Pertemuan Prabowo-Putin Ingatkan Peran Historis Rusia Bantu RI
Pertemuan Prabowo-Putin menjadi sebuah momen diplomatik yang tak hanya bersifat strategis, tetapi juga menggugah kembali memori historis yang telah lama tertanam dalam perjalanan bangsa.
Dalam lawatannya ke Moskow pada pertengahan Juni 2025, Prabowo tidak datang sekadar membawa agenda kerja sama pertahanan, namun juga membawa semangat menghormati sejarah dan membangun arah baru hubungan bilateral Indonesia-Rusia VIEWNEWZ.
Diplomasi Bertabur Simbol
Dalam sambutan hangat di Kremlin, Vladimir Putin menyampaikan apresiasi atas kedatangan Prabowo Subianto, yang dalam beberapa bulan ke depan akan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Keduanya membahas beragam isu strategis mulai dari pertahanan, ketahanan pangan, hingga upaya mewujudkan perdamaian di berbagai belahan dunia.
Namun ada satu hal yang membuat pertemuan ini terasa berbeda Prabowo dengan lugas mengingatkan bahwa Rusia memiliki peran historis penting dalam perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.
“Kami tidak pernah lupa bahwa Uni Soviet cikal bakal Rusia saat ini adalah negara yang mendukung penuh kemerdekaan Indonesia di forum internasional,” ujar Prabowo dalam pertemuan itu. Sebuah pengakuan diplomatis yang membawa kita kembali ke masa-masa awal Republik ini berdiri di atas fondasi perjuangan dan pengakuan internasional.
Saat Moskow Jadi Sahabat Awal Republik
Banyak yang lupa, bahwa pada masa-masa genting pasca-Proklamasi 1945. Tidak banyak negara besar yang langsung mengakui kedaulatan Indonesia. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Barat bersikap wait and see, sementara Belanda ngotot untuk kembali menjajah Nusantara melalui agresi militer. Di tengah krisis pengakuan inilah, Uni Soviet tampil sebagai salah satu negara adidaya yang menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia.
Bukan hanya dalam kata-kata, Moskow saat itu secara aktif menyuarakan pembelaan terhadap kemerdekaan Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk PBB. Media Soviet seperti Pravda bahkan secara rutin memberitakan perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme.
Ketika dunia terpecah dalam kutub ideologis Perang Dingin, Indonesia memilih posisi non-blok. Namun tetap mengingat siapa yang pertama kali berani menyuarakan dukungan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Kenang Bantuan Rusia, Bukti Persahabatan Sejati
Membaca Pesan Simbolik Putin
Salah satu momen menarik dalam pertemuan tersebut adalah ketika Putin menyebut Indonesia sebagai mitra penting dalam tatanan dunia multipolar. “Kami menghargai kemandirian Indonesia dalam mengambil keputusan politik luar negeri,” ujar Putin, merujuk pada posisi Indonesia yang netral dalam berbagai konflik global seperti perang di Ukraina.
Ucapan ini bisa dibaca sebagai sinyal bahwa Moskow menghormati Jakarta bukan semata karena kekuatan militernya. Tetapi karena prinsip politik luar negeri Indonesia yang konsisten sejak era Sukarno hingga kini: bebas aktif, tidak memihak. Tetapi juga tidak netral dalam hal nilai-nilai kemanusiaan.
Di saat banyak negara didikte oleh tekanan blok ekonomi atau militer. Indonesia justru menunjukkan bahwa jalan tengah adalah kekuatan, bukan kelemahan. Dan inilah yang membuat Moskow yang kini semakin dikucilkan oleh Barat melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam menata kembali tatanan global yang lebih seimbang.