Ratusan Tentara Korea Utara Tewas Saat Mencoba Gempur Ukraina

Ratusan anggota tentara korea utara tewas saat mencoba gempur ukraina keterlibatan dalam konflik Perang di Ukraina telah menjadi sorotan perhatian internasional.

Ratusan Tentara Korea Utara Tewas Saat Mencoba Gempur Ukraina

Sejak Oktober 2024, laporan-laporan menyebutkan bahwa ratusan tentara Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran yang intens di sisi garis depan Rusia, terutama di wilayah Kursk, yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina. VIEWNEWZ akan membahas konteks keterlibatan Korea Utara dalam perang Ukraina, tantangan yang di hadapinya, serta dampak dari kehadiran mereka di medan perang.

Latar Belakang Keterlibatan Korea Utara

Sejak awal invasi Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022, berbagai negara telah memberikan sumbangsih kepada kedua belah pihak, dengan Korea Utara mengambil posisi yang khas. Pada tahun 2024, muncul laporan bahwa Korea Utara mulai mengirimkan tentara dan peralatan ke Rusia untuk mendukung usaha bagi tentara Rusia yang terjebak dalam konflik berkepanjangan ini. Lebih dari 10,000 tentara Korea Utara di laporkan sudah di persiapkan untuk bertugas, dengan tujuan memberikan dukungan taktis bagi pasukan Rusia yang berjuang melawan Ukraina.

Korea Utara, yang di kenal sebagai negara dengan kekuatan militer yang besar, memiliki lebih dari 1.2 juta tentara aktif. Meskipun angka yang mengesankan tersebut, tentara Korea Utara tidak memiliki pengalaman nyata dalam pertempuran modern, yang membawa tantangan tambahan selama berpartisipasi dalam konflik yang kompleks seperti yang terjadi di Ukraina.

Penjagaan dan Pelatihan Tentara Korea Utara

Dalam beberapa laporan, tentara Korea Utara yang di kirim ke Rusia terdiri dari unit-unit elit, termasuk “Storm Corps” yang di kenal memiliki pelatihan superior dalam taktik infiltrasi dan sabotase. Menurut para analis, unit ini adalah salah satu yang terbaik dalam angkatan bersenjata Korea Utara, yang dapat memberikan keuntungan taktis bagi Rusia di medan perang.

Namun, tantangan terbesar yang di hadapi tentara Korea Utara adalah kurangnya pengalaman dalam menghadapi situasi pertempuran nyata. Terutama mengingat penggunaan teknologi modern, seperti drone dan sistem senjata canggih lainnya yang makin umum di gunakan di Ukraina.

Proses pelatihan yang di berikan oleh Rusia termasuk taktik dasar yang berkaitan dengan pengoperasian artileri, UAV, dan aksi infanteri. Menurut otoritas militer, pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan tentara Korea Utara dalam menghadapi ancaman modern dan meningkatkan kemampuan mereka di medan tempur, meski pelatihan ini tidak bisa sepenuhnya menutupi kekurangan pengalaman.

Baca Juga: 18 Anggota Polisi Diamankan Terkait Dugaan Pemerasan di DWP 2024

Pertempuran di Wilayah Kursk

Pertempuran di Wilayah Kursk

Setelah periode pelatihan, tentara Korea Utara mulai terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk, di mana mereka menghadapi tentara Ukraina yang telah berjuang keras untuk mempertahankan posisi mereka. Meskipun pasukan Korea Utara memiliki basis kekuatan yang besar secara kuantitatif, laporan dari Ukraina menunjukkan bahwa mereka dengan cepat menghadapi kesulitan. Dalam satu pekan pertempuran, di perkirakan lebih dari 100 tentara Korea Utara tewas atau mengalami luka-luka.

Salah satu penyebab utama dari tingginya korban jiwa adalah ketidakcocokan dengan taktik modern yang di gunakan oleh tentara Ukraina. Banyak tentara Korea Utara terlihat menggunakan taktik infanteri tradisional. Yang tidak lagi efisien di medan perang modern, di mana drone dan artileri canggih membuat posisi terbuka menjadi target yang mudah. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan sistem komunikasi dan taktik tempur yang dikuasai oleh tentara Ukraina.

