China Beri Keterangan Tentang Kesepakatan Di Kunming
Pemerintah China mengatakan bahwa Pemerintah Junta Militer Myanmar dan juga aliansi etnis bersenjata di negara itu sudah mencapai gencatan senjata. Setelah mediasi yang di lakukan oleh Tiongkok “Pada tanggal 10 sampai 11 Januari, lewat mediasi oleh Pemerintah China, maka perwakilan dari militer Myanmar serta tiga kelompok etnis bersenjata di utara Myanmar lakukan pembicaraan damai serta secara resmi capai kesepakatan gencatan senjata di Kunming, provinsi Yunnan, China”. Demikian kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri yaitu Mao Ning ketika menyampaikan keterangan pada media VIEWNEWZ di Beijing, China pada hari Jumat.
Pada pertengahan bulan Desember 2023, China juga sempat jadi mediator antara junta militer serta tiga kelompok etnis bersenjata. Tetapi setelah pertemuan damai kondisi keamanan di Myanmar bagian utara tetaplah buruk dan bahkan buat China keluarkan peringatan supaya warganya tidak mendatangi Myanmar utara. Ketiga kelompok tersebut yaitu Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Arakan (AA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA).
“Kedua belah pihak sudah sepakat untuk secepatnya menerapkan gencatan senjata, menarik personel militer serta menyelesaikan masalah dan perselisihan lewat perundingan damai,” kata Mao Ning. Menurut Mao Ning, kedua pihak tersebut berjanji tidak akan mengganggu keamanan masyarakat China yang tinggal pada wilayah perbatasan serta proyek dan personel China di Myanmar.
Baca Juga : TPN Ganjar-Mahfud Jelaskan Tentang Strategi Transisi Energi
“Kedua pihak sudah berkonsultasi tentang pengaturan gencatan senjata serta hal-hal terkait lainnya,” tambah Mao Ning. Mao Ning juga menyebutkan, mempertahankan momentum gencatan senjata serta pembicaraan damai di Myanmar utara akan sangat bermanfaat untuk kepentingan semua pihak di Myanmar sekaligus bisa menjaga wilayah perbatasan China-Myanmar supaya tetap damai serta stabil.
“China berharap agar semua pihak yang terlibat di Myanmar akan benar-benar mematuhi perjanjian gencatan senjata yang sudah di sepakati bersama. Semaksimal mungkin bisa menahan diri serta terus mencari jalan keluar lewat dialog dan konsultasi. Lalu bersama-sama mengupayakan kemajuan pada proses damai di Myanmar utara,” kata Mao Ning.
China Siap Terus Berikan Dukungan
Kata Mao Ning, pemerintah mereka siap untuk terus memberi dukungan serta bantuan sesuai dengan kemampuannya. Juga memainkan peran konstruktif agar mencapai tujuan itu. Konflik bersenjata terjadi sejak tanggal 27 Oktober 2023 saat aliansi kelompok etnis bersenjata dengan nama “Aliansi Tiga Persaudaraan”. Secara terkoordinasi mereka melakukan penyerangan ke pos-pos militer pada negara bagian Shan di Myanmar utara yang mana berbatasan dengan China.
Dari “serangan” aliansi yang di namakan “Operasi 1027” tersebut merujuk pada tanggal 27 Oktober 2023. Membuat sehingga junta militer kehilangan lebih dari 100 pos serta merebut setidaknya 4 kota, termasuk perbatasan penting bersama China. Mereka, bahkan di repotkan oleh arus pengungsian serta pelanggaran lintas batas karena eskalasi konflik di Myanmar.
Seusai kudeta Myanmar 2021 yang mana menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang sudah terpilih secara demokratis. Militer Myanmar kemdian melakukan “penindasan brutal massal” terhadap jutaan orang yang mana menentang pemerintahan mereka scroll-viewport.io.