Kriminalitas Tiada Akhir Israel Bakar RS Terakhir Gaza 5 Staf Medis Terbakar Hidup-Hidup
Israel Bakar RS Terakhir Gaza Pada tanggal 27 Desember 2024, Rumah Sakit Kamal Adwan, yang terletak di utara Jalur Gaza, menjadi sasaran serangan brutal dari militer Mereka.
Serangan ini sangat merusak, menyebabkan kebakaran di fasilitas medis yang sudah sangat memprihatinkan, berujung pada tewasnya beberapa tenaga medis. Peristiwa ini menggambarkan kondisi genting yang dihadapi oleh sistem kesehatan di Gaza, terutama di tengah konflik yang terus berlanjut. Mari kita bahas lebih dalam hanya di VIEWNEWZ.
Serangan Israel Terhadap RS Gaza
Militer mereka menggempur dan Israel bakar RS terakhir Gaza, yang merupakan satu-satunya rumah sakit yang beroperasi di wilayah tersebut. Serangan tersebut memaksa ratusan orang untuk meninggalkan ruangan yang selama ini menjadi tempat perlindungan bagi para pasien dan korban perang.
“Hari itu adalah hari yang sangat gelap bagi kami,” ungkap Munir al-Bursh, Direktur Kementerian Kesehatan Gaza. “Kami kehilangan kontak dengan staf yang berada di dalam rumah sakit setelah serangan terjadi. Hingga kini, kami tidak mengetahui nasib para pasien yang terjebak di dalamnya.”
Menurut laporan, kebakaran menyebar dengan cepat ke seluruh kompleks rumah sakit. “Kami semua berlari menyelamatkan diri, tetapi banyak dari kami yang tidak dapat melakukannya,” ungkap seorang staf medis yang berhasil selamat. “Kami mendengar teriakan orang-orang yang terjebak.”
Kerugian Manusia yang Dialami Gaza
Setelah serangan yang mengerikan itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lima staf medis tewas terbakar hidup-hidup. Youssef Abu el-Rish, Wakil Menteri Kesehatan Gaza, menyampaikan, “Pasukan Israel telah membakar bagian-bagian penting dari rumah sakit, termasuk ruang bedah dan laboratorium.”
Kekhawatiran semakin meningkat ketika mereka menyadari bahwa banyak pasien yang sakit parah kemungkinan terjebak dalam kebakaran tersebut, menciptakan rasa putus asa di tengah situasi yang sudah sulit. Selain mengakibatkan hilangnya nyawa, kebakaran ini juga menghancurkan semua generator yang biasa digunakan untuk menyediakan listrik darurat di rumah sakit.
Al-Bursh menambahkan dengan nada khawatir, “Tanpa generator, semua pasien akan kehilangan akses ke perangkat medis vital.” Ini menunjukkan betapa parahnya dampak serangan tersebut terhadap fasilitas kesehatan yang sudah rapuh di Gaza, yang tentu saja akan berdampak besar bagi keselamatan pasien dan efektivitas perawatan medis yang diperlukan.
Proses Evakuasi Pasien
Selama serangan yang brutal, pasien dan staf medis di Rumah Sakit Kamal Adwan dipaksa keluar dengan ancaman senjata dari pasukan Israel. Seorang perawat berbagi kisahnya, “Kami diancam agar segera keluar. Kami sama sekali tidak di lindungi, dan situasinya sangat membingungkan.” Kondisi saat itu sangat berbahaya, karena banyak pasien yang dalam keadaan kritis dan tidak bisa di pindahkan dengan aman, membuat situasi semakin mengkhawatirkan.
Setelah keluar dari rumah sakit, para pasien tersebut di pindahkan ke Rumah Sakit Indonesia, namun keadaan di sana juga tidak jauh lebih baik. “Rumah sakit itu sudah tidak fungsional dan tidak memiliki cukup pasokan medis, air, dan obat-obatan,” tambah sang perawat. Keterbatasan ini jelas menunjukkan betapa parahnya kondisi kesehatan di Gaza, di mana banyak orang yang membutuhkan bantuan mendasar justru tidak mendapatkan apa yang mereka perlukan.
