Curhatan Hati Orang Tua Siswa di NTT Makan Bergizi Gratis Berbau Busuk!

Orang tua siswa penerima Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan keluhan serius terkait dengan kualitas makanan yang dibagikan kepada anak-anak mereka. ​

Curhatan Hati Orang Tua Siswa di NTT Makan Bergizi Gratis Berbau Busuk!

Makanan yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Noelbaki ternyata beraroma tidak sedap dan diduga sudah basi.​ Hal ini menjadi perhatian besar bagi orang tua dan pengelola sekolah. Mari kita bahas lebih dalam kasus ini hanya di VIEWNEWZ.

Pengalaman Vincen Missa Tentang c

“Iya betul (basi), ini anak saya dua orang itu kejadiannya di SDK Santo Yoseph Noelbaki,” kata salah satu orangtua siswa, Vincen Missa, pada Rabu (8/1). Vincen mengungkapkan bahwa pengetahuan akan makanan yang di bagikan SPPG Noelbaki itu basi di peroleh dari cerita anak-anaknya, GM dan FM, yang bersekolah di SDK St. Yoseph Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, pada Selasa (7/1) malam.

Vincen menambahkan bahwa bahkan ada siswa lain yang, setelah mengkonsumsi makanan tersebut, sampai muntah dan menangis. “Bisa di bayangkan bagaimana rasanya bagi mereka,” sebut Vincen. Ia kuatir tentang kesehatan anak-anaknya dan berencana untuk menghubungi pihak sekolah mengenai masalah ini.

Cerita Anaknya Tentang Makanan yang Tidak Layak

“Dari cerita anak saya, lauk yang rusak itu karena proses masak sejak tengah malam dan masih panas lalu di tutup sehingga basi,” ungkap Vincen. Dia melanjutkan, “Kedua anak saya mengatakan kalau mereka mengkonsumsi makanan tersebut sekitar pukul 07.00 atau 08.00 Wita saat masuk sekolah.”

“Yang busuk itu ada sayur dan tempe sampai anak-anak tidak makan, yang cerita itu anak yang kecil,” jelas Vincen. Hal ini menunjukkan kekhawatiran yang mendalam bahwa anak-anak tidak hanya terpapar pada masalah kualitas makanan, tetapi juga menghadapi risiko kesehatan yang lebih besar.

Arahan dari Guru Mengenai Makanan yang Sisa

Menghadapi situasi ini, para guru di sekolah memberikan arahan yang jelas kepada siswa. “Kami makan di sekolah, tapi ini tidak sama kayak kemarin Senin (6/1) itu. Ini lauknya sudah basi, tempenya sudah basi. Ibu (guru) suruh lihat yang masih baik boleh makan, tapi yang sudah rasa basi tidak usah makan,” kata Vincen mengulang cerita anaknya.

Pihak sekolah, dalam hal ini, setidaknya memberikan perhatian pada keluhan yang datang dari para siswa. “Atas peristiwa tersebut dari pengakuan GM dan FM terhadap saya, guru di sekolah sampai memberikan arahan jika para siswa merasa makanan yang sudah basi untuk tidak di konsumsi oleh para siswa,” katanya.

Harapan dari Orang Tua Siswa

​Vincen sangat berharap agar di masa depan, para guru di sekolah bisa lebih teliti sebelum memberikan makanan kepada siswa.​ “Saya berharap agar selanjutnya para guru di sekolah bisa lebih dahulu mengecek atau lebih dulu mencoba makanan yang ada sebelum di bagikan dan di konsumsi oleh para siswa,” pintanya. Menurutnya, hal ini penting supaya tidak ada lagi anak-anak yang mengalami masalah seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Selaku orang tua, Vincen merasa sangat khawatir akan kesehatan anak-anaknya. “Karena kasihan nanti anak-anak yang jadi korban,” tambah Vincen lagi. Dia berharap semua pihak bisa bekerja sama untuk memastikan makanan yang di berikan benar-benar aman dan berkualitas demi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Baca Juga: 

