Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Tidak Lagi Beroperasi

Gaza Utara memiliki tiga rumah sakit, yang semuanya telah dihentikan layanannya akibat serangan Israel. Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tidak lagi merawat pasien atau yang terluka.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Tidak Lagi Beroperasi

Kata Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian tersebut mencatat bahwa provinsi Gaza Utara memiliki tiga rumah sakit umum, yaitu Kamal Adwan, Beit Hanoon, dan Rumah Sakit Indonesia, yang semuanya telah dihentikan layanannya akibat serangan Israel.

Penutupan Layanan Kesehatan di Rumah Sakit

Pada hari Jumat, tentara Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, tempat banyak warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan. Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya telah dibersihkan dari pasien dan staf dan dibakar habis-habisan oleh tentara Israel minggu lalu.

Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit tersebut. Juga ditangkap oleh pasukan Israel selama penggerebekan mereka di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya minggu lalu. Setelah insiden tersebut, banyak orang yang berada dalam kondisi kritis tidak dapat menerima perawatan yang di perlukan.

Kementerian Kesehatan Gaza menegaskan pentingnya rumah sakit ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bagaimana penutupan tersebut akan semakin memperburuk situasi kesehatan.

Kondisi Dr. Hussam Abu Safia

Pada hari Sabtu, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengunggah di X bahwa lembaga tersebut belum menerima “pembaruan apa pun mengenai keselamatan dan kesejahteraan” Abu Safia yang berusia 51 tahun. Berita mengenai hilangnya Dr. Hussam menjadi perhatian publik dan menambah kecemasan mengenai keamanan para profesional kesehatan lainnya di Gaza.

Penangkapan ini menunjukkan potret kekacauan yang terjadi di lapangan. Di mana para tenaga medis berisiko tinggi hanya untuk menjalankan tugas mereka. Perintah evakuasi terpisah juga telah di keluarkan untuk Rumah Sakit al-Awda di Jabalia. Menurut Hani Mahmoud dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

Layanan kesehatan di Jalur Gaza telah terdesak ke ambang kehancuran di tengah serangan berulang kali oleh pasukan Israel. Termasuk penghancuran Rumah Sakit Kamal Adwan minggu lalu.

Pemindahan Pasien dan Program Kesehatan

Banyak dari mereka yang di rawat atau mencari perlindungan di kedua rumah sakit tersebut berasal dari Rumah Sakit Kamal Adwan yang hancur. “Kita berbicara tentang orang-orang yang berada dalam kondisi yang sangat kritis,” katanya. “Mereka perlu di pasangi peralatan medis, dan beberapa dari mereka mengalami cedera parah.” Gambar-gambar dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara menunjukkan anak-anak di antara pasien yang terluka parah.

Mahmoud juga melaporkan bahwa otoritas Israel telah memblokir “segala bentuk koordinasi” antara staf rumah sakit dan organisasi kemanusiaan independen seperti Bulan Sabit Merah. Munculnya penghalangan ini menunjukkan bahwa situasi di lapangan tidak hanya berkaitan dengan serangan fisik. Tetapi juga usaha untuk menyediakan bantuan dan pelayanan medis yang di perlukan.

Pembelaan Israel Atas Serangan Fasilitas Medis

Israel telah membela serangannya terhadap fasilitas medis dengan mengatakan bahwa fasilitas tersebut digunakan oleh kelompok bersenjata Palestina. Tetapi PBB sering mempertanyakan kebenaran klaim tersebut. Pada hari Jumat, duta besar Israel untuk PBB di Jenewa, Daniel Meron. Mengunggah di media sosial sebuah surat yang ia kirim ke PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Ia menyatakan bahwa penggerebekan di Rumah Sakit Kamal Adwan seminggu yang lalu “dipicu oleh bukti yang tak terbantahkan” bahwa kelompok bersenjata Palestina menggunakan rumah sakit tersebut. Ia mengatakan pasukan Israel telah mengambil “tindakan luar biasa untuk melindungi kehidupan warga sipil sambil bertindak berdasarkan informasi intelijen yang kredibel”.

