Maladewa Tolak Masuk Warga Israel, Dukung Perjuangan Palestina
Maladewa mengambil langkah tegas dimana Maladewa tolak masuk warga Israel sebagai bentuk dukungan kuat terhadap rakyat Palestina yang tengah menghadapi agresi militer.
Keputusan ini resmi diumumkan setelah Presiden Maladewa, Mohamed Muizzu, meratifikasi undang-undang khusus yang mengukuhkan solidaritas negaranya terhadap perjuangan Palestina. Langkah ini muncul di tengah meningkatnya kekerasan dan tindakan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Ratifikasi Undang-Undang
Pada tanggal 15 April 2025, Presiden Mohamed Muizzu secara resmi meratifikasi sebuah undang-undang yang merupakan cerminan sikap tegas pemerintah Maladewa dalam menanggapi kekejaman berkelanjutan dan genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Proses ratifikasi ini terjadi tak lama setelah undang-undang tersebut disetujui oleh parlemen nasional.
Pernyataan resmi dari kantor kepresidenan menyatakan bahwa tindakan ini bukan hanya bentuk solidaritas semata, tapi juga sebagai respon atas kelanjutan kekerasan brutal yang menyebabkan banyak korban jiwa di Gaza. Pernyataan itu menegaskan kembali solidaritas Maladewa yang sangat kuat dan konsisten dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Penerapan Larangan Masuk bagi Warga Israel
Langkah ini tidak hanya berhenti pada pengesahan undang-undang, tetapi langsung diterapkan secara efektif dalam waktu dekat. Seorang juru bicara dari kantor Presiden Mohamed Muizzu menyampaikan kepada media internasional AFP bahwa pelarangan warga Israel untuk memasuki wilayah Maladewa akan diberlakukan secepat mungkin.
Larangan masuk ini menjadi wujud nyata dari sikap politik Maladewa terhadap konflik Israel-Palestina. Serta pernyataan menolak campur tangan dan agresi militer Israel yang berlangsung di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - mau nonton gratis timnas bebas iklan dan gratis? Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Gambaran Umum Maladewa
Maladewa adalah sebuah republik Islam kecil yang terdiri dari rangkaian pulau-pulau karang di Samudra Hindia, terkenal dengan keindahan alamnya yang tiada duanya. Negara kepulauan ini memiliki populasi sekitar 1.192 jiwa, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah penduduk terkecil di dunia.
Selain itu, Maladewa dikenal luas sebagai destinasi wisata internasional yang menyuguhkan pantai-pantai berpasir putih halus dan laguna berwarna biru kehijauan yang menakjubkan, mirip dengan suasana di dunia Robinson Crusoe. Keindahan alam ini menjadikan Maladewa tempat favorit wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang murni.
Kondisi geografisnya yang eksotis dan karakteristiknya sebagai surga tropis telah menjadikan Maladewa sebagai salah satu destinasi wisata mewah ternama di dunia. Dengan resort-resort kelas atas yang tersebar di berbagai pulau. Pariwisata merupakan tulang punggung perekonomian negara ini, menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Oleh karena itu, kebijakan pelarangan warga Israel untuk mengunjungi Maladewa membawa dampak signifikan pada sektor pariwisata, sekaligus menjadi pernyataan politik yang kuat.
Statistik Kunjungan Turis Israel ke Maladewa
Menurut data resmi pemerintah Maladewa, selama bulan Februari saja. Jumlah turis asal Israel yang mengunjungi negara ini tercatat sebanyak 59 orang. Jumlah yang relatif kecil ini menunjukkan bahwa pelarangan masuk tidak akan berdampak besar secara ekonomis dari sisi kunjungan wisatawan Israel.
Namun, dari sisi politik dan solidaritas, langkah ini dipandang sebagai tindakan penting yang mencerminkan konsistensi Maladewa dalam mendukung rakyat Palestina dengan cara yang jelas dan terbuka.
Baca Juga:
Sejarah Hubungan Maladewa dan Israel
Sejarah hubungan antara Maladewa dan Israel memang penuh dinamika, yang mencerminkan perubahan sikap politik dan geopolitik kedua negara selama beberapa dekade terakhir. Pada awal dekade 1990-an, Maladewa pernah menerapkan kebijakan pelarangan masuk bagi warga Israel, khususnya untuk turis. Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan dan tindakan Israel yang dianggap kontroversial di kancah internasional.