Penjelasan dari Pihak Sekolah

Penjelasan dari Pihak Sekolah

Ketika situasi ini memunculkan pertanyaan, seorang guru dari SDK St. Yoseph Noelbaki memberikan penjelasan. “Kemarin (Selasa 7/1) tidak ada (yang basi), makanan kemarin tidak ada yang basi, mungkin hanya aromanya saja. Mungkin waktu mereka packing itu, mungkin sayurnya masih panas sehingga sayur itu yang anak-anak lapor basi. Ternyata tidak (basi),” kata guru tersebut yang enggan di sebutkan namanya.

Dia juga turut merasakannya: “Saya sempat ikut makan, tetapi tidak ada rasa basi sama sekali. Hanya bau (aromanya) saja yang tidak enak.” Hal ini menunjukkan perbedaan persepsi antara orang tua dan pihak sekolah mengenai kualitas makanan yang di bagikan.

Respon Kepala Sekolah Terhadap Keluhan

Marianus Redemtus, selaku Kepala SDK St. ​Yoseph Noelbaki, memberikan tanggapan tegas terkait keluhan tentang makanan yang diduga basi.​ Dia mengatakan, “Jangan sampai ada asumsi yang tidak mendasar. Saya juga belum mendapat informasi tentang adanya makanan bergizi gratis yang di bagikan basi.” Menurutnya, sampai saat ini tidak ada laporan dari orang tua atau siswa mengenai masalah kualitas makanan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah merasa tidak mendapatkan kabar yang akurat mengenai keadaan tersebut. Lebih lanjut, Marianus menekankan pentingnya komunikasi dalam menangani masalah ini. “Tidak ada informasi untuk saya seperti itu, dan saya juga tidak tahu, tidak ada informasi untuk saya seperti itu,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa apabila terdapat masalah, ia akan segera mengambil tindakan untuk menyelesaikannya. Dengan pernyataan ini, Marianus ingin memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman dan aman tentang makanan yang di berikan kepada siswa.

Langkah Pemerintah untuk Memperbaiki Situasi

​Marianus menekankan betapa pentingnya komunikasi antara sekolah dan penyedia Makanan Bergizi Gratis.​ Dia mengatakan, “Jika ada ditemukan makanan yang basi, maka sebagai pimpinan di sekolah, saya akan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan penyedia.” Hal ini menunjukkan bahwa dia sangat peduli dengan kualitas makanan yang diberikan kepada siswa.

Namun, dia juga mengungkapkan bahwa sampai saat ini, mereka belum menerima informasi mengenai masalah tersebut. Ini menjadi perhatian serius, karena makanan yang tidak layak bisa berdampak pada kesehatan anak-anak. Sikap Marianus mencerminkan komitmennya untuk menjaga kualitas dan kesehatan siswa. Dia berharap agar semua keluhan atau masalah yang muncul bisa di tangani dengan baik.

“Saya akan berusaha sebaik mungkin demi kebaikan anak-anak,” tambahnya. Dengan adanya komunikasi yang baik, di harapkan semua pihak bisa bekerja sama untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi.

Kesimpulan

Kejadian ini merupakan pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya kualitas makanan yang di terima siswa dari program Makanan Bergizi Gratis. Orang tua, guru, dan penyedia layanan harus saling berkomunikasi dengan baik untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Ketidakpuasan orang tua siswa terhadap makanan yang di anggap basi harus di tanggapi dengan serius untuk menghindari masalah di masa depan. Keterlibatan semua pihak, termasuk tanggung jawab dari penyedia makanan untuk memastikan kualitasnya, sangat penting agar kejadian seperti ini tidak terulang.

Semoga dengan semua perhatian dan tindakan yang di ambil, anak-anak memperoleh makanan sehat dan bergizi sesuai harapan untuk mendukung perkembangan mereka. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *