Saling Sindir Prabowo Subianto Dan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto beradu argumen dengan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat pertama di kantor KPU.
Oposisi calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto pihak yang menjadi gubernur lupa karena proses demokrasi. Padahal, yang menjadi gubernur itu, ucap Prabowo, diusung oposisi. Hal tersebut diungkap Prabowo dalam acara Konsolidasi Relawan Kopi Pagi di Sentul. Prabowo mulanya bicara soal demokrasi dan proses pergantian pemimpin nasional serta daerah.
“Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin saya berdiri di podium ini pada siang ini, Saudara-Saudara sekalian,” ucap Prabowo. Prabowo kemudian menyindir pihak yang menjadi gubernur namun lupa karena demokrasi. Gubernur itu, ucap Prabowo, diusung oleh oposisi yang lazim dalam alam demokrasi.
“Kadang-kadang ada yang lupa, ada yang menjadi gubernur lupa karena demokrasi. Jadi gubernur itu demokrasi, ya kan? Jadi bupati, demokrasi. Apa lagi jadi gubernur yang usung oposisi lagi, Saudara-Saudara sekalian,” ujar Prabowo. “Ya saya terpaksa saya juga nyindir-nyindir dikit. Boleh dong?” tambah Prabowo disambut gemuruh relawan.
Prabowo tak masalah dengan berbagai pendapat, karena merupakan bagian dari demokrasi. Prabowo menegaskan bahwa Indonesia punya demokrasi, meski masih ada kekurangan. “Tapi, Saudara-Saudara, inilah demokrasi, hak menyatakan pendapat. Pendapat saya seperti tadi itu, pendapat saya, dengan segala kekurangan, Indonesia memiliki demokrasi, Saudara-Saudara sekalian,” ucap Prabowo. Prabowo kemudian menyinggung soal kecurangan, pihak yang main-main dengan aturan. Prabowo mencontohkan dalam kompetisi sepak bola.
“Apakah ada orang-orang yang ingin main-main? Ya adalah, ya kan? Kita main sepak bola di kampung saja mau ada yang curang. Bener nggak? Wasit dikejar-kejar,” sebut.Di hadapan relawan yang hadir, Prabowo menegaskan untuk bermain secara bersih dan tidak curang. Prabowo ingin bersama relawan berkampanye secara santun.”Saya minta apabila Saudara-Saudara sungguh-sungguh mendukung saya, marilah kita lanjutkan kampanye kita dengan baik, dengan santun, dengan tidak maki-maki, tidak menghasut, kalaupun dihasut tenang saja,” ucapnya.
Prabowo Sanggah Anies Soal Demokrasi
Sebelumnya, dalam Debat Pilpres 2024 perdana, capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyebut rakyat tidak percaya dengan demokrasi di era pemerintahan sekarang. Prabowo Subianto mengatakan pernyataan Anies berlebihan.
“Mas Anies… Mas Anies… Saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan,” ucap Prabowo di panggung Debat Pilpres 2024 di Kantor KPU, Menteng, Jakarta. Prabowo menyebut ia adalah pihak yang mengusung Anies. Bila demokrasi tidak berjalan, ucap Prabowo, harusnya Anies tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini itu dan ini. Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya mengusung bapak,” ucap Prabowo.”Kalau demokrasi kita tidak berjalan tidak mungkin Anda menjadi gubernur,” tambahnya.
Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas Prabowo Subianto Pilpres 2024
Anies Buka-bukaan Usai Sindir Prabowo
“Tadi ada pertukaran pikiran, pertukaran pandangan, tapi harus saya sampaikan negeri ini harus dijaga di tingkat pimpinan pusat, menjunjung tinggi etika. Tanpa etika dijunjung tinggi maka makin ke jajaran ke bawah maka makin terjadi kerusakan. Bila yang paling puncak kompromi pada soal etika karena ini prinsip dasar. Tadi saya ungkapkan secara serius sekali,” tambahnya.
Anies lantas menggaris bawahi kalau kebebasan berpendapat tidak boleh berkurang. Namun kenyataannya ada pengurangan.
“Tapi ini bagian dari perubahan mengembalikan suasana kebebasan. Seru diskusinya. Prinsip dasarnya, publik bisa melihat dan tadi saya sampaikan teman-teman muda ini kesempatan untuk membandingkan mana yang serius mengembalikan negeri ini menjadi negeri hukum dan mana yang serius menjaga agar kebebasan berpendapat ada dan mana yang serius menjaga etika,” ucap Anies. Debat antara ketiga calon presiden diwarnai saling sindir, termasuk antara Anies dengan Prabowo. Anies menyinggung Prabowo tidak tahan menjadi oposisi.