Baca Juga: 3 Dokter Undip Jadi Tersangka Pemerasan Dokter Aulia Risma, Kuasa Hukum Minta Dicopot Profesinya!
Latar Belakang Serangan Israel
Serangan ini bukanlah kejadian pertama kali. Sejak awal konflik, Rumah Sakit Kamal Adwan telah menjadi sasaran serangan berulang oleh militer Israel. “Sejak Oktober, rumah sakit ini telah beroperasi di bawah pengepungan yang ketat,” kata al-Bursh. “Kondisi semakin memburuk setiap harinya.”
Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai basis oleh kelompok Hamas. Namun, klaim tersebut tanpa bukti yang kuat. “Klaim itu hanyalah alasan untuk menutupi tindakan kekerasan yang tidak bisa di benarkan terhadap fasilitas kesehatan,” menurut laporan dari berbagai sumber.
Reaksi Kecaman Internasional
Serangan yang terjadi di Rumah Sakit Kamal Adwan membuat banyak negara dan organisasi internasional bereaksi keras. Salah satunya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan keprihatinannya. Juru bicara WHO, Margaret Harris, mengatakan, “Kami sangat khawatir tentang serangan yang menyasar fasilitas medis di Gaza. Ini bukan hanya serangan terhadap sebuah bangunan ini adalah serangan terhadap kemanusiaan, dan itu sangat tidak dapat diterima.”
Ucapan ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari serangan tersebut terhadap kehidupan manusia dan infrastruktur kesehatan yang sudah rentan. Hamas juga tidak tinggal diam dan mengecam keras serangan ini. Mereka menilai bahwa Israel dan sekutunya bertanggung jawab atas penderitaan yang di alami warga sipil di Gaza.
Dalam pernyataannya, Hamas menekankan, “Kita tidak bisa tinggal diam. Tindakan ini adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia.” Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa serangan ini bukan hanya berdampak pada fasilitas medis, tetapi juga menyentuh aspek kemanusiaan dan hak asasi yang seharusnya di lindungi dalam konflik seperti ini.
Kesehatan di Gaza: Sebuah Krisis
Sebelum serangan terbaru terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan, kondisi kesehatan di Gaza sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya terpaksa di tutup karena serangan bombardir militer yang terus berlangsung. Menurut laporan WHO, hanya sedikit fasilitas yang masih bisa beroperasi, dan lebih dari 45.300 warga Palestina telah meninggal akibat langsung dari konflik ini, dengan banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Hal ini membuat situasi semakin genting, di mana ribuan orang membutuhkan perawatan medis mendesak. “Setiap serangan pada fasilitas kesehatan membawa dampak yang lebih luas. Ini mengancam nyawa banyak orang yang membutuhkan perawatan,” ungkap al-Bursh, dengan nada serius.
Perang yang sedang berlangsung di Gaza bukan hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga mengancam kehidupan orang-orang yang seharusnya bisa mendapatkan perawatan dan dukungan medis. Dengan berkurangnya akses ke layanan kesehatan, banyak nyawa yang terancam, dan harapan untuk pemulihan kesehatan masyarakat pun semakin pudar.
Kesimpulan
Serangan militer Israel Bakar RS Terakhir Gaza utara pada 27 Desember 2024 telah menyebabkan kerugian besar, termasuk tewasnya lima staf medis dan kerusakan parah pada fasilitas kesehatan yang sudah sangat terbatas. Rumah sakit ini, yang merupakan satu-satunya yang berfungsi di wilayah tersebut. Telah beroperasi di bawah tekanan hebat selama berminggu-minggu.
Ketika serangan terjadi, banyak pasien dan staf di paksa meninggalkan tempat yang seharusnya menjadi perlindungan bagi mereka. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kesehatan di Gaza yang sudah parah akibat konflik yang berkelanjutan. Reaksi internasional terhadap serangan ini pun sangat keras. Dengan banyak organisasi, termasuk WHO, menyerukan perlindungan bagi fasilitas medis dan warga sipil.
Sementara itu, al-Bursh dari Kementerian Kesehatan Gaza menekankan betapa kritisnya situasi saat ini. Berharap ada perhatian dan tindakan nyata dari komunitas internasional untuk membantu menghentikan kekerasan dan melindungi hak asasi manusia. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.