Donald Trump Viral Usai Mengunggah Foto AI Dirinya Menjadi Seorang Paus
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan usai mengunggah foto AI dirinya mengenakan pakaian seorang Paus.
Unggahan ini viral dan memicu berbagai reaksi di media sosial, terutama karena momen tersebut bertepatan dengan persiapan pemilihan Paus baru di Vatikan setelah wafatnya Paus Fransiskus. VIEWNEWZ akan membahas secara rinci yang dimana viralnya Donald Trump setelah mengunggah foto dirinya di media sosial yang menjadi seorang Paus, yuk simak selengkapnya!
Unggahan Foto AI Trump Sebagai Paus
Pada Jumat malam, 2 Mei 2025, Trump mengunggah sebuah gambar yang dibuat dengan teknologi AI di akun Truth Social miliknya, platform media sosial yang dikelola oleh Trump Media & Technology Group.
Gambar tersebut menampilkan Trump duduk di kursi kepausan, mengenakan jubah putih khas Paus lengkap dengan mitra dan jari telunjuk yang terangkat. Tidak ada keterangan atau penjelasan yang menyertai unggahan tersebut, sehingga memicu spekulasi dan berbagai interpretasi di kalangan netizen.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton China vs Indonesia dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Konteks Waktu dan Pernyataan Trump Sebelumnya
Unggahan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump secara bercanda menyatakan keinginannya untuk menjadi Paus berikutnya. Dalam sebuah wawancara di luar Gedung Putih, Trump mengatakan, “Saya ingin menjadi Paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya.”
Pernyataan ini datang setelah kematian Paus Fransiskus pada akhir April 2025 dan sebelum konklaf Vatikan untuk memilih Paus baru yang dijadwalkan berlangsung pada pekan berikutnya.
Reaksi Publik dan Kontroversi yang Muncul
Unggahan foto AI Trump sebagai Paus memicu reaksi beragam di media sosial. Sebagian pengguna melihatnya sebagai candaan ringan dan ekspresi humor Trump, namun banyak pula yang menganggapnya tidak pantas dan menyinggung perasaan umat Katolik.
Beberapa kelompok konservatif bahkan mengecam tindakan ini sebagai penghinaan terhadap proses pemilihan Paus dan agama Katolik secara umum. Sejumlah tokoh politik dan pengguna media sosial menyebut unggahan tersebut sebagai perilaku arogan dan tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin negara.
Baca Juga: TikTok Didenda Rp9,9 T, Akibat Sembarangan Kelola Data Pengguna
Dukungan dan Sindiran Dari Berbagai Pihak
Di sisi lain, ada pula yang memberikan dukungan atau menanggapi dengan sindiran. Senator Lindsey Graham, misalnya, menyatakan dukungannya dengan nada bercanda, mendorong konklaf Vatikan untuk mempertimbangkan Trump sebagai calon Paus berikutnya.
Beberapa penggemar Trump juga menganggap unggahan ini sebagai bentuk kreativitas dan keberanian sang presiden dalam mengekspresikan diri. Namun, mayoritas komentar tetap mengkritik tindakan tersebut sebagai kurang menghormati tradisi dan institusi agama.
Respons Dari Vatikan dan Pihak Terkait
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, memilih untuk tidak memberikan komentar langsung terkait unggahan tersebut. Vatikan fokus pada persiapan konklaf yang akan menentukan pemimpin baru Gereja Katolik Roma.
Sementara itu, media dan analis politik menyoroti unggahan ini sebagai bagian dari strategi Trump dalam mempertahankan popularitas dan relevansi politiknya, terutama menjelang pemilihan presiden AS berikutnya.
Penggunaan AI Dalam Politik dan Media Sosial
Kasus Trump ini menjadi contoh terbaru bagaimana teknologi AI digunakan dalam dunia politik dan media sosial untuk menciptakan konten yang provokatif dan viral. Gambar AI yang realistis dan mudah dibuat kini menjadi alat baru untuk menarik perhatian publik.
Bukan hanya itu, unggahan tersebut justru menimbulkan tantangan etika dan potensi penyebaran informasi yang menyesatkan. Penggunaan AI dalam konteks politik membutuhkan kehati-hatian agar tidak merusak kepercayaan dan norma sosial.
Kesimpulan
Unggahan foto AI Donald Trump sebagai Paus menjadi fenomena viral yang memicu perdebatan sengit di media sosial dan dunia politik. Meskipun bernuansa humor dan ekspresi pribadi, tindakan ini dianggap kontroversial karena bertepatan dengan momen penting pemilihan Paus baru dan menyangkut sensitivitas agama.
Reaksi yang beragam mencerminkan kompleksitas hubungan antara politik, teknologi, dan budaya saat ini. Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya etika dalam penggunaan teknologi AI, terutama oleh figur publik yang memiliki pengaruh besar.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari radarkediri.jawapos.com
- Gambar Kedua dari pbs.org.com