Tragedi Gaza 11 Warga Sipil Tewas Dalam Serangan Saat Gencatan Senjata
Tragedi kembali melanda Jalur Gaza, meski gencatan senjata telah disepakati, serangan udara Israel Jumat (17/10) malam menewaskan 11 anggota satu keluarga.

Insiden memilukan ini menambah daftar panjang korban sipil di wilayah Gaza, sekaligus menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas dan komitmen terhadap kesepakatan damai yang baru tercapai. Dunia internasional menanti penjelasan dan pertanggungjawaban atas kejadian ini.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran VIEWNEWZ.
Serangan Udara di Tengah Gencatan Senjata
Pertahanan Sipil Palestina di Gaza melaporkan, Jumat (17/10) malam, serangan udara Israel menewaskan 11 anggota satu keluarga. Kejadian ini terjadi di tengah gencatan senjata yang seharusnya aman bagi warga sipil, menimbulkan kekhawatiran serius terkait kepatuhan kesepakatan damai.
Serangan mematikan itu menargetkan kendaraan keluarga Shaaban tanpa peringatan di lingkungan al-Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza. Penargetan kendaraan sipil tanpa peringatan dalam kondisi gencatan senjata mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional yang berlaku dalam konflik bersenjata.
Insiden ini terjadi sesaat setelah kendaraan tersebut melintasi “garis kuning,” sebuah batas tidak resmi yang memisahkan area di mana pasukan Israel ditempatkan dari area pergerakan warga Palestina di Jalur Gaza. Keberadaan korban di area tersebut seharusnya mendapat perlindungan, apalagi di bawah kesepakatan gencatan senjata.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Korban Sipil Dan Pelanggaran Tanpa Peringatan
Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, membenarkan bahwa kendaraan yang membawa 11 anggota keluarga Shaaban dihantam tanpa peringatan. Di antara para korban terdapat tujuh anak-anak dan dua wanita, yang menegaskan karakter tragis dan tidak proporsional dari serangan ini terhadap warga sipil yang rentan.
Basal mengecam keras serangan tersebut, menekankan adanya opsi lain yang tidak menimbulkan kematian. “Mungkin untuk memperingatkan atau menangani mereka tanpa membahayakan nyawa,” kata Basal, seperti dilansir Anadolu, menyoroti bahwa tindakan ini disengaja dan mengabaikan keselamatan warga sipil.
Ia menambahkan, insiden ini menegaskan bahwa “pendudukan tetap haus darah dan bertekad untuk melakukan kejahatan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.” Tuduhan ini mengindikasikan bahwa serangan itu bukan hanya pelanggaran gencatan senjata. Serangan tersebut juga dianggap sebagai tindakan yang disengaja untuk menimbulkan kerugian pada populasi sipil.
Baca Juga: Perempuan Viral Tuntut Hak Milik Atas Lahan Terdampak
Makna “Garis Kuning” Dan Kesepakatan Gencatan Senjata

Garis kuning merupakan batas tidak resmi yang krusial di Jalur Gaza. Batas ini berfungsi untuk memisahkan area di mana pasukan Israel beroperasi dari area tempat warga Palestina diizinkan untuk bergerak. Keberadaan garis ini seharusnya menjadi mekanisme de-eskalasi, terutama dalam konteks gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh pihak regional dan internasional, mulai berlaku pada 10 Oktober. Salah satu poin penting dari perjanjian ini adalah penarikan parsial Israel dari beberapa daerah di Gaza ke posisi baru di dalam daerah kantong yang dikenal sebagai “garis kuning” tersebut.
Tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk mengurangi ketegangan dan melindungi warga sipil. Namun, serangan yang terjadi di “garis kuning” ini, yang seharusnya menjadi zona relatif aman, secara signifikan merusak kepercayaan terhadap efektivitas dan komitmen kedua belah pihak terhadap kesepakatan yang telah disepakati.
Dampak Berkelanjutan Dan Seruan Keadilan
Sejak Oktober 2023, serangan brutal Israel telah menewaskan hampir 68.000 warga Palestina di Gaza. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, membuat wilayah tersebut sebagian besar tidak layak huni. Insiden terbaru ini menambah penderitaan yang sudah sangat mendalam bagi penduduk Gaza.
Pelanggaran gencatan senjata ini berpotensi merusak upaya perdamaian yang telah susah payah dibangun. Dunia internasional kini dihadapkan pada tugas berat untuk memastikan akuntabilitas dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Tanpa penegakan yang kuat, gencatan senjata hanya akan menjadi janji kosong yang tidak berarti bagi warga sipil.
Komunitas global harus bersatu menyerukan penyelidikan independen dan transparan terhadap insiden ini, serta memastikan bahwa para pelaku dimintai pertanggungjawaban. Hanya dengan begitu, harapan untuk perdamaian yang abadi dan keadilan bagi para korban di Gaza dapat terwujud.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
- Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari tempo.co

