35 Nyawa Melayang dalam Banjir Besar yang Menghantam Thailand dan Malaysia

Banjir besar yang melanda Thailand dan Malaysia baru-baru ini telah menjadi salah satu bencana alam paling merusak di kawasan ini.

35 Nyawa Melayang dalam Banjir Besar yang Menghantam Thailand dan Malaysia

Dengan total korban jiwa sebanyak 35 orang, bencana ini menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap kekuatan alam.​ VIEWNEWZ akan membahas penyebab, dampak, upaya penyelamatan, serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan.

Penyebab Banjir yang Meluas

Banjir besar yang melanda Thailand dan Malaysia pada bulan Desember 2024 disebabkan oleh hujan monsun yang sangat lebat. Curah hujan yang luar biasa, yang mencapai lebih dari 600 mm dalam waktu singkat, menyebabkan sungai-sungai meluap, dan tanah tidak dapat menyerap air secara efektif.

Faktor perubahan iklim juga berperan penting, menjadikan hujan semakin intens dan frekuensinya tidak menentu, yang memicu meningkatnya risiko banjir. Selain itu, deforestasi dan penataan lahan yang buruk telah membuat kawasan ini semakin rentan terhadap banjir.

Dalam beberapa tahun terakhir, daerah-daerah di Thailand dan Malaysia telah melihat pengurangan luas tutupan hutan, berakibat pada hilangnya kemampuan tanah untuk menyerap kelebihan air hujan. Urbanisasi yang cepat tanpa pengelolaan yang baik juga menyebabkan limbah dan sampah menyumbat saluran drainase, memicu genangan air yang lebih cepat.

Wilayah yang Paling Terpukul

Banjir ini tidak hanya menghancurkan, tetapi juga melumpuhkan kehidupan sehari-hari di banyak daerah. Di Thailand, provinsi seperti Pattani, Narathiwat, dan Nakhon Si Thammarat menjadi yang paling parah terkena dampak, dengan ribuan rumah terendam dan infrastruktur hancur.

Sementara di Malaysia, negeri Kelantan dan Terengganu juga mengalami kerusakan parah, dengan ratusan ribu warga terpaksa dievakuasi. Di Pattani dan Narathiwat, lebih dari 100.000 rumah terendam air dan ribuan orang terpaksa mencari perlindungan di tempat-tempat evakuasi.

Video footage menunjukkan aksi penyelamatan dramatis, termasuk pemindahan warga lanjut usia dan anak-anak dari atap rumah yang di kelilingi air. Di Kelantan, kondisi juga tidak kalah mengenaskan. Beberapa daerah mengalami ketinggian air lebih dari dua meter.

Banyak penduduk yang kehilangan seluruh aset mereka dan kini mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Ditemukan bahwa koran dan barang-barang rumah tangga terapung di jalanan, mencerminkan kekacauan yang ditimbulkan oleh banjir ini.

Di Nakhon Si Thammarat, kondisi serupa terjadi. Sampai sekitar 300.000 penutur terpaksa di evakuasi akibat banjir yang melanda di hampir semua distrik. Rasio kematian melaporkan kasus jiwa yang semakin meningkat seiring dengan jumlah orang yang hilang.

Kerusakan Infrastruktur dan Kehilangan Ekonomi

Dampak bencana ini bukan hanya menghancurkan kehidupan manusia, tetapi juga infrastruktur dan ekonomi di kedua negara. Di perkirakan bahwa kerugian ekonomi melebihi miliaran dolar, termasuk kerusakan jalan, jembatan, dan fasilitas umum yang sangat penting.

Banjir tinggi mengakibatkan banyak jalan dan jembatan rusak parah, menyulitkan usaha penyelamatan. Di Thailand, lebih dari 200 sekolah dilaporkan terpaksa ditutup akibat banjir, mengganggu sistem pendidikan dan aktivitas belajar mengajar. Di Malaysia, dua rumah sakit juga terpaksa ditutup untuk menjaga keselamatan pasien dari ancaman banjir.

Sektor pertanian juga terkena dampak berat. Ratusan ribu hektar ladang padi di kedua negara terendam, menyebabkan kerugian yang mengancam ketahanan pangan. Kelompok petani berjuang untuk pulih setelah kehilangan seluruh hasil panen, dengan pemerintah kini sedang merencanakan kompensasi bagi mereka yang terkena dampak.

Dampak sosial dari bencana ini juga sangat signifikan. Ratusan ribu orang terpaksa dievakuasi dan banyak yang kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar korban yang selamat mengalami trauma psikologis dan memerlukan dukungan medis dan mental untuk pulih dari pengalaman traumatis ini.

