TNI AU Gagalkan Upaya Pengangkutan Sampel Nikel di Bandara Weda Bay

TNI AU berhasil menggagalkan pengangkutan sampel nikel berbahaya di Bandara Weda Bay demi menjaga keselamatan penerbangan nasional.

TNI-AU-Gagalkan-Upaya-Pengangkutan-Sampel-Nikel-di-Bandara-Weda-Bay

Upaya ini menunjukkan kesiapsiagaan petugas bandara dalam mencegah risiko kebakaran dan memperkuat pengawasan terhadap barang berbahaya. Berikut ini VIEWNEWZ akan memberikan informasi mengenai upaya TNI AU menggagalkan pengangkutan sampel nikel di Bandara Weda Bay demi menjaga keselamatan penerbangan.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Kronologi Penemuan Sampel Nikel Oleh Petugas

Peristiwa ini bermula saat petugas TNI AU yang tergabung dalam Satgas Pengamanan bersama tim Aviation Security (Avsec) melakukan pengawasan rutin di area check-in penerbangan rute Weda Bay–Manado. Pemeriksaan dilakukan secara standar menggunakan mesin X-Ray untuk memastikan tidak ada barang terlarang atau berisiko tinggi yang lolos ke dalam kabin maupun bagasi pesawat.

Saat memindai salah satu bagasi penumpang, petugas melihat citra yang mencurigakan berupa material berbentuk serbuk. Temuan ini langsung ditindaklanjuti dengan prosedur pemeriksaan lanjutan. Demi menjamin komunikasi berjalan lancar, pemeriksaan juga dilakukan dengan pendampingan penerjemah, mengingat adanya potensi perbedaan bahasa antara petugas dan penumpang.

Penumpang yang bersangkutan berinisial MY, diketahui merupakan pegawai salah satu tenant yang bekerja sama dengan PT IWIP. Dari hasil pemeriksaan fisik, petugas menemukan sembilan paket serbuk yang diklaim sebagai sampel nikel untuk keperluan uji bahan.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Ancaman Keselamatan Dari Dangerous Goods Kelas 5

Berdasarkan hasil identifikasi awal, sampel tersebut terdiri dari lima paket nikel tidak murni dan empat paket nikel murni dalam bentuk serbuk. Barang tersebut dikategorikan sebagai Dangerous Goods Kelas 5, yaitu kelompok zat pengoksidasi dan peroksida organik. Jenis zat ini memiliki karakteristik berbahaya karena dapat mempercepat proses pembakaran dengan melepaskan oksigen.

Dalam konteks penerbangan, keberadaan zat pengoksidasi di ruang kargo pesawat sangat berisiko. Jika terjadi peningkatan suhu, gesekan, atau percikan api, zat ini dapat memperbesar skala kebakaran dan menyulitkan proses pemadaman.

Oleh karena itu, regulasi penerbangan internasional dan nasional secara tegas melarang pengangkutan bahan semacam ini tanpa prosedur, kemasan, dan dokumen khusus. Keputusan petugas untuk mengamankan barang tersebut dinilai tepat dan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan yang berlaku.

Baca Juga: Krisis Bantuan Untuk Sumatra, PDIP Bicara Momentum Persatuan Nasional

Peran Sinergi Antarinstansi Dalam Pengamanan

Peran-Sinergi-Antarinstansi-Dalam-Pengamanan

Setelah sampel nikel ditemukan, pihak Satgas TNI AU bersama Avsec segera berkoordinasi dengan maskapai melalui Station Manager. Maskapai kemudian menegaskan bahwa barang tersebut tidak dapat diangkut dalam penerbangan komersial karena berisiko tinggi terhadap keselamatan penumpang dan awak pesawat.

Tidak hanya itu, Imigrasi dan Bea Cukai juga dilibatkan dalam proses penanganan. Keduanya melakukan pemeriksaan dokumen perjalanan milik penumpang sekaligus mengawasi proses pengamanan barang bukti. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai dengan ketentuan hukum dan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Sinergi lintas instansi ini menunjukkan pentingnya kerja sama terpadu dalam menghadapi potensi ancaman di sektor transportasi udara, khususnya di bandara yang melayani kawasan industri strategis.

Komitmen TNI AU Menjaga Standar Keamanan

Kepala Penerangan Lanud Leo Wattimena, Kapten (Sus) M. Luthfi R., menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kesiapsiagaan personel TNI AU yang selalu mengedepankan standar operasional prosedur dalam setiap tugas pengamanan. Menurutnya, bandara bukan hanya gerbang transportasi, melainkan juga objek vital yang harus dilindungi dari berbagai potensi gangguan.

Pengawasan ketat terhadap benda mencurigakan, terutama yang tergolong dangerous goods, adalah bagian dari komitmen TNI AU dalam mendukung keselamatan penerbangan sipil.

Tindakan preventif seperti ini tidak hanya mencegah potensi kecelakaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keamanan di bandara.

Selain itu, pendekatan humanis tetap dikedepankan. Penumpang diberikan penjelasan secara profesional terkait alasan pelarangan barang, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Simak dan ikuti terus berbagai informasi berita-berita terbaru dan terupdate menarik lainnya hanya di VIEWNEWZ.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari detiknews86.com

Similar Posts