Panas! China-Kanada Kobarkan Perang Dagang
Perang dagang antara negara-negara besar bukanlah hal yang baru. Namun, belakangan ini, ketegangan ekonomi yang terjadi antara China.
Perselisihan ini semakin intens setelah beberapa insiden diplomatik yang memicu ketegangan lebih lanjut. Ketegangan tersebut tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral kedua negara, tetapi juga memiliki dampak besar pada pasar global dan perekonomian dunia secara keseluruhan.
Apa yang dimulai sebagai gesekan kecil dalam hubungan perdagangan. Kini berkembang menjadi sebuah konflik yang lebih kompleks, melibatkan isu-isu politik, hak asasi manusia, dan kehadiran ekonomi global. Mari kita lihat lebih dalam tentang bagaimana ketegangan ini terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampaknya terhadap perdagangan global.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - mau nonton gratis timnas bebas iklan dan gratis? Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Awal Mula Ketegangan China-Kanada
Kisah ketegangan antara China dan Kanada dimulai pada akhir tahun 2018. Ketika Kanada menangkap Meng Wanzhou, direktur keuangan Huawei, di Vancouver atas permintaan Amerika Serikat yang menuduhnya melanggar sanksi perdagangan terhadap Iran.
Tindakan ini memicu kemarahan Beijing, yang menganggap penangkapan tersebut sebagai sebuah bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka. Sebagai balasan, China langsung menahan dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, dengan tuduhan spionase.
Walaupun kedua negara berusaha untuk meredakan ketegangan ini melalui saluran diplomatik. Perselisihan ini memperburuk hubungan yang sebelumnya sudah renggang. Dalam beberapa bulan setelah penangkapan Meng, ketegangan semakin meningkat, dan berbagai isu perdagangan mulai diperdebatkan, dengan China menangguhkan impor beberapa barang dari Kanada, termasuk produk unggulan seperti biji canola dan daging sapi.
Meningkatnya Ketegangan Ekonomi
Meskipun insiden Meng Wanzhou mungkin menjadi titik awal, ketegangan ekonomi antara kedua negara tidak berhenti di situ. China, sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, memiliki pengaruh besar terhadap perdagangan global.
Kanada, di sisi lain, meskipun lebih kecil, memiliki hubungan perdagangan yang signifikan dengan negara tirai bambu tersebut. China adalah salah satu mitra dagang terbesar Kanada, dengan perdagangan kedua negara melibatkan berbagai sektor, mulai dari energi, pertanian, hingga teknologi.
Namun, setelah ketegangan diplomatik ini meningkat, China mulai mengambil langkah-langkah balasan yang lebih agresif terhadap Kanada, termasuk memberlakukan tarif tinggi pada beberapa barang ekspor Kanada, seperti biji canola, kedelai, dan daging sapi.
Beijing juga memperkenalkan pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan Kanada yang ingin beroperasi di pasar China. Langkah ini jelas memukul sektor-sektor perekonomian Kanada, yang sangat bergantung pada ekspor komoditas.
Pada saat yang sama, Kanada juga mencoba untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun, ketegangan ini menambah tantangan bagi pemerintah Kanada, yang harus menghadapi dampak ekonomi dari perang dagang dengan China, sambil mempertahankan hubungan baik dengan mitra dagang lainnya.
Baca Juga: Korupsi Minyak di Indonesia: Mengapa Riza Chalid Menjadi Tokoh Sentral?
Isu-Isu Lain yang Memicu Perang Dagang
Selain perselisihan seputar Huawei dan insiden penangkapan Meng Wanzhou. Ada beberapa isu lain yang memperburuk hubungan antara China dan Kanada. Salah satu isu utama adalah hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan perlakuan terhadap warga Uighur di Xinjiang, China.
Kanada, bersama dengan beberapa negara Barat lainnya, mengkritik China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap komunitas Uighur di provinsi Xinjiang, yang melibatkan penahanan massal dan pelanggaran kebebasan beragama.
Sebagai respons terhadap kritik ini. China menuduh Kanada mencampuri urusan dalam negerinya dan mulai menangguhkan sejumlah kerjasama dengan Kanada di berbagai bidang. Misalnya, China menangguhkan perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan dan budaya. Serta membatasi ekspor barang-barang tertentu dari Kanada ke China. Langkah-langkah ini semakin memperburuk hubungan kedua negara dan memperdalam ketegangan ekonomi yang ada.