Kebijakan ini juga mencerminkan solidaritas awal Maladewa terhadap perjuangan Palestina serta keprihatinan terhadap konflik yang terus berkepanjangan di Timur Tengah. Larangan ini menjadi simbol tegas negara kepulauan itu dalam mengekspresikan sikap politiknya terhadap isu yang sangat sensitif tersebut.
Namun, situasi mulai berubah pada tahun 2010 ketika Maladewa dan Israel mencoba untuk memperbaiki hubungan diplomatik mereka. Pada periode tersebut, pelarangan bagi warga Israel dicabut dan hubungan diplomatik sempat berjalan dengan lancar. Menandai babak baru yang lebih terbuka dalam interaksi bilateral.
Namun, belakangan dengan meningkatnya agresi Israel di wilayah Gaza sejak akhir tahun 2023, Maladewa kembali menunjukkan sikap tegasnya. Negara ini memilih untuk menegaskan kembali larangan masuk bagi warga Israel sebagai bentuk penegasan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan protes keras terhadap tindakan militer yang dianggap sebagai genosida.
Tekanan Politik Nasional Untuk Larangan Masuk Warga Israel
Sejak agresi Israel di Jalur Gaza memuncak, partai oposisi dan sekutu Presiden Muizzu di Maladewa semakin gencar mendesak pemerintah agar melarang warga Israel memasuki negaranya. Desakan ini muncul sebagai bentuk penolakan atas genosida dan kekejaman militer yang sedang berlangsung.
Tekanan ini mencerminkan opini publik dan napas politik dalam negeri Maladewa yang solid mendukung perjuangan Palestina. Serta menolak agresi militer asing yang mengakibatkan banyak korban jiwa di kawasan tersebut.
Dampak Agresi Israel di Gaza
Kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza telah berlangsung dengan intensitas yang sangat tinggi sejak Oktober 2023. Situasi ini semakin memburuk secara signifikan setelah Israel memutuskan membatalkan gencatan senjata pada Maret 2025. Dampak dari pembatalan tersebut langsung dirasakan dengan meningkatnya eskalasi militer yang memicu jatuhnya korban jiwa yang terus bertambah setiap harinya.
Dalam periode terbaru ini saja, lebih dari 1.613 jiwa warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan yang terjadi. Menunjukkan betapa brutal dan mengerikannya situasi di wilayah tersebut. Angka korban yang terus meningkat ini menjadi gambaran nyata dari penderitaan yang dialami oleh masyarakat sipil yang terjebak dalam konflik ini.
Secara keseluruhan, sejak awal agresi yang dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa warga Palestina telah mencapai 50.983 orang. Data tragis ini memperlihatkan besarnya skala krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan telah menarik perhatian serta kecaman keras dari komunitas internasional. Keprihatinan global yang mendalam ini pula yang mendorong sejumlah negara, termasuk Maladewa, untuk mengambil sikap tegas dan mendukung rakyat Palestina.
Solidaritas tersebut diwujudkan melalui tindakan nyata seperti Maladewa tolak masuk warga Israel sebagai bentuk penolakan terhadap agresi dan kejahatan yang tengah berlangsung. Sekaligus menjadi simbol dari dukungan moral bagi perjuangan kemanusiaan di Gaza.
Kesimpulan
Langkah Maladewa tolak masuk warga Israel merupakan sebuah komitmen kuat terhadap rakyat Palestina yang selama ini mengalami penderitaan akibat konflik panjang di Timur Tengah. Keputusan ini sekaligus mengingatkan dunia bahwa meski kecil. Negara seperti Maladewa turut mengambil peran moral dan politik penting dalam isu kemanusiaan global.
Dengan latar belakang sejarah pelarangan sebelumnya, normalisasi singkat, dan kini menerima tekanan politik domestik yang kuat. Maladewa menjadi contoh negara kecil yang berani bersuara lantang dan solid dalam mendukung perjuangan Palestina.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
1. Gambar Pertama dari westjavatoday.com
2. Gambar Kedua dari tempo.co