Rafah Membeku: Netanyahu Tahan Pembukaan Hingga Jenazah Sandera Kembali
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan tegas yang kembali memanaskan ketegangan di perbatasan Gaza.

Penyeberangan Rafah, gerbang utama bagi warga Gaza menuju Mesir, akan tetap tertutup. Keputusan ini diambil Netanyahu sebagai respons langsung terhadap situasi sandera. Pembukaan kembali Rafah kini bergantung pada penyerahan jenazah sandera oleh Hamas, sebuah kondisi yang menambah kompleksitas dalam upaya perdamaian yang sudah rapuh.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi berita luar negeri maupun dalam negeri yang menarik lainnya hanya di seputaran VIEWNEWZ.
Ketegangan di Penyeberangan Rafah
Netanyahu menyatakan pada Sabtu (18/10/2025) bahwa penyeberangan Rafah akan tetap ditutup tanpa batas waktu. Pernyataan ini muncul tak lama setelah Kedutaan Palestina di Mesir mengisyaratkan pembukaannya pada Senin mendatang, yang seharusnya memungkinkan masuknya bantuan dan warga ke Gaza.
Kondisi penutupan Rafah menjadi kunci dalam perundingan gencatan senjata. Ini bukan hanya masalah akses, melainkan juga alat tawar-menawar strategis dalam konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Keputusan ini menunjukkan posisi keras Israel.
Penutupan Rafah memperparah kondisi kemanusiaan di Gaza, sebuah wilayah yang telah lama menghadapi krisis. Sejak Mei 2024, penyeberangan ini sebagian besar ditutup, dan pembukaan terbatasnya selalu menjadi isu sensitif dalam setiap negosiasi.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Dinamika Pertukaran Sandera
Hamas telah mengumumkan akan menyerahkan dua jenazah sandera tambahan pada pukul 22.00 waktu setempat, menjadikan total 12 dari 28 jenazah yang telah dikembalikan. Pengembalian ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera yang dimediasi Amerika Serikat minggu lalu.
Namun, proses pemulangan jenazah korban ini terus menyoroti rapuhnya kesepakatan gencatan senjata yang ada. Ketegangan, perbedaan pandangan, dan tekanan politik antara kedua pihak masih sangat terasa, mengancam kestabilan perdamaian dan keamanan warga sipil yang telah dicapai.
Israel sendiri menuding Hamas terlalu lambat dalam menyerahkan jenazah sandera. Hamas beralasan bahwa sebagian jenazah sulit ditemukan di tengah kehancuran besar akibat perang di Gaza, sehingga menimbulkan hambatan dalam proses tersebut.
Baca Juga: Indonesia Jadi Raja Pasar Modal ASEAN, IHSG Cetak Rekor Baru
Ancaman Terhadap Rencana Perdamaian

Perselisihan mengenai jenazah sandera ini berpotensi menggoyahkan rencana perdamaian 20 poin yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump. Rencana ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang berkepanjangan dan menciptakan stabilitas di kawasan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup setelah dua tahun ditahan. Sebagai imbalannya, hampir 2.000 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel, menunjukkan adanya pertukaran besar.
Israel juga memiliki kewajiban untuk menyerahkan 360 jenazah militan Palestina yang ditahan. Sejauh ini, Israel telah menyerahkan 15 jenazah Palestina untuk setiap jenazah Israel yang diterimanya, sesuai dengan ketentuan pertukaran yang disepakati kedua pihak, sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan dan diplomasi kemanusiaan.
Kondisi Kemanusiaan Dan Harapan Bantuan
Penyeberangan Rafah telah ditutup sejak Mei 2024, kecuali untuk keperluan darurat atau terbatas. Dalam perjanjian gencatan senjata terakhir, Israel setuju untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza, yang tengah menghadapi krisis kelaparan dan kesulitan hidup yang parah bagi warga sipil.
Meskipun Israel mulai mengizinkan bantuan masuk sejak Juli setelah pemutusan pasokan selama 11 minggu pada Maret, jumlahnya masih jauh dari kebutuhan. Program Pangan Dunia PBB (WFP) mencatat bahwa rata-rata hanya 560 ton makanan per hari yang masuk ke Gaza.
Situasi ini menggarisbawahi urgensi pembukaan kembali Rafah dan peningkatan bantuan. Tantangan besar dalam rencana perdamaian Trump, seperti pelucutan senjata Hamas dan pemerintahan Gaza, masih menggantung, menambah ketidakpastian bagi warga di wilayah tersebut.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
- Gambar Pertama dari liputan6.com
- Gambar Kedua dari edition.cnn.com