“Ya tadi saya sampaikan terkait oposisi itu salah satu ciri demokrasi, satu ada kebebasan berpendapat, kedua ada oposisi, ketiga ada pemilih yang adil. Itu kan minmal 3 itu. Dan saya sampaikan oposisi yang dulu ada, sudah nggak ada,” ucapnya.
Pantauan ViewNewz, menurut Anies, UU yang ada tidak diperdebatkan dan dibahas dengan lengkap. Mulai dari UU Cipta Kerja hingga UU Ibu Kota Negara. “Artinya tidak ada proses demokratis, tidak ada kesempatan untuk diperdebatkan terbuka. Setelah jadi UU, baru ramai pro kontra. Dan itu saya sampaikan kualitas ini yang akan kita perbaiki,” ucap Anies.
“Dan menjadi oposisi itu sama-sama terhormat, tapi ada yang nggak tahan jadi oposisi dan nggak tahan itu saya sampaikan dan itu berkontribusi pada penurunan demokrasi kita,” lanjutnya.
Prabowo Menanggapi Jawaban Anies
Menanggapi jawaban Anies, Prabowo mengatakan, “Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mana aja. Jadi saya bertanya, dengan anggaran segitu besar langkah-langkah yg bisa dilakukan untuk dengan riil dalam lima tahun mengurangi polusi juga di mana rakyat Jakarta begitu banyak yang mengalami sakit pernapasan.” “Jadi saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu. Terima kasih,” lanjut Prabowo.
Anies lantas menyindir Prabowo dengan mengatakan ada perbedaan jika berbicara dengan data dan tidak. “Inilah bedanya yang berbicara pakai data dan berbicara pakai fiksi, Saya pakai data,” ucap Anies. Menurut Anies, apabila sumber polutan hanya dari dalam kota, maka dengan jumlah motor dan mobil yang sama, ada hari di mana polusi sangat tinggi dan ada hari di mana polusi sangat rendah. Anies pun berjanji akan menyerahkan gambar satelit terkait hal itu kepada Prabowo.
“Inilah mengapa kita mengambil langkah pakai data dan gunakan saintis untuk terlibat. Kalau tidak pakai itu, maka tidak ada langkah yang benar,” ucap Anies. Anies lantas berjanji pengendalian polusi di Jakarta yang sudah berhasil, akan diteruskan di luar Jakarta jika dirinya terpilih sebagai presiden.
Prabowo | Susah Kalau Salahkan Angin!
Prabowo menanyakan kepemimpinan Anies selama lima tahun di Jakarta dengan anggaran mencapai Rp 80 triliun. Namun, Prabowo menilai Anies sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi. “Pak Prabowo terima kasih atas pertanyaan yang bagus tetapi kurang akurat,” ucap Anies menanggapi.
Anies mencontohkan suatu daerah tidak ada Covid-19 ketika pandemi, lantaran tidak ada alat tes. Menanggapi hal itu, Prabowo menekankan kalau dirinya bertanya soal polusi, bukan soal Covid-19. “Saya tidak tanya Covid, saya tanya polusi,” ucap Prabowo. Anies lantas melanjutkan penjelasannya kalau pemerintah provinsi ketika itu memasang alat pemantau polusi udara. Jika masalah polusi bersumber dari dalam Jakarta, maka konsisten akan selalu kotor.
“Tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa Minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tidak punya KTP, angin tidak punya KTP. Angin itu bergerak dari sana ke sini,” ujar Anies.
“Ketika polutan PLTU mengalir ke Jakarta, maka Jakarta ada indikator polusi udara. Ketika angin bergerak ke Lampung, ke Sumatra, ke Laut Jawa, di sana tidak ada monitor, maka Jakarta pada saat itu bersih. Kalau problem dalam kota saja, maka konsisten tiap waktu kita punya masalah, konsisten tiap waktu ya kita punya masalah polusi,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Anies membeberkan langkah-langkah yang dilakukan, yaitu pengendalian emisi, elektrifikasi kendaraan umum, dan konversi kendaraan umum. Anies mengeklaim jika dulu yang naik kendaraan umum hanya 350 ribu orang per hari, kemudian meningkat menjadi 1 juta orang per hari scroll viewport.io
2 Comments