BNPB Laporkan 1.003 Korban Tewas Banjir & Longsor di Sumatra
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan korban akibat banjir dan longsor sudah tembus lebih dari 1.000 jiwa.

Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) mencatat 1.003 warga meninggal dunia.
Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.003 jiwa, terakhir diperbarui pada 14 Desember 2025, tulis data Pusdatin BNPB, dilihat Kompas.com, Sabtu (13/12/2025) pukul 15.00 WIB. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran VIEWNEWZ.
Dampak Banjir & Longsor di Sumatra Dan Korban Jiwa
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB). Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Pulau Sumatra telah menyebabkan dampak yang sangat luas bagi masyarakat dan infrastruktur.
Hingga pembaruan terbaru, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai lebih dari 1.000 orang akibat peristiwa ini. Dengan angka sekitar 1.006 jiwa menurut BNPB, angka ini mencerminkan peningkatan dari laporan sebelumnya dan masih terus diawasi seiring proses pencarian.
Dari rincian korban berdasarkan wilayah, Kabupaten Agam di Provinsi Aceh tercatat memiliki jumlah korban meninggal yang paling tinggi dibandingkan daerah lain. Yakni mencapai 184 jiwa, selain itu, masih terdapat 218 orang yang dinyatakan hilang, dan sekitar 5.400 warga mengalami luka‑luka akibat dampak langsung dari banjir dan longsor.
Jumlah Korban Meninggal Bencana di Sumatra Meningkat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatra. Telah menembus angka sekitar 1.000 jiwa per Sabtu, 13 Desember 2025, berdasarkan data terbaru dari dashboard penanganan darurat bencana. Angka ini menunjukkan dampak yang sangat berat dari bencana yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Bencana tersebut tidak hanya menelan banyak korban jiwa tetapi juga menyebabkan ribuan orang luka‑luka, ratusan lainnya hilang. Serta ribuan warga kehilangan tempat tinggal karena rumah dan infrastruktur rusak berat dan dampaknya dirasakan luas. Karena cuaca ekstrem yang memicu banjir bandang dan longsor di sejumlah kabupaten dan kota di ketiga provinsi tersebut.
Wilayah Aceh tercatat sebagai salah satu yang paling parah terdampak, diikuti oleh daerah‑daerah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Pemerintah dan BNPB terus melakukan operasi pencarian, evakuasi, serta penanganan darurat di lapangan sambil memperbarui data korban secara berkala.
Peristiwa ini menjadi salah satu bencana alam paling mematikan di Sumatra dalam beberapa tahun terakhir. Memicu respons besar‑besaran dari tim SAR, relawan, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk membantu proses penyelamatan dan pemulihan pascabencana.
Baca Juga : Bikin Geger! Penampilan Singkat Messi Picu Amarah Warga India
Pengungsi Mulai Kembali & Tanggap Darurat Tetap Jalan

Jumlah pengungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatra yang sempat mencapai ratusan ribu orang kini mulai berkurang karena banyak warga sudah kembali ke rumah masing‑masing. Meskipun sejumlah kawasan masih sulit dijangkau akibat kerusakan jalan dan jembatan yang parah. BNPB melaporkan bahwa angka pengungsi yang tinggi mulai turun karena kondisi di beberapa lokasi sudah dinilai cukup aman untuk kembali.
Meskipun demikian, BNPB bersama tim SAR, relawan, dan instansi terkait terus mempercepat upaya pertolongan. Evakuasi, dan distribusi bantuan ke wilayah yang terdampak bencana, akses yang masih terputus dan kondisi infrastruktur yang rusak memperlambat penyaluran bantuan secara optimal. Sehingga kerja sama berbagai pihak tetap diperlukan untuk memastikan korban dan warga yang terdampak mendapatkan layanan dan dukungan yang dibutuhkan.
Peristiwa banjir dan longsor ini menjadi salah satu bencana alam paling mematikan di Sumatra dalam beberapa tahun terakhir, memicu duka mendalam bagi keluarga korban sekaligus respons besar‑besaran dari pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat luas untuk membantu proses penanganan darurat dan pemulihan pascabencana. Komunitas lokal hingga nasional turut berkontribusi dalam bentuk bantuan logistik, medis, serta dukungan psikososial untuk para pengungsi dan warga yang kehilangan tempat tinggal serta akses layanan dasar.
Kunjungan Presiden Prabowo dan Komitmen Pemulihan Pascabencana
Pada 12 Desember 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Aceh Tamiang, Takengon, dan Bener Meriah yang terdampak parah banjir dan tanah longsor. Kunjungan ini untuk meninjau penanganan bencana, memastikan distribusi bantuan, dan mempercepat pemulihan masyarakat.
Presiden menekankan perhatian khusus pada anak-anak korban bencana, mendorong mereka tetap semangat, dan memastikan mereka bisa segera kembali bersekolah. Pemerintah juga akan terus memperbaiki infrastruktur dan layanan publik yang rusak hingga kondisi wilayah kembali normal.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari KOMPAS.com
- Gambar Kedua dari Radar TV