Namun, tuduhan-tuduhan ini sering kali di perdebatkan dalam forum internasional, dan banyak pihak menuntut bukti yang lebih jelas mengenai klaim tersebut.

Baca Juga:

Penargetan Sistemik Terhadap Fasilitas Kesehatan

Penargetan Sistemik terhadap Fasilitas Kesehatan

Penargetan Israel terhadap fasilitas medis di Gaza mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat. Di mana para pejabat PBB memohon perlindungan terhadap rumah sakit.

Pada pertemuan tersebut, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan Israel telah gagal membuktikan banyak klaimnya bahwa fasilitas tersebut di gunakan oleh para pejuang di Gaza. Dan menggambarkan tuduhan tersebut sebagai “sering kali tidak jelas dan luas” serta dalam beberapa kasus “tampaknya bertentangan dengan informasi yang tersedia untuk umum”.

Turk menyerukan penyelidikan independen terhadap semua serangan Israel terhadap fasilitas medis dan pekerja perawatan kesehatan di Gaza. Serta dugaan penyalahgunaan fasilitas tersebut. Permintaan ini menggambarkan kekhawatiran global terhadap serangan yang terus berlanjut dan perlunya penegakan hukum internasional di wilayah konflik.

Dampak Serangan Terhadap Warga Palestina

Rik Peeperkorn dari WHO mendesak Israel untuk segera mencabut perintah evakuasi terhadap Rumah Sakit Indonesia dan Al-Awda. “Mereka berjuang untuk tetap buka. Makanan, air, dan bahan bakar menipis dengan cepat,” katanya dalam pertemuan DK PBB. Rumah sakit tersebut telah kekurangan banyak obat-obatan penting selama 85 hari terakhir di tengah serangan Israel yang kembali terjadi di Gaza utara.

Peeperkorn juga mengungkapkan keprihatinan terhadap nasib direktur Rumah Sakit Kamal Adwan. Dr. Hussam Abu Safia, yang di tangkap oleh Israel minggu lalu. “Kami kehilangan kontak dengannya sejak saat itu dan menyerukan pembebasannya segera,” kata Peeperkorn. Situasi ini semakin memperburuk kondisi medis di Gaza, di mana banyak pasien kritis terpaksa tidak mendapatkan perawatan yang berarti.

Serangan yang Berlanjut dan Korban Jiwa

Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan jumlah korban terus meningkat. Meskipun banyak laporan yang menyebutkan mengenai kerugian di sektor kesehatan, serangan Israel terus berlangsung tanpa terlihat ada tanda-tanda mereda. Menurut laporan, pasukan Israel terus membombardir wilayah di seluruh Gaza. Menewaskan sedikitnya 41 orang di seluruh Gaza sejak fajar pada hari Sabtu. Termasuk 27 orang di wilayah utara jalur tersebut, menurut pertahanan sipil Gaza.

Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah pada hari Sabtu, menewaskan sebelas anggota keluarga, termasuk tujuh anak-anak di Kota Gaza utara. “Rumah yang menjadi tempat tinggal sejumlah pengungsi hancur total,” kata juru bicara pertahanan sipil Mahmoud Basal. Beberapa orang juga terluka setelah jet tempur Israel mengebom tenda-tenda yang menampung warga Palestina. Yang mengungsi di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah.

Kesimpulan

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.658 warga Palestina dan melukai 108.583 orang sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan sekitar 250 lainnya di tawan. ​Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Dan tindakan internasional yang mendesak di perlukan untuk melindungi hak-hak asasi manusia serta memberikan akses kepada bantuan kemanusiaan di wilayah yang berperang ini.​

Masyarakat global harus menyaksikan dan menyoroti tragedi yang terjadi di Gaza sebagai langkah awal untuk mendorong perubahan positif. Perlunya kolaborasi dan tindakan bersama agar keadilan dapat di tegakkan dan mencegah kerugian lebih lanjut di masa depan adalah penting.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *