Menteri LH Dorong Mataram Tingkatkan Pengolahan Sampah
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mendorong Pemkot Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah.

Langkah ini dianggap penting guna menciptakan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran VIEWNEWZ.
Produksi Sampah Mataram Capai 200 Ton per Hari
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Kota Mataram menghasilkan sekitar 200 ton sampah setiap hari. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 40 ton yang berhasil ditangani melalui pengolahan di TPST Sandubaya dan fasilitas lainnya.
“Saat ini Pemkot Mataram sedang membangun fasilitas tambahan yang nantinya mampu mengolah hingga 120 ton per hari. Jadi, totalnya akan ada 160 ton sampah yang bisa ditangani. Namun masih ada sebagian yang perlu ditingkatkan agar seluruh sampah bisa dikelola dengan baik,” jelas Menteri Hanif.
Ia menegaskan bahwa pengolahan sampah bukan hanya soal teknis, tetapi juga berkaitan dengan komitmen dan sinergi antarlembaga. Pemerintah daerah diharapkan lebih aktif dalam memperkuat sistem pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan sampah secara terpadu.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
TPST Sandubaya Jadi Contoh Fasilitas Pengelolaan Sampah
TPST Sandubaya yang terletak di Kota Mataram dibangun pada Oktober 2023 dengan luas 5.300 meter persegi. Proyek ini didanai pemerintah pusat melalui KLHK dengan anggaran sebesar Rp19,9 miliar. Fasilitas tersebut kini menjadi pusat pengolahan sampah utama yang menampung sekitar 46 ton per hari dari dua kecamatan, yaitu Sandubaya dan Cakranegara. Menteri Hanif menyebut, kehadiran TPST Sandubaya merupakan langkah positif yang perlu dijaga keberlanjutannya.
“TPST Sandubaya bagus dan mudah-mudahan selalu dijaga oleh Pemkot Mataram agar bisa terus melayani pengolahan sampah masyarakat,” ujar Hanif.
Dari total volume yang masuk, sekitar 18 ton merupakan sampah organik, sedangkan 28 ton sisanya adalah sampah plastik atau anorganik, setara dengan 61 persen dari total timbulan. Setelah melalui proses pemilahan, sebagian besar sampah tersebut diolah menjadi pupuk kompos, pakan maggot, hingga produk paving block yang bernilai ekonomi.
Menariknya, dari 46 ton sampah yang masuk setiap hari, hanya sekitar 6 ton residu yang tersisa dan harus dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA). Artinya, tingkat efektivitas pengolahan TPST ini sudah mencapai lebih dari 85 persen.
Baca Juga: Gempa Dahsyat M 7,4 Guncang Filipina, 8 Orang Dilaporkan Tewas
Dorongan Pemerintah Pusat Menuju Pengelolaan Sampah

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Hanif menegaskan bahwa pemerintah pusat siap mendukung penuh upaya penyelesaian timbulan sampah di Kota Mataram. Tujuannya adalah agar 100 persen sampah bisa tertangani melalui berbagai solusi terpadu, baik secara teknis maupun sosial.
“Kami siap membantu Pemkot Mataram dalam mempercepat penyelesaian sisa timbulan sampah. Prinsipnya dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan partisipasi masyarakat,” tegasnya.
Pemerintah pusat, melalui KLHK, juga tengah menyiapkan sejumlah program pendampingan teknis dan peningkatan kapasitas bagi pemerintah daerah untuk mengoptimalkan fasilitas seperti TPST. Selain itu, dukungan juga diberikan dalam bentuk penyediaan peralatan modern dan pembinaan bagi para petugas kebersihan.
Libatkan Masyarakat Melalui Prinsip 3R
Selain membangun infrastruktur pengolahan, Menteri Hanif menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah dari sumbernya. Menurutnya, kesadaran warga menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Pemerintah daerah perlu terus mendorong penerapan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle di tingkat rumah tangga. Dengan begitu, beban yang masuk ke TPST dapat berkurang,” ujarnya.
Langkah sederhana seperti memilah sampah di rumah, memanfaatkan kembali bahan yang masih bisa digunakan, hingga mendaur ulang plastik menjadi produk baru dapat memberikan dampak signifikan.
Sejumlah komunitas di Mataram juga mulai aktif dalam kegiatan daur ulang kreatif, seperti mengubah botol plastik menjadi pot tanaman dan membuat kerajinan tangan berbahan limbah rumah tangga. Pemerintah diharapkan memberikan dukungan agar kegiatan semacam ini bisa tumbuh lebih luas.
Simak dan ikuti terus berbagai informasi berita-berita terbaru dan update menarik lainnya hanya di VIEWNEWZ.

