Tarik Ulur Legalisasi Kasino di Indonesia: Solusi Ekonomi Atau Ancaman Sosial?

Wacana legalisasi kasino kembali mencuat di Indonesia, memicu perdebatan sengit di tengah masyarakat tentang dampak ekonomi dan sosialnya.

Tarik Ulur Legalisasi Kasino di Indonesia: Solusi Ekonomi Atau Ancaman Sosial?

Perdebatan mengenai legalisasi kasino pun mencuat, memunculkan dua kubu dengan pandangan berbeda. Sebagian melihatnya sebagai peluang ekonomi besar bagi negara, sementara yang lain khawatir terhadap dampak sosial yang bisa ditimbulkan.

Diskusi publik bertajuk Legalisasi Kasino di Indonesia yang digelar Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) pada Sabtu 7 Juni 2025 menjadi ajang adu argumen antara pihak pro dan kontra. Di bawah ini VIEWNEWZ akan membahas pandangan yang saling bertentangan dari para tokoh terkait isu sensitif ini.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Penolakan Tegas Dari Anggota DPR

Anggota Komisi III DPR, Hasbiallah Ilyas, secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap legalisasi kasino di Indonesia. Menurutnya, langkah ini belum relevan untuk diterapkan mengingat kondisi sosial, budaya, dan keagamaan masyarakat Indonesia yang sangat berbeda dibanding negara-negara yang telah melegalkan praktik serupa.

“Belum waktunya kita untuk melegalkan kasino di Indonesia. Karena potensi keuangan yang kita bisa ambil banyak dari sektor-sektor lain,” tegas Hasbiallah.

Ia membandingkan dengan Uni Emirat Arab, di mana perjudian memang dilegalkan namun dengan segmentasi yang sangat spesifik. Di sana, mayoritas pemain kasino adalah warga negara asing, sementara masyarakat lokal nyaris tidak terlibat langsung dalam aktivitas perjudian. Bahkan prostitusi terselubung pun hadir sebagai bagian dari ekosistem hiburan negara tersebut.

“Kalau di Emirat itu wanita-wanita prostitusi rata-rata dari Eropa Timur, begitu juga yang main judi di situ mayoritas orang Israel,” tambahnya. Ia menilai kondisi ini tidak bisa dijadikan acuan karena Indonesia memiliki nilai-nilai budaya dan norma yang jauh berbeda.

Menurut Hasbiallah, apabila kasino dilegalkan di Indonesia, potensi kerusakan sosial justru semakin terbuka lebar. Ia menyebut bahwa tingkat kesadaran dan edukasi masyarakat tentang perjudian masih minim, sehingga bukan tidak mungkin rakyat Indonesia sendiri yang akan menjadi konsumen utama kasino, bukan wisatawan asing seperti yang diharapkan.

“Orang Indonesia sendiri yang main, yah tambah rusak, itu maksud saya. Karena kesadaran pemikiran orang kita belum ada,” ujarnya, menekankan perlunya pendekatan yang lebih hati-hati.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Kasino Bisa Lunasi Utang Negara

Tarik Ulur Legalisasi Kasino di Indonesia: Solusi Ekonomi Atau Ancaman Sosial?

Berbeda dengan Hasbiallah, ekonom Benny Batara Hutabarat atau yang akrab disapa Bennix, justru melihat potensi besar dari legalisasi kasino untuk mendongkrak pendapatan negara. Dalam forum diskusi yang sama, ia menyatakan bahwa legalisasi kasino bisa menjadi terobosan untuk mengatasi beban utang negara.

“Kalau kita legalkan judi kasino, utang Indonesia lunas, selesai,” kata Bennix dengan nada optimis.

Ia menyoroti fakta bahwa saat ini praktik judi ilegal tetap berlangsung secara masif, namun keuntungan ekonomi justru masuk ke kantong oknum tertentu, termasuk aparat penegak hukum. Dengan legalisasi, menurutnya, dana hasil perjudian bisa masuk ke kas negara melalui pajak resmi, sehingga lebih transparan dan akuntabel.

“Kalau judi itu legal, duit masuk ke Kementerian Keuangan, Ditjen Pajak. Tapi kalau judi itu ilegal, duit masuk ke aparat. Pilihannya, kita mau percaya siapa hari ini?” ungkapnya.

Bennix juga menekankan bahwa legalisasi kasino harus dibedakan dari perjudian online yang saat ini banyak menyasar kalangan menengah ke bawah. Ia menyebut praktik di Kamboja sebagai contoh, di mana perjudian online justru menyasar buruh, tukang ojek, hingga pedagang kecil melalui perangkat mobile.

“Kalau judi kasino itu kan ada fisiknya, kita harus beli tiket pesawat, kita harus beli kamar hotel, yang sudah pasti segmentasi pasarnya menengah ke atas,” jelasnya.

Baca Juga:

Antara Harapan dan Kekhawatiran

Wacana legalisasi kasino memang bukan hal baru, namun perdebatan ini kembali relevan ketika dikaitkan dengan upaya pemerintah mencari sumber pemasukan alternatif. Di satu sisi, Indonesia membutuhkan strategi kreatif dalam mengatasi defisit anggaran dan membayar utang negara.

Namun di sisi lain, budaya, moralitas, dan kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan isu ini sangat sensitif. Sebagian pihak berargumen bahwa legalisasi kasino tidak harus berarti membiarkan perjudian merajalela.

Dengan regulasi yang ketat, lokasi yang terbatas, dan sistem pengawasan yang profesional, legalisasi bisa dikendalikan demi manfaat ekonomi maksimal. Banyak negara seperti Singapura, Korea Selatan, hingga Jepang berhasil menjadikan kasino sebagai daya tarik pariwisata tanpa merusak tatanan sosial mereka.

Namun, skeptisisme terhadap kemampuan Indonesia dalam menerapkan regulasi yang efektif dan bebas dari korupsi juga menjadi alasan kuat dari kubu penentang. Mereka khawatir jika dilegalkan, kasino hanya akan menjadi ladang baru bagi praktik-praktik manipulatif, seperti pencucian uang, penyalahgunaan wewenang, hingga eksploitasi masyarakat kelas bawah yang tergiur mimpi instan.

Kesimpulan

Debat mengenai legalisasi kasino di Indonesia adalah gambaran nyata tarik-ulur antara idealisme moral dan pragmatisme ekonomi. Di satu sisi, ada kebutuhan mendesak untuk memperluas sumber pendapatan negara. Di sisi lain, ada kekhawatiran terhadap kerusakan sosial dan kerentanan budaya masyarakat Indonesia.

Alih-alih tergesa-gesa mengambil keputusan, pendekatan paling bijak saat ini adalah membuka ruang dialog yang lebih luas, melibatkan berbagai unsur masyarakat dari akademisi, tokoh agama, hingga pelaku industri pariwisata. Regulasi yang matang, segmentasi pasar yang jelas, serta pengawasan yang ketat menjadi syarat mutlak jika wacana ini ingin benar-benar diwujudkan.

Apakah Indonesia siap? Atau, seperti yang dikatakan Hasbiallah Ilyas, “belum waktunya”? Jawabannya kini berada di tangan para pembuat kebijakan dan kesadaran kolektif masyarakat Indonesia sendiri. Simak dan ikuti terus VIEWNEWZ agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.merahputih.com
  2. Gambar Kedua dari joglosemarnews.com

Similar Posts