Presiden Prabowo Kenang Bantuan Rusia, Bukti Persahabatan Sejati
Presiden Prabowo kenang bantuan Uni Soviet saat awal kemerdekaan Indonesia dalam pertemuan resmi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, 19 Juni 2025.
Pernyataan tersebut bukan hanya simbol diplomasi, melainkan juga pengingat bahwa solidaritas internasional pernah menjadi fondasi penting dalam membangun negeri yang baru lepas dari penjajahan.
Di bawah ini VIEWNEWZ akan membahas sejarah panjang dan pentingnya bantuan Rusia kepada Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga dampaknya bagi hubungan bilateral kedua negara.
Bantuan Rusia Untuk Indonesia Merdeka
Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, negara ini tengah berada dalam kondisi yang serba kekurangan. Infrastruktur hancur akibat perang, ekonomi morat-marit, dan Indonesia belum diakui secara luas oleh dunia internasional.
Dalam situasi itulah Uni Soviet, yang kini menjadi Rusia, hadir dengan bantuan nyata kepada bangsa yang baru lahir ini. Bantuan dari Uni Soviet pada waktu itu tidak hanya bersifat moral, melainkan juga material. Uni Soviet menjadi salah satu negara besar pertama yang memberikan pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia.
Lebih dari itu, mereka menyediakan dukungan dalam bentuk pembangunan infrastruktur penting seperti pabrik, rel kereta api, jembatan, dan berbagai fasilitas publik lainnya yang saat ini masih berdiri kokoh di berbagai kota di Indonesia.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa rakyat Indonesia tidak pernah melupakan kontribusi besar ini. “Sampai hari ini tidak hanya di Ibu Kota kami tapi di kota-kota besar kami begitu banyak gedung-gedung besar, jembatan, kereta api, pabrik-pabrik yang besar yang dibangun dengan bantuan Rusia,” tuturnya.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Jejak Fisik Kerja Sama Soviet Indonesia
Banyak peninggalan fisik dari kerja sama antara Indonesia dan Uni Soviet pada dekade 1950-an hingga 1960-an yang masih bisa disaksikan hingga kini. Beberapa contoh nyata antara lain:
- Pembangunan Pabrik Baja Krakatau Steel di Cilegon yang sempat melibatkan insinyur dari Soviet.
- Pelabuhan dan fasilitas industri di Surabaya dan Medan yang ditingkatkan kapabilitasnya dengan peralatan buatan Soviet.
- Infrastruktur transportasi seperti rel kereta api dan jembatan-jembatan besar yang didesain dengan teknologi Soviet.
- Peningkatan kapasitas militer dan pertahanan, termasuk pengadaan jet tempur MIG, kapal selam, dan tank bagian dari modernisasi TNI pada masa Presiden Sukarno.
Kontribusi ini menjadi salah satu fondasi pembangunan ekonomi dan industri Indonesia di era pasca-kolonial. Bahkan beberapa universitas teknik dan politeknik juga menjalin kerja sama akademik dengan lembaga-lembaga pendidikan di Moskow dan Leningrad.
Baca Juga:
Hutang yang Tidak Ditekan, Tapi Tidak Dilupakan
Dalam pidatonya, Prabowo juga secara terbuka membahas soal utang yang pernah dimiliki Indonesia kepada Rusia. Hal ini menunjukkan keterbukaan dan sikap jujur diplomatik yang patut diapresiasi.
“Pada saat Indonesia masih sangat miskin, Rusia membantu meminta kita kembali bayar utang dalam waktu cepat. Tapi akhirnya walaupun berapa puluh tahun tapi kami kembalikan hutang kami pada saat itu,” ujarnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Rusia tidak memaksa Indonesia untuk membayar dalam waktu cepat, Indonesia tetap menunjukkan integritasnya sebagai bangsa berdaulat yang menghargai bantuan dan berusaha menyelesaikan tanggung jawabnya.
Rusia dalam hal ini telah membuktikan bahwa hubungan internasional tak selalu bersifat transaksional. Kadang, kepercayaan dan solidaritaslah yang menjadi kekuatan utama diplomasi sejati.
Masa Depan Hubungan Indonesia Rusia
Pidato Prabowo di hadapan Presiden Putin bukan sekadar nostalgia. Ia membawa pesan strategis bahwa hubungan Indonesia-Rusia masih memiliki potensi besar di masa depan. Dalam dunia multipolar saat ini, Indonesia semakin aktif menjalin hubungan dengan berbagai kekuatan dunia, dan Rusia adalah salah satu mitra penting.
Pengakuan terhadap peran historis Rusia oleh kepala negara Indonesia menjadi sinyal kuat bahwa hubungan kedua negara tidak akan berhenti pada masa lalu, tetapi terus berkembang dalam bentuk kerja sama ekonomi, militer, teknologi, hingga pendidikan.
Indonesia saat ini juga tengah membuka peluang besar di sektor pertahanan, energi, dan pengembangan teknologi strategis. Rusia, dengan pengalamannya sebagai kekuatan global dan rekam jejak kerja sama yang panjang, bisa menjadi mitra yang berharga.
Kesimpulan
Pernyataan Presiden Prabowo tentang bantuan Rusia di masa awal kemerdekaan Indonesia menjadi pengingat kuat bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. Uni Soviet, dan kini Rusia, telah menjadi bagian dari narasi pembangunan Indonesia sejak zaman revolusi.
Jejak kontribusi itu masih terlihat, bukan hanya di gedung-gedung atau jembatan, tetapi juga dalam kesadaran kolektif bangsa Indonesia. Hubungan yang dilandasi oleh kepercayaan dan penghargaan terhadap masa lalu bisa menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun masa depan yang lebih erat dan saling menguntungkan.
Seperti yang dikatakan Prabowo, rakyat Indonesia tidak lupa dan justru karena tidak lupa, hubungan ini terus hidup dan bertumbuh. Simak dan ikuti terus VIEWNEWZ agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang akan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari sinpo.id
- Gambar Kedua dari news.detik.com