Respons Pemerintah dan Upaya Penyelamatan

Setelah terjadinya bencana, pemerintah di kedua negara mengerahkan tim penyelamat untuk evakuasi dan memberikan bantuan kepada penduduk yang terkena dampak. Dalam waktu yang singkat, pusat-pusat evakuasi di bangun untuk menampung para pengungsi dan mendistribusikan kebutuhan dasar.

Tim SAR bergerak cepat menggunakan perahu untuk menjangkau wilayah yang terputus dari akses darat. Mereka mengoordinasikan bantuan dengan berbagai lembaga non-pemerintah, memberikan makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat kepada warga yang terjebak di rumah mereka.

Selain memberikan bantuan darurat, pemerintah juga mulai memikirkan langkah-langkah untuk pemulihan jangka panjang. Rencana ini mencakup perbaikan infrastruktur yang rusak dan peningkatan fasilitas untuk mengantisipasi kemungkinan banjir di masa depan. Kebijakan yang lebih ketat tentang pembangunan dan perlindungan lingkungan juga menjadi fokus utama dalam rencana pemulihan pasca bencana.

Baca Juga: Ancaman Dolar AS: Dampak Negatif Bagi Ekonomi RI!

Peran Masyarakat dan Organisasi Non-Pemerintah

Peran Masyarakat dan Organisasi Non-Pemerintah

Dalam menghadapi bencana ini, masyarakat lokal juga menunjukkan solidaritas yang luar biasa. Berbagai komunitas mulai mengorganisir diri untuk memberikan bantuan kepada korban bencana. Banyak individu dan kelompok lokal berusaha mengumpulkan dana dan barang-barang kebutuhan untuk mendukung pemulihan daerah terdampak.

Lebih dari sekadar bantuan pemerintah, banyak lembaga nonprofit dan sukarelawan dari berbagai daerah berkontribusi dalam mendistribusikan makanan dan barang-barang kebutuhan, seperti selimut dan peralatan medis. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa masyarakat dapat bersatu dan berperan aktif dalam mengatasi dampak bencana.

Program penggalangan dana di luncurkan di banyak tempat, baik melalui kampanye online maupun acara di lapangan. Banyak seniman dan tokoh masyarakat bergabung untuk meningkatkan kesadaran dan menggalang dana bagi korban, memastikan bahwa bantuan terus mengalir meskipun tantangan di lapangan sangat besar.

Mitos dan Realitas tentang Banjir

Saat bencana alam terjadi, mitos dan cerita sering kali beredar di tengah masyarakat. Ini dapat mempengaruhi persepsi dan respons masyarakat terhadap bencana. Banyak orang meyakini jika banjir terjadi akibat “hukuman” atau kesalahan manusia terhadap lingkungan.

Selain itu, ada juga kepercayaan bahwa pembangunan akan selalu menghentikan risiko banjir tanpa mempertimbangkan kondisi alam dan ecologi. Pendidikan tentang risiko bencana dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perubahan iklim perlu di tingkatkan di semua lapisan masyarakat. Kesadaran yang lebih baik akan mendorong upaya mitigasi dan meminimalkan dampak bencana di masa mendatang.

Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Setelah melewati bencana yang sangat merusak ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk bersatu dan belajar dari pengalaman. Ada banyak langkah yang harus diambil untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

Kebijakan yang memperhatikan kelestarian lingkungan dan tata ruang dapat di bentuk untuk mencegah risiko bencana, seperti pengembangan sistem drainase yang lebih baik dan perbaikan infrastruktur. Pembangunan yang efisien di area rawan banjir diharapkan dapat mengurangi dampak bagi masyarakat.

Memprioritaskan alat dan teknologi untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga merupakan langkah penting. Masyarakat harus di libatkan dalam perencanaan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana di masa mendatang, dengan fokus pada sistem peringatan dini dan pendidikan risiko bencana.

Pemerintah dan komunitas dapat bekerja sama dalam menginvestasikan infrastruktur modern yang tahan terhadap cuaca ekstrem, seperti fasilitas pengendalian banjir dan rekayasa lingkungan yang lebih berkelanjutan. Ini termasuk proyek restorasi lahan basah dan pembangunan waduk untuk menampung air hujan berlebih di saat banjir.

Kesimpulan

Banjir besar yang menimpa Thailand dan Malaysia adalah tragedi yang menggugah kesadaran akan ketahanan bencana. Pendidikan, kolaborasi, dan pemikiran ke depan adalah kunci untuk memastikan komunitas yang lebih aman di masa mendatang.

Di harapkan bahwa dengan tindakan yang tepat, korban dan dampak bencana seperti ini dapat diminimalkan di tahun-tahun mendatang. Buat anda yang ingin mendapatkan berita terbaru dan tentunya ter-update setiap hari, POS VIRAL adalah pilihan terbaik buat anda.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *