Tentara Israel Bunuh Sandera, Dunia Murka
Dunia murka usai tentara Israel melakukan serangkaian penembakan yang membabi buta termasuk tiga sandera yang mengibarkan bendera putih. Sandera tersebut merupakan warga Israel yang semestinya diselamatkan tentara Israel.
Penembakan itu terjadi padai Jumat. Pihak Tentara Pertahanan Israel (IDF) mengakui hal itu terjadi karena IDF keliru mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.
Klaim Tentara Israel Tak Sengaja, Tewaskan Warga yang Jadi Sandera
Pantauan ViewNewz, Pasukan tentara Israel tak sengaja menembak mati tiga sandera Israel yang ditawan kelompok Hamas di Gaza. Ketiga sandera meninggal dunia usai ditembak.
Penyerangan dilakukan Jumat. Penembakan terjadi karena tentara-tentara Israel “secara keliru” mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.
“Selama pertempuran di Shejaiya, tentara-tentara Israel secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, tentara menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh,” kata militer Israel
“Tentara Israel segera meninjau ulang insiden tersebut… Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut telah diambil, yang kemudian diteruskan ke seluruh pasukan tentara Israel di lapangan,” tambah militer Israel. Militer Israel juga menyampaikan “penyesalan mendalam atas insiden tragis tersebut.”
Militer Israel mengidentifikasi kedua sandera yang tewas ditembak itu sebagai Yotam Haim, yang diculik dari Kibbutz Kfar Aza selama serangan Hamas pada 7 Oktober, dan Samer El-Talalqa, yang diculik dari Kibbutz Nir Am. Ketiga identitas sandera dirahasiakan militer Israel atas permintaan keluarga. Hamas diketahui menculik sekitar 250 sandera selama serangan 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan 1.139 orang, menurut angka resmi otoritas Israel.
Serangan balasan Israel terhadap kelompok tersebut telah menewaskan lebih dari 18.700 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut. Pemerintah Israel telah berulang kali menyatakan bahwa memulangkan semua sandera adalah salah satu tujuan utama perang.
Baca Juga: Semakin Banyak Negara Kecam IsraelĀ
Ratusan Warga Hadiri Pemakaman Sandera yang Dibunuh Tentara Israel
Ratusan warga Israel pada hari Minggu, menghadiri pemakaman salah seorang dari tiga sandera yang dibunuh secara tidak sengaja oleh tentara Israel (IDF). Alon Lulu Shamriz, yang berusia 26 tahun dan berasal dari Kibbutz Kfar Azza, dibunuh bersama dua sandera lain yang juga berusia 20-an, di wilayah Shijaiyah, Kota Gaza.
Pasukan IDF di sana telah terlibat pertempuran sengit dengan Hamas. Ketiga sandera ini termasuk di antara lebih dari 240 orang yang diculik dalam serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
Sekutu Dekat Israel Tingkatkan Seruan Gencatan Senjata
Pemerintah Israel kini menghadapi seruan kuat dari beberapa sekutu terdekatnya di Eropa dan juga dari para demonstran di dalam negeri, untuk melakukan gencatan senjata. Seruan ini semakin mengemuka setelah serangkaian insiden penembakan, termasuk penembakan tiga sandera yang sebelumnya telah melambai-lambaikan bendera putih. Seluruh kejadian ini menambah keprihatinan tentang sikap Israel dalam perang yang sudah berlangsung selama sepuluh minggu di Gaza.
Israel juga menghadapi tekanan untuk mengurangi operasi tempur berskala besar di Gaza ketika Menteri Pertahanan Amerika Llyod Austin melawat ke Israel pekan ini, mengingat Amerika telah dengan tegas mengatakan semakin tidak nyaman dengan jatuhnya korban sipil; meskipun masih tetap memberi dukungan militer dan diplomatik yang penting pada Israel.
85% Warga Gaza Sudah Mengungsi, Lebih 19.000 Tewas
Pertempuran di darat dan udara telah menghancurkan sebagian besar wilayah utara Gaza, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa hampir seluruh warga di bagian utara mengungsi ke bagian selatan, yang kini juga terkepung. Banyak warga yang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang sudah sangat padat.
Saat ini sekitar 1,9 juta warga Palestina, atau berarti hampir 85% populasi Gaza, telah meninggalkan rumah mereka. Warga bertahan hidup hanya dengan sedikit bantuan kemanusiaan. Israel mengatakan mulai hari Minggu ini, truk-truk bantuan PBB akan dapat memasuki Gaza dari lokasi kedua, yaitu Kerem Shalom.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikendalikan oleh Hamas, mengatakan lebih dari 18.700 warga tewas akibat serangan-serangan Israel ke wilayah itu. Namun data jumlah korban belum lagi dapat diperbarui sejak terjadinya pemutusan jaringan komunikasi. Angka itu juga belum mencakup ribuan korban lain yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan rumah dan bangunan yang dihantam Israel.
Jerit Pilu Keluarga Sandera yang Tak Sengaja Dibunuh Tentara Israel
Salah satu dari tiga warga Israel yang tewas ditembak secara keliru oleh tentara Israel di Jalur Gaza telah dimakamkan pada Minggu. Saudara laki-laki dari salah satu sandera yang tewas itu mengecam militer Israel yang disebutnya telah meninggalkan dan membunuhnya. Alon Shamriz yang berusia 26 tahun merupakan salah satu dari tiga sandera yang ditembak mati oleh tentara Israel dalam operasi militer di Shejaiya, pinggiran Gaza CIty. Dua sandera lainnya diidentifikasi sebagai Yotam Haim dan Samer El-Talalqa.
Ketiga sandera itu tewas ditembak setelah melambaikan bendera putih dan berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani. Menurut keterangan militer Israel, tentaranya keliru mengira ketiga sandera itu sebagai ancaman dan melepaskan tembakan yang menewaskan mereka.
“Mereka yang meninggalkanmu juga membunuhmu setelah semua yang kamu lakukan dengan benar,” ucap Ido, saudara laki-laki Shamriz, saat berbicara dalam seremoni pemakaman saudaranya itu di kibbutz Shefayim di sebelah utara Tel Aviv yang dihadiri puluhan anggota keluarga dan kerabat.
“Kamu bertahan selama 70 hari di neraka. Sesaat lagi dan kamu akan berada dalam pelukanku,” ucap ibunda Shamriz, Dikla, dalam pernyataannya mengenang sang putra. Selain Shamriz, menurut laporan media lokal Israel, Talalqa telah dimakamkan pada Sabtu. Waktu setempat, sedangkan Haim baru akan dimakamkan pada Senin.
Kematian Sandra Setelah Melambaikan Bendera putih
Semuanya berusia 20-an tahun, telah memicu aksi protes di Tel Aviv ketika para demonstran menuntut otoritas berwenang menawarkan rencana baru untuk memulangkan sisa sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Juru bicara militer Israel Richard Hecht, pada Minggu. Waktu setempat, menyatakan bahwa kematian ketiga pria Israel itu sedang diselidiki lebih lanjut. Hecht menyebut apa yang dilakukan oleh para tentara Israel di Jalur Gaza sebagai “pelanggaran aturan keterlibatan”.
Militer Israel sebelumnya menyebut ketiga sandera yang tewas itu diculik dari kibbutz Kfar Aza dan kibbutz Nir Am saat kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan itu, menurut otoritas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat sekitar 250 orang lainnya disandera.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera, Israel melancarkan serangan militer bear-besaran terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran besar. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 18.800 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Setidaknya 129 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas dan militan lainnya di Jalur Gaza scroll viewport.io
One Comment