Israel Gempur Gaza Meski Perjanjian Gencatan Senjata Telah Diratifikasi

Meskipun perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah disetujui oleh kedua belah pihak, serangan militer di Jalur Gaza tetap berlangsung pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025.

Israel Gempur Gaza Meski Perjanjian Gencatan Senjata Telah Diratifikasi

Serangan Israel ini memperparah kecemasan di wilayah yang sudah lama terjebak dalam pusaran konflik dan ketidakstabilan. Aksi tersebut menimbulkan keraguan besar terhadap komitmen nyata dalam menjalankan kesepakatan damai, yang semakin tampak rapuh di tengah terus berulangnya kekerasan.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran VIEWNEWZ.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Serangan Berlangsung Setelah Ratifikasi Gencatan Senjata

Serangan udara, tembakan artileri, dan ledakan senjata api dilaporkan terjadi di Kota Gaza dan Khan Younis, meski perjanjian resmi telah diratifikasi oleh pemerintah Israel. Selain itu, tank-tank Israel masih terlihat di sepanjang Jalan al-Rashid. Sebuah posisi strategis yang menghalangi kembalinya pengungsi yang sebelumnya mengungsi di wilayah selatan menuju utara Gaza.

Ketentuan perjanjian mengharuskan pasukan Israel untuk mundur dari jalur tersebut dalam waktu 24 jam dan mengizinkan warga yang terlantar untuk kembali ke rumah mereka. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan ketegangan yang belum mereda, memperumit proses pemulihan wilayah.

Pemerintah Israel menyediakan rincian perjanjian gencatan senjata yang baru bocor pada Kamis malam, menyatakan perang akan segera berakhir. Namun, kontradiksi antara kata-kata dan tindakan di lapangan mempertegas realitas konflik yang kompleks.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Reaksi Dan Konfirmasi Para Pihak Terlibat

Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, mengonfirmasi bahwa pihaknya sudah menyetujui perjanjian gencatan senjata tersebut. Ia menyebutkan kesepakatan itu sebagai langkah awal untuk mengakhiri perang yang telah berkepanjangan, berharap memberi kesempatan bagi perdamaian dan pemulihan.

Pihak Israel secara resmi sudah meratifikasi kesepakatan itu dan menantikan pengumuman resmi yang akan disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump dijadwalkan melakukan kunjungan ke Mesir untuk menghadiri upacara penandatanganan resmi sekaligus kunjungan ke Israel pada akhir pekan.

Meskipun begitu, aksi militer yang masih berlangsung mencerminkan kompleksitas konflik di Gaza serta kesulitan implementasi gencatan senjata. Situasi ini menarik perhatian masyarakat internasional yang menyoroti pragmatisme politik dan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Gibran Tanggapi Roy Suryo dan Dokter Tifa Ziarah ke Makam Keluarganya

Dampak Bagi Warga Sipil Dan Pengungsi Gaza

Israel Gempur Gaza Meski Perjanjian Gencatan Senjata Telah Diratifikasi

Serangan Israel yang berlangsung setelah ratifikasi gencatan senjata menyebabkan korban jiwa dan penderitaan bagi warga sipil yang sudah menghadapi kondisi terdampak konflik. Pada hari Kamis sebelumnya, serangan telah menewaskan delapan warga Palestina, semakin memperparah krisis kemanusiaan.

Pengungsi yang sempat mengungsi ke bagian selatan mengalami hambatan untuk kembali ke daerah asal mereka akibat tank Israel yang masih menghuni kawasan strategis. Situasi ini memperburuk kondisi kemanusiaan, menimbulkan rasa ketidakpastian dan ketakutan di kalangan masyarakat.

Organisasi kemanusiaan internasional dan lembaga PBB telah menyerukan agar semua pihak menghormati gencatan senjata demi melindungi warga sipil dan mempercepat proses pemulihan. Perlindungan terhadap warga menjadi prioritas dalam upaya mengakhiri krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

Langkah Diplomasi Dan Harapan Perdamaian

Perjanjian gencatan senjata diharapkan menjadi tonggak awal untuk mengakhiri konflik panjang antara Israel dan Hamas, yang telah menimbulkan banyak korban dan kerusakan. Kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Mesir dan Israel menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen perdamaian di wilayah tersebut.

Para mediator internasional terus mendesak agar kedua belah pihak mematuhi kesepakatan dengan sungguh-sungguh demi menciptakan stabilitas dan mencegah eskalasi kekerasan. Diplomasi menjadi jalan paling realistis untuk mencapai perdamaian abadi di tengah situasi yang penuh dinamika.

Meskipun langkah awal telah diambil, prospek perdamaian masih memerlukan kesabaran dan kerja sama yang intensif dari semua pihak. Keberlanjutan perjanjian bergantung pada kemampuan masing-masing pihak untuk menahan diri dan mewujudkan komitmen dalam tindakan nyata.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari international.sindonews.com
  • Gambar Kedua dari razonpublica.com

Similar Posts