Korsel Khawatir Staf Diplomatik LN Diteror Oleh Korut
Staf Diplomatik – Korea Selatan atau Korsel sudah menaikkan status ancaman teror pada lima misi diplomatik pada hari Kamis (2/4/2024). Hal tersebut di lakukan usai mereka menerima laporan tentang adanya potensi ancaman teror dari Korea Utara (Korut).
Ancaman tersebut kemudian membuat tingkat teror jadi naik ke status kewaspadaan. Yang mana merupakan tertinggi kedua dari adanya empat tingkat. Tingkat tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan besar terjadinya serangan teroris. Simak ulasan berikut untuk tahu berita selengkapnya di VIEWNEWZ.
Korsel Berusaha untuk Lindungi Keselamatan Para Staf Diplomatik
Pengumuman tersebut di buat berdasarkan asesmen Kementerian Luar Negeri serta Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah. Yang mana usai pertemuan pada Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional. Pertemuan tersebut juga membahas beberapa langkah yang di butuhkan guna menjamin keselamatan misi di plomatik serta staf diplomatik di luar negeri.
“Penyesuaian ini tentunya di lakukan sebagai respons terhadap informasi intelijen baru-baru ini. Yang mana di kumpulkan oleh badan intelijen kami, lalu mengindikasikan adanya upaya dari Korut untuk mengancam para staf diplomatik kami.” Bunyi pernyataan bersama dari dua lembaga itu.
Misi diplomatik yang di targetkan tantunya meliputi kedutaan di Kamboja, Laos serta Vietnam dan konsulat di Vladivostok. Juga Rusia serta kota Shenyang yanga ada di China. Peringatan terorisme juga diklasifikasikan jadi empat tingkatan, yaitu kehati-hatian, perhatian, kewaspadaan, serta parah, yang mana masing-masing mencerminkan tentang sifat ancaman terorisme.
Baca Juga : India Mendeportasi Para Pengungsi Myanmar
Pendorong Adanya Ancaman Teror Karena Pembelotan Warga Korut
Badan Intelijen Nasional Korsel sudah memberikan dukungan pada lembaga-lembaga terkait. Sehubungan dengan adanya indikasi yang mana menunjukkan tentang persiapan serangan terhadap staf diplomatik serta warga negara Korsel di China. Juga Asia Tenggara serta di Timur Tengah. “Korut sudah kerahkan para agennya ke negara-negara ini untuk mengintensifkan pengawasan tersbeut terhadap misi diplomatik Republik Korea. Dan usai terlibat dalam kegiatan-kegiatan tertentu, termasuk juga mengidentifikasi warga negara kami sebagai target dari terorisme,” ungkap badan mata-mata tersebut.
Badan intelijen juga menilai, bahwa tindakan itu di dorong oleh serentetan pembelotan individu-individu elite. Yang mana terdiri dari staf diplomatik, pelajar, pedagang, yang menyimpan rasa kekecewaan terhadap rezim Negara itu. Tren ini juga bertepatan dengan peningkatan signifikan dari jumlah penduduk luar negeri dengan jangka panjang. Yang kembali ke Korut semenjak paruh kedua dari tahun lalu.
“Pejabat dari badan khusus, seperti halnya staf diplomatik senior serta anggota Kementerian Keamanan Negara yang ikut bertanggung jawab. Untuk mengawasi ekspatriat Korut yanga da di luar negeri, dinilai sudah memberikan laporan palsu pada (pemimpin Korut) yaitu Kim Jong-un. Dengan adanya tuduhan bahwa pembelotan itu di atur oleh aktor eksternal. Hal itu untuk menghindari akuntabilitas atas pemisahan diri yang secara sukarela,'” ungkap badan tersebut.
Agar dapat menghadapi masalah tersebut, Korsel juga mengintensifkan tentang upaya intelijennya. Mengingat ancaman dari terorisme itu tidak hanya pada beberapa negara di mana tanda-tanda ancaman teror sudah teridentifikasi. Namun juga ada pada wilayah yang lain scroll-viewport.io.