Viral Fenomena Gen Z di AS yang Rela Lakukan Segalanya Demi Pekerjaan

Fenomena viral Gen Z di Amerika Serikat yang rela melakukan segalanya demi mendapatkan pekerjaan menggambarkan tekanan besar dan perubahan nilai dalam dunia kerja modern.

​​Generasi Z di Amerika Serikat menjadi sorotan karena melakukan berbagai cara ekstrem untuk mendapatkan pekerjaan, sebuah fenomena yang menarik perhatian publik dan memicu diskusi tentang tantangan yang dihadapi generasi ini di dunia kerja​.

​Salah satu contoh viral adalah Sam Rabinowitz, seorang Gen Z di AS, yang berdiri di Wall Street dengan poster mencari pekerjaan setelah mengirim ribuan lamaran tanpa hasil. ​Aksi ini kemudian menjadi viral dan menarik banyak perhatian.

Tantangan yang Dihadapi Gen Z di Dunia Kerja

​Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai mendominasi angkatan kerja global. Namun kehadiran mereka juga menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan.

​Survei dari Intelligent, sebuah perusahaan AS. Menunjukkan bahwa 75% perusahaan di Amerika Serikat tidak puas dengan karyawan Gen Z terbaru mereka. ​Ketidakpuasan ini seringkali berujung pada pemutusan hubungan kerja. Dengan enam dari sepuluh perusahaan mengakui telah memecat karyawan muda ini.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

 

Alasan Ketidakpuasan Perusahaan Terhadap Gen Z

Banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai mengungkapkan ketidakpuasan terhadap generasi Z di tempat kerja karena perbedaan nilai, etos kerja, dan ekspektasi yang cukup tajam dibanding generasi sebelumnya.

Salah satu alasan utama adalah gaya kerja Gen Z yang dianggap kurang disiplin dan mudah kehilangan komitmen.

Beberapa manajer mengeluhkan bahwa karyawan muda cenderung cepat bosan. Sering berpindah pekerjaan dalam waktu singkat, dan kurang menghargai hierarki atau otoritas di tempat kerja.

Mereka lebih mengutamakan fleksibilitas dan keseimbangan hidup ketimbang loyalitas jangka panjang terhadap perusahaan.

Selain itu, muncul kebiasaan baru seperti “quiet quitting” (bekerja sekadar memenuhi standar minimum) dan “career catfishing” yang membuat banyak HR merasa sulit mempercayai kandidat dari generasi ini.

Baca Juga: Megawati Ingatkan Generasi Muda Jangan Tergila-Gila Pada AI

Dampak Otomasi AI Terhadap Gen Z

Dampak otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) terhadap Gen Z di dunia kerja sangat signifikan karena mereka adalah generasi pertama yang benar-benar tumbuh bersama teknologi canggih.

Di satu sisi, otomatisasi membawa peluang besar pekerjaan baru bermunculan di bidang analitik data, desain AI, keamanan siber, dan pengembangan perangkat lunak.

Gen Z yang melek digital relatif lebih siap beradaptasi dengan perubahan ini dibanding generasi sebelumnya.

Mereka mampu memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas, menghemat waktu, dan mengekspresikan kreativitas. Misalnya dalam pembuatan konten digital atau pengembangan bisnis daring.

Namun, peluang ini hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki keterampilan digital tinggi. Sehingga kesenjangan antara pekerja yang “tech-savvy” dan yang tertinggal dalam kemampuan teknologi semakin lebar.

Perspektif Gen Z Mengenai Dunia Kerja

Dari perspektif Gen Z, dunia kerja bukan sekadar tempat mencari penghasilan. Melainkan sarana untuk menemukan makna, keseimbangan hidup, dan pengembangan diri.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih menekankan stabilitas karier. Gen Z cenderung menilai pekerjaan berdasarkan nilai personal, fleksibilitas, dan dampak sosialnya.

Mereka ingin bekerja di lingkungan yang terbuka terhadap keberagaman, mendukung kesehatan mental. Serta memungkinkan mereka mengekspresikan identitas dan kreativitas.

Bagi banyak anak muda ini, pekerjaan ideal adalah yang memberi kebebasan waktu, kesempatan belajar hal baru, dan ruang untuk tumbuh tanpa tekanan hierarki yang kaku.

Simak dan ikuti terus berbagai informasi berita-berita terbaru dan update menarik lainnya hanya di VIEWNEWZ.

---