Korea Utara Rencanakan Produksi Kapal Perang Terbaru Dengan Bobot 5.000 Ton
Korea Utara secara resmi mengumumkan rencana ambisius untuk memproduksi kapal perang terbaru dengan bobot sekitar 5.000 ton.

Proyek besar ini mendapat sorotan internasional karena bertepatan dengan upaya peningkatan kemampuan militer dan mempertahankan kedaulatan maritimnya. Dibawah ini VIEWNEWZ akan memberikan penjelasan lengkap mengenai rencana pembangunan kapal perang tercanggih Korea Utara ini.
Latar Belakang dan Motivasi Produksi Kapal Perang Baru
Pada April 2025, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas Angkatan Laut negara tersebut, termasuk dengan peluncuran kapal perusak kelas baru bobot 5.000 ton bernama Choe Hyon.
Dalam upaya berkelanjutan, pada Juli 2025 media resmi Korut, KCNA, mengabarkan bahwa pembangunan kapal perusak ketiga dari seri tersebut akan dimulai di galangan kapal Nampho.
Rencana ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan maritim di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks di kawasan Asia Timur.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Spesifikasi Kapal dan Teknologi Militer yang Digunakan
Kapal perusak Choe Hyon-class memiliki bobot sekitar 5.000 ton, ukuran yang tergolong besar di armada militer regional. Kapal ini dipersenjatai dengan berbagai senjata berteknologi modern, seperti peluncur rudal vertikal untuk berbagai jenis misil, meriam otomatis, dan sistem radar mutakhir.
Meskipun rincian teknis lengkap dirahasiakan, analisa dari citra satelit dan laporan intelijen menunjukkan adanya peningkatan kemampuan serang dan pertahanan kapal dibandingkan generasi sebelumnya.
Target Penyelesaian dan Simbolisme Politik
Para pekerja di galangan kapal Nampho telah memastikan rencana penyelesaian kapal ini paling lambat tanggal 10 Oktober 2026. Tanggal tersebut dipilih dengan makna simbolis, yaitu bertepatan dengan hari ulang tahun Partai Pekerja Korea, partai penguasa di Korea Utara.
Simbolisme ini menunjukkan bahwa proyek kapal perang bukan sekadar peningkatan militer, tetapi juga bagian dari visi politik dan nasionalisme rezim Kim Jong Un.
Baca Juga:
Pengalaman Produksi dan Tantangan Teknis

Sebagai perbandingan, pembangunan kapal kelas 5.000-8.000 ton biasanya memakan waktu 18-24 bulan. Namun, kapsitas industri kapal Korut telah membuat dua kapal pertama, Choe Hyon dan Kang Kon, selesai dalam waktu kurang dari setahun.
Meskipun peluncuran kapal Kang Kon sempat mengalami kegagalan sistem dan harus diperbaiki. Hal ini tidak mengurangi tekad Korut untuk melanjutkan proyek produksi kapal perang mutakhir.
Pengalaman ini memperlihatkan bahwa meskipun terbatas sumber daya, Korea Utara mampu mempercepat pembangunan kapal dengan strategi tersendiri.
Bantuan dan Kerjasama Internasional
Militer Korea Selatan dan intelijen barat mencurigai bahwa pengembangan kapal ini mendapat bantuan teknologi dari Rusia. Dugaan tersebut muncul karena adanya kerja sama politik dan militer antara kedua negara, termasuk pengerahan pasukan Korea Utara untuk mendukung Rusia dalam konflik Ukraina.
Bantuan Rusia diduga meliputi transfer teknologi dan komponen penting yang mempercepat pengembangan kapal perang kelas besar ini.
Dampak Strategis dan Reaksi Regional
Peningkatan kemampuan angkatan laut Korea Utara dengan armada kapal perusak terbaru akan mengubah peta kekuatan maritim regional, khususnya di sekitar Semenanjung Korea dan Laut Jepang. Negara-negara tetangga dan mitra internasional, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, memperhatikan perkembangan ini dengan serius.
Di sisi lain, pemerintah baru Korea Selatan berjanji mengedepankan pendekatan dialogis dalam menghadapi ketegangan, berbeda dengan kebijakan keras sebelumnya.
Kesimpulan
Rencana Korea Utara memproduksi kapal perang terbaru berbobot 5.000 ton menandai era baru dalam pengembangan militernya yang semakin ambisius dan mandiri. Kapal perusak kelas Choe Hyon-class tidak hanya simbol kekuatan militer. Langkah ini juga representasi visi nasionalisme Kim Jong Un yang bertujuan memperkuat kedaulatan dan pengaruh negaranya di kawasan.
Dengan target penyelesaian pada Oktober 2026 dan dukungan teknologi terselubung dari sekutu seperti Rusia. Proyek ini menjadi tantangan nyata bagi stabilitas keamanan regional di Asia Timur dan akan terus menjadi fokus pengamatan dunia internasional.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari carroemotos.com.br
- Gambar Kedua dari koran-jakarta.com

