Xi Jinping Kunjungi 3 Negara Asia! Alasan Tak Kunjungi Indonesia
Xi Jinping kunjungi 3 negara Asia Vietnam, Malaysia, dan Kamboja baru-baru ini memicu sorotan tajam dari para pengamat geopolitik.
Pasalnya, Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai mitra strategis Beijing di Asia Tenggara, justru tak masuk dalam daftar kunjungan. Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini sekadar pertimbangan teknis, atau ada pesan diplomatik tersirat?
Banyak analis menilai absennya Indonesia dalam tur regional ini bisa menjadi sinyal perubahan prioritas Beijing dalam peta hubungan luar negerinya, terutama di tengah persaingan global dan dinamika Laut Cina Selatan. Berikut dari VIEWNEWZ yang akan memberikan informasi lengkap secara rinci mengenai Xi Jinping Kunjungi 3 Negara Asia! Alasan Tak Kunjungi Indonesia.
Vietnam, Malaysia, dan Kamboja: Prioritas Baru Beijing
Kunjungan Xi Jinping ke Vietnam dinilai sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral yang selama ini cukup fluktuatif. Meski keduanya memiliki sengketa di Laut Cina Selatan, Tiongkok tampaknya melihat Vietnam sebagai mitra penting dalam stabilitas kawasan dan jalur perdagangan. Kunjungan ini dipenuhi dengan agenda ekonomi dan pertahanan yang menunjukkan pendekatan strategis, bukan sekadar simbolis.
Di Malaysia dan Kamboja, nuansa hubungan tampak lebih “hangat”. Malaysia tengah mempererat kerja sama dalam infrastruktur dan investasi di bawah kerangka Belt and Road Initiative (BRI), sedangkan Kamboja dikenal sebagai sekutu setia Beijing di ASEAN. Kunjungan ini memperkuat kesan bahwa Tiongkok tengah menata ulang peta diplomasi regionalnya, menempatkan negara-negara yang lebih selaras dengan kebijakan luar negerinya di posisi prioritas.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - mau nonton gratis timnas bebas iklan dan gratis? Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Mengapa Indonesia Dilewatkan? Ini Dugaan Pengamat
Ketidakhadiran Indonesia dalam daftar negara yang dikunjungi Xi Jinping memicu berbagai spekulasi. Salah satu analisis menyebutkan bahwa Beijing sedang mengirimkan sinyal diplomatik kepada Jakarta. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai mengambil posisi yang lebih seimbang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, terutama dalam isu Laut Cina Selatan dan pertahanan maritim.
Pengamat hubungan internasional juga menyoroti bahwa Indonesia saat ini lebih berhati-hati dalam menerima investasi asing besar-besaran dari Tiongkok, terutama di sektor strategis. Sikap ini mungkin dinilai Beijing sebagai kurang “kooperatif” dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Maka, melewatkan Indonesia bisa saja merupakan bentuk pesan halus bahwa kerja sama harus dibangun atas dasar saling pengertian dan loyalitas strategis.
Posisi Indonesia dalam Strategi Tiongkok di Asia Tenggara
Meski dilewati dalam tur terbaru ini, Indonesia tetap memiliki posisi penting dalam kalkulasi geopolitik Tiongkok. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan dan kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia adalah pasar raksasa dan mitra dagang yang potensial. Namun, pentingnya posisi tersebut justru membuat hubungan dengan Tiongkok lebih kompleks dan penuh perhitungan.
Indonesia tidak bisa sepenuhnya “didekati” dengan pendekatan yang sama seperti Kamboja atau Laos. Pemerintah Indonesia cenderung menjaga kedaulatan dan tidak ingin terjebak dalam orbit pengaruh kekuatan besar. Di sinilah Tiongkok mungkin menghadapi tantangan, yakni bagaimana menjalin hubungan erat tanpa membuat Indonesia merasa didikte atau ditekan.
Baca Juga:
Dampak Diplomatik untuk Indonesia
Kunjungan yang melewatkan Indonesia bisa menjadi titik evaluasi penting bagi diplomasi luar negeri Indonesia. Apakah pendekatan Jakarta selama ini masih relevan dalam konteks persaingan kekuatan besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat? Apakah perlu ada penyesuaian sikap untuk menjaga posisi strategis di mata mitra utama seperti Tiongkok?
Beberapa pengamat menyarankan agar Indonesia tetap menjaga prinsip non-blok namun lebih aktif dalam memanfaatkan peluang diplomasi ekonomi dan pertahanan. Jika tidak, Indonesia bisa saja kehilangan banyak momentum ketika negara-negara tetangga semakin “mesra” dengan Tiongkok, baik dalam hal investasi, infrastruktur, maupun pengaruh politik regional.
Respons Pemerintah Indonesia
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia mengenai absennya nama Indonesia dalam tur Xi Jinping. Diamnya Jakarta bisa jadi merupakan bentuk diplomasi sunyi strategi menunggu yang tenang namun penuh kalkulasi.
Indonesia memang dikenal tidak reaktif terhadap manuver internasional, lebih memilih merespons dengan hati-hati dan elegan. Namun, publik dan komunitas diplomatik tentu menantikan penjelasan atau setidaknya sikap yang menunjukkan arah kebijakan Indonesia ke depan. Dalam politik luar negeri, tidak ada ruang bagi ketidakpastian. Setiap sinyal harus dijawab, entah dengan pendekatan lunak ataupun langkah strategis yang terukur.
Kesimpulan
Ketidakhadiran Xi Jinping di Jakarta adalah momen reflektif yang penting. Ini bukan sekadar kunjungan yang terlewat, tapi bisa menjadi pertanda bahwa Indonesia perlu menegaskan kembali posisinya dalam percaturan geopolitik kawasan.
Apakah ingin tetap di tengah? Atau mulai memilih sekutu?Yang jelas, dunia sedang bergerak cepat, dan Indonesia tidak bisa selamanya berada di zona nyaman. Di tengah rivalitas dua kekuatan besar, pilihan strategis harus diambil dengan tegas, tanpa mengorbankan kedaulatan nasional. Kini saatnya Indonesia menunjukkan bahwa ia bukan sekadar “dilewati” tetapi tetap berdiri sebagai aktor utama di Asia Tenggara. Ikuti terus informasi berita terbaru dari kami yang terus update setiap harinya di VIEWNEWZ.
Informasi gambar yang kami dapatkan:
- Gambar Pertama dari Sky News
- Gambar Kedua dari CNN Indonesia