Konflik Sudan Memanas, RS Militer Dilling Jadi Sasaran Drone
Konflik Sudan kembali memanas setelah serangan drone mematikan menghantam rumah sakit militer di Dilling yang menewaskan korban.
Serangan drone yang menghantam rumah sakit militer di Dilling, Sudan selatan, telah menewaskan tujuh warga sipil dan melukai dua belas lainnya. Insiden tragis ini menambah daftar panjang penderitaan masyarakat di tengah konflik berkepanjangan antara militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Temukan berbagai informasi berita menarik dari dalam dan luar negeri yang bermanfaat untuk menambah wawasan Anda, hanya di VIEWNEWZ.
Serangan Mematikan Di Dilling
Sebuah rumah sakit militer di kota Dilling, Sudan selatan, menjadi sasaran serangan drone pada Minggu (14/12) waktu setempat. Insiden tragis ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka yang signifikan. Laporan dari seorang petugas kesehatan di lokasi kejadian mengonfirmasi bahwa serangan tersebut telah menewaskan tujuh warga sipil.
Selain korban tewas, dua belas orang lainnya juga mengalami luka-luka akibat serangan drone tersebut. Petugas medis yang enggan disebutkan identitasnya menjelaskan bahwa para korban adalah pasien dan pendamping mereka. Kehadiran warga sipil di rumah sakit militer tersebut tidaklah aneh, karena fasilitas itu juga melayani penduduk kota dan sekitarnya.
Serangan ini menggarisbawahi meningkatnya bahaya yang dihadapi warga sipil di zona konflik. Rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman, kini menjadi target, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Insiden ini juga menunjukkan bahwa konflik di Sudan tidak hanya terbatas pada pertempuran antar pasukan, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
Dilling, Pusat Konflik Yang Bergelora
Kota Dilling terletak di negara bagian Kordofan Selatan, sebuah wilayah yang dikenal rawan konflik dan kini menjadi salah satu medan perang paling sengit di Sudan. Meskipun Dilling saat ini berada di bawah kendali tentara Sudan, kota ini dikepung rapat oleh pasukan paramiliter rival, yaitu Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Kordofan Raya secara keseluruhan telah menjadi jantung pertempuran brutal antara militer Sudan dan RSF. Kedua belah pihak berupaya keras untuk menguasai wilayah selatan yang luas ini, yang memiliki nilai strategis tinggi. Perebutan kendali atas Kordofan memperparah situasi kemanusiaan dan keamanan di kawasan tersebut.
RSF dilaporkan mengendalikan sebagian besar wilayah Kordofan, didukung oleh sekutu mereka, faksi Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N) yang dipimpin Abdelaziz al-Hilu. Pasukan gabungan ini telah mengepung sejumlah kota utama, termasuk Dilling dan Kadugli, ibu kota Kordofan Selatan, yang berjarak sekitar 120 kilometer ke selatan.
Baca Juga: Tarif Tol & Tiket Transportasi Bakal ‘Banting Harga’ Natal & Tahun Baru 2026? Ini Bocoran Prabowo!
Krisis Kemanusiaan Dan Dampak Konflik
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan adanya kelaparan yang melanda Kadugli sejak September, menunjukkan parahnya krisis kemanusiaan. PBB juga memperkirakan bahwa Dilling menghadapi kondisi serupa, meskipun keterbatasan akses data menghambat penetapan status resmi kelaparan di sana. Situasi ini mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian internasional segera.
Serangan drone di Dilling terjadi hanya sehari setelah insiden serupa yang menghantam pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB di Kadugli. Serangan sebelumnya menewaskan enam tentara asal Bangladesh, menyoroti meningkatnya ancaman terhadap misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian di Sudan.
Perang di Sudan telah menciptakan siklus kekerasan dan penderitaan yang tak berkesudahan bagi jutaan warga sipil. Rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya terus menjadi korban konflik, memperparah kondisi hidup masyarakat. Diperlukan upaya serius dari semua pihak untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai.
Panggilan Mendesak Untuk Perdamaian
Insiden serangan drone terhadap rumah sakit di Dilling ini merupakan pengingat brutal akan dampak perang terhadap warga sipil yang tak berdosa. Masyarakat internasional harus mengecam keras tindakan semacam ini dan mendesak semua pihak yang berkonflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional. Melindungi fasilitas medis dan personelnya adalah kewajiban yang tidak dapat ditawar.
Konflik di Sudan telah berlangsung lama dan menyebabkan penderitaan yang tak terhitung. Tanpa penyelesaian politik yang berarti, kekerasan akan terus berkecamuk, menghancurkan kehidupan dan masa depan generasi. Penting bagi komunitas global untuk meningkatkan tekanan guna mendorong dialog dan negosiasi yang konstruktif.
Masa depan Sudan bergantung pada kemampuan para pemimpinnya untuk mengesampingkan perbedaan dan memprioritaskan kesejahteraan rakyat. Dengan kekerasan yang terus berlanjut dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk, perdamaian bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan mendesak.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari kompas.com