Kehilangan tentara Korea Utara dalam angkatan bersenjatanya juga berdampak pada komando dan kontrol. Ketidakpahaman tentang medan yang baru, ditambah dengan rendahnya penguasaan bahasa antara pasukan Korea Utara dan Rusia, membuat koordinasi dalam pertempuran menjadi sangat sulit. Dalam pertemuan di tempat, sejumlah pejabat militer Rusia dilaporkan mengungkapkan keluhan tentang kemampuan tentara Korea Utara, menyebut mereka lebih sering menjadi beban daripada aset.

Motivasi di Balik Keterlibatan

Keterlibatan Korea Utara dalam perang Ukraina bukan hanya tentang kekuatan militer, tetapi juga berkaitan dengan aspek politik dan ekonomi. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, melihat kesempatan. Ini sebagai jalan untuk memperoleh teknologi militer serta pengalaman bagi tentara mereka yang selama ini terisolasi. Saat posisi Rusia dalam perang semakin terdesak, dukungan dari Korea Utara bisa memberi sedikit semangat bagi Moskow.

Namun, ada juga keuntungan finansial yang signifikan bagi Korea Utara. Melalui pengiriman pasukan, Korea Utara dapat memperoleh antara $2,000 hingga $3,000 per tentara per bulan dari Rusia. Uang ini yang akan digunakan untuk mendukung perekonomian negara yang parah yang selama ini terguncang akibat berbagai sanksi internasional. Selain itu, Korea Utara dapat kembali ke jalur pasokan teknologi militer dari Rusia yang mungkin tidak akan mereka dapatkan dari negara-negara lain.

Reaksi Internasional dan Dampak pada Hubungan Geopolitik

Dukungan Korea Utara untuk Rusia tidak hanya berdampak pada hubungan militer antara kedua negara. Tetapi juga menciptakan dampak yang lebih luas dalam konteks hubungan internasional. Negara-negara di kawasan, terutama Korea Selatan, telah mengecam keterlibatan Korea Utara. Dalam perang ini sebagai ancaman langsung terhadap keamanan mereka sendiri.

Dalam beberapa kasus, pejabat Korea Selatan menyatakan mengkhawatirkan bahwa keterlibatan tentara Korea Utara di Ukraina dapat mengubah keseimbangan kekuatan. Di Semenanjung Korea dan memicu perlombaan senjata baru di kawasan tersebut.

Sementara itu, reaksi dari negara-negara lain, termasuk AS dan negara-negara Eropa, juga berpotensi mempengaruhi di namika hubungan. Antara Korea Utara dan Rusia sejumlah negara telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam kerjasama militer antara Pyongyang dan Moskow. Menyatakan bahwa ini melanggar sanksi-sanksi yang di terapkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Berbagai sanksi baru juga di terapkan terhadap individu dan entitas yang terkait dengan dukungan militer Korea Utara terhadap Rusia. Dengan situasi internasional yang memburuk, Rusia dan Korea Utara semakin memperkuat kerjasama mereka dalam menghadapi tekanan internasional. Menambah ketegangan yang ada dan risiko kemungkinan konfrontasi lebih lanjut baik di kawasan Asia maupun tingkat global.

Kesimpulan

Keterlibatan Korea Utara dalam konflik di Ukraina menandai sebuah babak baru dalam sejarah militer negara tersebut. Dengan mengirimkan ratusan tentara ke medan perang yang sudah di penuhi dengan tantangan modern. Mereka berusaha tak hanya untuk mendukung Rusia, tetapi juga untuk mendapatkan pengalaman krusial dalam perang modern yang belum pernah mereka hadapi.

​Namun, korban yang telah di alami jelas menunjukkan bahwa tentara Korea Utara mungkin tidak siap untuk menghadapi tantangan. Yang kompleks di medan perang sementara itu, implikasi dari keterlibatan ini akan terus meluas. Mempengaruhi keseimbangan kekuatan di Asia dan hubungan internasional global yang lebih luas.

Ini menggarisbawahi pentingnya memahami bagaimana dinamika dalam perang Ukraina dapat menciptakan dampak jauh dari medan perang itu sendiri. Membuat dunia menyaksikan dengan penuh perhatian sambil memikirkan langkah selanjutnya dalam tatanan global yang terus berubah ini.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengekspor lebih banayak lagi tentang BERITA VIRAL.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *