Tony juga menyebut tudingan-tudingan tersebut sebagai pernyataan sensasional yang bertujuan untuk menarik simpati publik. Menurutnya, tudingan tersebut hanya menciptakan kegaduhan yang tidak berdasar.

Ia bahkan menduga bahwa di balik laporan tersebut terdapat provokator yang sengaja memanfaatkan para mantan pemain untuk melakukan pemerasan terhadap dirinya dan manajemen. Sementara itu, pihak Taman Safari Indonesia menegaskan bahwa secara legal dan bisnis, Taman Safari dan OCI adalah dua badan hukum yang terpisah.

Oleh karena itu, mereka menyatakan tidak ada kaitan langsung antara Taman Safari dengan operasi dan persoalan yang melibatkan OCI. Wakil Presiden Legal & Corporate Secretary Taman Safari, Barata Mardikoesno, menegaskan bahwa segala tindakan hukum terkait persoalan ini adalah ranah OCI dan Tony Sumampau secara pribadi, bukan Taman Safari.

Upaya Penanganan Kasus dan Saran dari Komnas HAM

Permasalahan yang berlarut-larut tersebut akhirnya melibatkan berbagai lembaga hukum dan HAM, termasuk Komnas HAM. Komnas HAM pada tahun 1997 telah menerima laporan serupa dan melakukan penelitian terkait eks pemain OCI.

Mereka menemukan berbagai pelanggaran HAM yang terjadi selama pemain sirkus berada di bawah naungan OCI. Termasuk hak untuk mengetahui asal usul dan identitas, hak bebas dari eksploitasi ekonomi, serta hak pendidikan yang memadai. Selain itu, pelanggaran juga terjadi pada hak perlindungan keamanan dan jaminan sosial para pemain sirkus tersebut.

Pada Januari 2025, Komnas HAM mengeluarkan rekomendasi agar para mantan pemain sirkus menempuh jalur hukum untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Pasalnya, kasus ini hingga kini belum menemukan titik penyelesaian. Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, turut menerima langsung keluhan dari para mantan pemain tersebut.

Ia menyatakan bahwa kasus ini berpotensi mengandung unsur tindak pidana yang tetap harus diusut meskipun peristiwanya terjadi bertahun-tahun lalu. Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (Dittipid PPA-PPO) Bareskrim Polri berencana untuk membahas kasus ini bersama Kementerian PPPA dan instansi terkait lainnya.

Tujuannya adalah untuk menindaklanjuti dugaan eksploitasi yang dialami oleh mantan pemain sirkus OCI. Namun sejauh ini belum ada laporan polisi resmi tentang dugaan eksploitasi tersebut yang masuk ke kepolisian.

Respons Masyarakat dan Dampak Publikasi Media Sosial

Viralnya pengakuan para mantan pemain OCI terkait eksploitasi dan penyiksaan viral di media sosial dan memicu gelombang reaksi dari publik. Salah satu reaksi yang mencuat adalah ajakan untuk memboikot Taman Safari Indonesia yang dianggap memiliki kaitan dengan kasus tersebut.

Namun, seruan boikot ini menuai kontroversi. Pihak Taman Safari membantah keterlibatan mereka dan meminta masyarakat untuk tidak mengaitkan masalah pribadi mantan pemain sirkus dengan reputasi lembaga mereka.

Polemik ini semakin mencuat ke media sosial, dengan berbagai video dan unggahan yang memprovokasi simpati serta reaksi keras dari publik. Hal ini semakin memperparah suasana tegang antara mantan pemain, manajemen OCI, dan pihak Taman Safari.

Simak dan ikuti terus VIEWNEWZ agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar dari nasional.kompas.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *