4 Hari Tanpa Makanan, Warga Aceh Tamiang Terpaksa Minum Air Banjir
Banjir bandang dan longsor melanda Aceh Tamiang, membuat ribuan warga bertahan hidup tanpa bantuan hingga berhari-hari.

Banyak keluarga terpaksa memakan sisa makanan yang terbawa banjir dan meminum air yang tidak layak minum untuk tetap bertahan. Kondisi darurat ini diperparah minimnya respons pemerintah setempat, sementara kebutuhan pokok dan air bersih semakin menipis.
Simak informasi lannya yang sedang viral dan terbaru tentang bencana alam yang terjadi di Aceh hanya ada di VIEWNEWZ.
Bencana yang Melumpuhkan Kehidupan Warga
Banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang kembali menyisakan kisah pilu bagi ribuan warga yang terdampak. Sejak bencana terjadi, warga belum menerima bantuan apa pun hingga Selasa (2/12), membuat keadaan semakin memprihatinkan.
Salah satu yang merasakan langsung dampak parah bencana ini adalah Irwan, seorang jurnalis Transmedia yang juga menjadi korban banjir. Ia mengungkapkan bahwa dirinya bersama warga lain sudah empat hari tidak makan karena ketiadaan pasokan makanan.
Ketiadaan bantuan bukan hanya membuat warga kelaparan, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan yang mendalam. Warga bertahan seadanya sambil berharap ada pihak berwenang yang segera turun tangan untuk menangani kondisi darurat yang semakin memburuk.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Mengandalkan Sisa Makanan Yang Terhanyut Banjir
Dalam kondisi ekstrem, warga terpaksa memanfaatkan apa pun yang terbawa arus banjir agar dapat bertahan hidup. Irwan menceritakan bagaimana dirinya dan warga lain harus memakan makanan sisa, termasuk mie instan yang sudah basah sebelum diolah kembali.
Warga yang menemukan mie instan basah itu kemudian memanaskannya kembali dengan alat seadanya, meski mereka menyadari kondisi makanan tersebut jauh dari higienis. Namun, karena tidak adanya alternatif lain, langkah itu menjadi satu-satunya cara mempertahankan tenaga di tengah situasi yang tidak pasti.
Akses menuju toko atau swalayan pun sudah tidak memungkinkan. Irwan menyebut bahwa sebelumnya masih ada swalayan yang berjualan, tetapi kini semua persediaan telah habis. Hal ini semakin memperburuk keadaan warga yang sejak awal sudah kesulitan mengakses kebutuhan pokok.
Baca Juga: 39 Titik di Kota Malang Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 1,6 Meter
Warga Harus Meminum Air Banjir Akibat Sulitnya Air Bersih

Selain kelaparan, warga juga menghadapi krisis air bersih yang sangat mengkhawatirkan. Dengan sumber air yang rusak dan tidak adanya suplai baru, warga terpaksa mengolah air banjir untuk dikonsumsi. Irwan mengaku bahwa mereka harus mengambil air langsung dari banjir, lalu memanaskannya sebelum diminum bersama keluarga.
Keputusan tersebut bukan tanpa risiko. Air banjir sangat mungkin terkontaminasi lumpur, limbah, hingga bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit serius. Namun, bagi warga yang sudah kehausan dan tidak memiliki pilihan lain, air banjir menjadi satu-satunya sumber yang dapat mereka manfaatkan untuk bertahan hidup.
Dalam kondisi normal, air banjir sama sekali tidak layak dikonsumsi. Namun, kenyataan pahit membuat warga harus mengabaikan kekhawatiran tersebut. Mereka berharap ada bantuan air bersih yang segera datang sebelum kondisi kesehatan semakin memburuk dan menimbulkan krisis lain yang lebih besar.
Minimnya Respons Pemerintah dan Harapan Warga
Di tengah kondisi yang sangat kritis, warga mengaku hingga kini belum melihat kehadiran Bupati Aceh Tamiang di lokasi bencana. Ketiadaan pejabat daerah ini menimbulkan pertanyaan dan kekecewaan di tengah masyarakat yang sudah berhari-hari menunggu bantuan.
Irwan menyebut bahwa Kapolda Aceh sempat datang membawa bantuan, namun jumlahnya tidak mencukupi karena dampak bencana yang meluas di seluruh wilayah Aceh Tamiang. Banyak warga yang belum menerima bantuan sama sekali, sehingga kelaparan dan kehausan terus berlanjut tanpa kepastian kapan situasi akan membaik.
Kondisi darurat ini membuat ribuan warga Aceh Tamiang bertahan dalam ketidakpastian. Mereka menunggu uluran tangan dari pemerintah, lembaga kemanusiaan, maupun masyarakat luas. Setiap bantuan, sekecil apa pun, dapat menyelamatkan nyawa dan mengembalikan harapan warga yang kini sedang berjuang di tengah penderitaan yang berat.
Luangkan waktu anda untuk membaca informasi terbaru dan terviral lainya yang akan kami berikan hanya ada di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari mpnindonesia.com

