Pimpinan MPR Tegaskan Komitmen Indonesia Dalam Transisi Energi
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menegaskan komitmen pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo mempercepat transisi energi dari fosil ke terbarukan.

Pernyataan ini disampaikannya dalam kapasitas sebagai panelis pada 2nd Tripartite Forum Asean Inter Parliamentary Assembly AIPA di Parliament House, Malaysia, yang mengangkat tema Powering Progress How Investments, Policies, and Regulations Shape the Energy Future.
Berikut ini VIEWNEWZ akan memberikan informasi terbaru mengenai komitmen pemerintah Indonesia dalam mempercepat transisi energi dari fosil menuju energi terbarukan.
Target Pengembangan Energi Terbarukan Indonesia
Dalam upaya mencapai transisi energi, Rancangan Umum Pembangkitan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 menargetkan penambahan 69,5 GW pembangkit baru, di mana 53 GW berasal dari energi baru dan terbarukan, termasuk integrasi penyimpanan energi berbasis baterai.
Eddy menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sumber energi yang melimpah, mulai dari batubara dan minyak bumi hingga energi surya, hidro, dan panas bumi. Meski demikian, kebutuhan energi Indonesia saat ini masih sebagian bergantung pada impor. Hal ini menegaskan urgensi bagi pemerintah untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi nasional melalui percepatan pengembangan energi terbarukan.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Indonesia Sebagai Tujuan Investasi Energi Terbarukan
Dalam forum tersebut, Eddy mengajak pimpinan parlemen negara-negara ASEAN untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi dalam sektor energi terbarukan. Ia menekankan potensi ekonomi dan peluang besar yang ditawarkan Indonesia. Mengingat keberlimpahan sumber energi serta dukungan kebijakan pemerintah untuk menarik investor.
“Indonesia menawarkan ekosistem energi terbarukan yang kompetitif. Kami membuka pintu bagi investasi internasional dengan pendekatan deregulasi dan reformasi struktural,” jelas Eddy, yang juga merupakan Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia.
Deregulasi dan Reformasi Struktural Untuk Mendukung Investasi
Eddy memaparkan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengembangan energi terbarukan adalah tingginya biaya investasi dan keekonomian proyek. Untuk itu, pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan langkah strategis berupa deregulasi dan reformasi struktural. Guna memperkuat ekosistem investasi di sektor energi bersih.
Sebagai upaya konkret, pemerintah telah menerbitkan Perpres No.109/2023, yang menyederhanakan proses konversi sampah menjadi energi, serta Perpres No.110/2023, untuk memperkuat ekosistem pasar karbon nasional, mendukung perdagangan karbon, dan mendorong pembiayaan berkelanjutan bagi proyek energi hijau.
Langkah-langkah tersebut diharapkan menciptakan iklim investasi yang lebih transparan, efisien, dan menarik, baik bagi investor domestik maupun asing. Sehingga percepatan transisi energi terbarukan dapat berjalan lebih optimal.
Baca Juga: Viral Fenomena Gen Z di AS yang Rela Lakukan Segalanya Demi Pekerjaan
Komitmen Indonesia Menuju Masa Depan Energi Bersih

Dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam mencapai target Net Zero Emission. Percepatan transisi energi ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam kancah energi global.
Eddy menegaskan bahwa keberhasilan transisi energi bergantung pada kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, investor, hingga masyarakat. Dengan dukungan ASEAN dan komunitas internasional, Indonesia berupaya menjadi pemimpin regional dalam energi terbarukan. Sekaligus memastikan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.
“Pemerintah siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan pengembangan energi terbarukan. Memberikan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial yang maksimal,” pungkas Eddy.
Komitmen Indonesia Mendorong Energi Bersih
Pemerintah Indonesia terus menegaskan komitmen untuk mendorong pengembangan energi bersih sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional. Upaya ini tidak hanya bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Langkah strategis yang dilakukan meliputi percepatan pembangunan pembangkit energi terbarukan, integrasi teknologi penyimpanan energi, serta dukungan regulasi yang mempermudah investasi. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap sektor energi terbarukan menjadi lebih menarik bagi investor domestik maupun internasional.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat, dianggap kunci keberhasilan transisi energi. Dukungan ASEAN dan komunitas global diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional dalam energi terbarukan sekaligus memastikan ketahanan energi nasional.
Simak dan ikuti terus berbagai informasi berita-berita terbaru dan update menarik lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari antaranews.com
- Gambar Kedua dari detik.com

