Terungkap! Intelijen AS Sebut Kapal Selam Israel Serang Armada Sumud
Pengungkapan intelijen Amerika Serikat terkait operasi militer Israel terhadap Global Sumud Flotilla (GSF) pada September 2025.

Pada 3 Oktober 2025, laporan dari dua pejabat intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan persetujuan langsung untuk serangan terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla (GSF) yang sedang berlabuh di luar pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia.
Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan drone yang diluncurkan dari kapal selam Israel yang beroperasi secara rahasia di Laut Mediterania. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran VIEWNEWZ.
Serangan Drone Dari Kapal Selam
Tujuan dan Dampak Serangan
Serangan ini bertujuan untuk menggagalkan misi kemanusiaan GSF yang berusaha mengirimkan bantuan ke Gaza. Misi ini melibatkan lebih dari 40 kapal dan 500 aktivis dari lebih 44 negara, termasuk aktivis terkenal Greta Thunberg.
Meskipun demikian, serangan ini menimbulkan kecaman internasional dan memicu protes di berbagai negara. Beberapa negara, termasuk Spanyol dan Italia, telah mengaktifkan saluran diplomatik untuk melindungi warganya yang terlibat dalam flotilla tersebut.
Baca Juga: Hamas Akan Kumpulkan Semua Faksi Palestina Di Mesir Untuk Bahas Nasib Gaza
Pernyataan Resmi Israel Flotila Global Sumud

Pemerintah Israel membela tindakan militer terhadap Global Sumud Flotilla dengan menyatakan bahwa operasi tersebut sah dan sesuai dengan hukum internasional.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, flotila tersebut berusaha memasuki zona konflik yang berbahaya dan dapat membahayakan keselamatan.
Israel juga menawarkan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui saluran resmi dan menegaskan bahwa tindakan mereka sesuai dengan hukum internasional.
Selain itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dalam sebuah pernyataan kontroversial, menyebut para aktivis yang terlibat dalam flotila tersebut sebagai “teroris”. Pernyataan ini memicu kecaman dari berbagai kalangan internasional, yang menilai bahwa tindakan tersebut tidak proporsional dan melanggar hak asasi manusia
Reaksi Internasional
Serangan terhadap kapal-kapal GSF telah memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Pemerintah Spanyol, misalnya, mendesak Israel untuk tidak menganggap flotilla sebagai ancaman dan meminta agar tindakan agresif dihentikan.
Selain itu, serangan ini juga meningkatkan ketegangan terkait konflik yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 66.000 kematian sejak serangan Hamas pada Oktober 2023

