Mayat Berserakan di Rio de Janeiro Usai Penggerebekan Geng Narkoba
Setelah penggerebekan besar-besaran terhadap geng narkoba Complexo da Penha, Rio de Janeiro, puluhan mayat berserakan di jalanan.

Di hari Selasa pagi yang sunyi di kawasan favela Complexo do Alemao dan Complexo da Penha, utara kota Rio de Janeiro, Brasil, aparat kepolisian negara bagian melancarkan operasi anti‑narkoba yang terbesar dalam sejarah kota tersebut.
Sekitar 2.500 petugas, termasuk unit khusus, kendaraan lapis baja, dan helikopter, dikerahkan untuk mengepung dan menumpas jaringan kriminal Comando Vermelho yang dikenal sebagai salah satu geng paling kuat dan berpengaruh dalam perdagangan narkoba di kota itu.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran VIEWNEWZ.
Tubuh‑Tubuh Berserakan di Jalanan
Seorang saksi dari komunitas Penha menggambarkan pemandangan yang mengguncang: puluhan mayat yang sebagian besar pria muda, tanpa baju. Diletakkan berjajar di trotoar atau di tengah jalan utama favela.
Korban tampak dalam posisi yang menunjukkan adanya luka tembak di kepala atau punggung. Beberapa dengan tangan terikat, menurut pengamatan lokal.
Sementara otoritas menyebut bahwa operasi ini menargetkan pelaku kriminal yang “melawan” selama penyergapan. Kantor pembela umum negara bagian Rio mencatat jumlah kematian yang jauh lebih tinggi daripada yang diakui pemerintah awalnya hingga 132 orang tewas.
Kritik pun bermunculan yang menuduh bahwa sejumlah korban adalah warga sipil yang tak terlibat dalam kejahatan, dan menyebut kejadian ini sebagai tindakan “pembantaian” oleh aparat.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Reaksi Pemerintah Perang Pada Narkoba
Gubernur Cláudio Castro menyebut bahwa pembantaian tersebut adalah bagian dari usaha memberantas “narco‑terorisme” dan bahwa mereka yakin bahwa semua korban adalah anggota geng atau pendukungnya.
Kepala keamanan negara bagian Rio, Victor Santos. Mengakui angka korban tewas sangat tinggi namun menyebutkan bahwa “tingkat kematian yang tinggi diharapkan tetapi tidak diinginkan”.
Di sisi lain, organisasi hak asasi manusia serta United Nations Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCHR) mengecam keras penggunaan kekuatan yang berlebihan dalam operasi tersebut dan menuntut investigasi menyeluruh atas indikasi eksekusi di luar proses hukum. Termasuk adanya bukti penyiksaaan dan penggunaan senjata tajam di mayat korban.
Baca Juga: BNN Bongkar Sarang Gembong Narkoba Dewi Astutik & Fredy Pratama
Pertanyaan Berat Soal Hukum

Operasi besar ini menimbulkan sejumlah pertanyaan penting bagi sistem hukum dan keamanan Brasil. Pertama, apakah metode operasi telah menghormati hak asasi manusia dan hukum nasional?
Pemerintah menjanjikan investigasi, namun kecepatan dan independensi penyelidikan diragukan oleh banyak pihak.
Kedua, apakah strategi dengan kekerasan dan jumlah korban besar akan menjadi model yang berulang dalam menghadapi geng narkoba. Ataukah akan memicu spiral kekerasan dan pembalasan yang lebih besar di favela‑favela?
Pakar keamanan memperingatkan bahwa operasi besar seperti ini sering memukul anggota tingkat bawah geng. Sementara struktur utama tetap berfungsi di bawah radar.
Kesimpulan
Penggerebekan massal di Rio de Janeiro yang berakhir dengan ratusan kematian dan tubuh‑tubuh yang berserakan di jalanan adalah bab kelam dalam sejarah penegakan hukum di kota tersebut.
Operasi yang dimaksudkan untuk memberantas kejahatan narkoba besar malah memunculkan pertanyaan besar mengenai batasan kekerasan negara dan hak warga terhadap kehidupan dan keadilan.
Komunitas favela menjadi saksi sekaligus korban konflik yang lebih besar antara negara dan jaringan kriminal. Hasilnya bukan hanya lebih sedikit penjahat, tetapi juga luka yang dalam bagi masyarakat yang sudah rentan.
Manfaatkan juga waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
- Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari www.liputan6.com

