Pemukim Israel Masuk Al-Aqsa Saat Hanukkah, Ketegangan Meningkat
Kawasan suci Masjid Al-Aqsa kembali menjadi pusat perhatian global setelah para pemukim Israel memasuki kompleks tersebut.

Insiden ini, yang terjadi di tengah perayaan Hanukkah, menyoroti kompleksitas dan sensitivitas klaim keagamaan serta politik di Yerusalem Timur. Peristiwa ini bukan hanya sekadar berita, melainkan cerminan dari dinamika yang terus bergejolak di salah satu situs paling dihormati di dunia.
Temukan berbagai informasi berita menarik dari dalam dan luar negeri yang bermanfaat untuk menambah wawasan Anda, hanya di VIEWNEWZ.
Peningkatan Ketegangan Di Kompleks Suci
Pada hari Senin, 15 Desember waktu setempat, pemukim Israel kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Aksi ini dilakukan dalam rangka merayakan hari raya Yahudi, Hanukkah, yang berlangsung selama delapan hari dari tanggal 14 hingga 22 Desember. Kehadiran mereka di lokasi tersebut memicu kekhawatiran dan ketegangan di antara berbagai pihak.
Koresponden Anadolu melaporkan bahwa para pemukim tersebut melakukan ritual Talmud di dalam kompleks suci tersebut. Ritual ini dilaksanakan di bawah perlindungan ketat Kepolisian Israel, menunjukkan adanya dukungan atau setidaknya pengawasan dari otoritas Israel. Situasi ini menambah lapisan kompleksitas pada insiden yang sudah sensitif.
Insiden ini terjadi hanya seminggu setelah laporan mengenai 182 pemukim Israel yang juga memaksa masuk ke kompleks Al-Aqsa pada 9 Desember. Serangkaian kejadian ini mengindikasikan pola peningkatan kunjungan dan aktivitas ritual oleh pemukim Israel di area tersebut, yang selalu menjadi titik api konflik.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Ritual Dan Respons Internasional
Di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, para pemukim Israel dilaporkan melakukan ritual Talmud di dekat Dome of the Rock. Bangunan bersejarah dengan kubah emas ini merupakan salah satu ikon paling dikenal di Yerusalem, menambah simbolisme pada lokasi kontroversi tersebut. Pelaksanaan ritual ini sering kali dianggap provokatif.
Otoritas administrasi Yerusalem juga mencatat masuknya 778 wisatawan asing melalui gerbang yang dioperasikan Israel. Data resmi menunjukkan bahwa sepanjang November lalu, 4.266 pemukim Israel dan sekitar 15.000 wisatawan asing telah memasuki kompleks ini. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kunjungan ke Al-Aqsa.
Meskipun Israel menduduki dan mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1967, dan kemudian seluruh kota Yerusalem pada tahun 1980, sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui pencaplokan ini. Penolakan ini menegaskan bahwa status Yerusalem, dan khususnya kompleks Al-Aqsa, tetap menjadi isu internasional yang belum terselesaikan.
Baca Juga: Jet Pribadi Berakhir Tragis di Meksiko, 7 Nyawa Melayang Saat Mendarat Darurat!
Status Al-Aqsa, Situs Tiga Agama

Masjid Al-Aqsa memegang posisi sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam, menjadikannya simbol nasional yang sangat penting bagi Palestina. Bagi umat Muslim, kompleks ini adalah bagian integral dari identitas keagamaan dan budaya mereka, serta merupakan fokus dari aspirasi nasional Palestina.
Di sisi lain, kompleks ini juga disucikan oleh umat Yahudi, yang menyebutnya Temple Mount. Mereka mengklaim lokasi tersebut sebagai tempat berdirinya dua kuil Yahudi kuno. Klaim sejarah dan agama ini menciptakan tumpang tindih kepentingan yang mendalam dan sering kali memicu konflik.
Umat Yahudi diizinkan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa, namun mereka dilarang untuk berdoa atau melakukan ritual keagamaan lainnya di dalamnya. Aturan ini bertujuan untuk menjaga status quo dan mencegah eskalasi konflik, meskipun sering kali menjadi sumber ketegangan ketika dilanggar.
Implikasi Konflik Berkelanjutan
Peristiwa seperti penyerbuan pemukim Israel ke Masjid Al-Aqsa memiliki dampak luas pada stabilitas regional. Setiap insiden di situs suci ini berpotensi memicu gelombang protes dan kekerasan yang lebih besar, tidak hanya di Yerusalem tetapi juga di seluruh wilayah Palestina dan Israel.
Ketegangan yang terus-menerus di sekitar Al-Aqsa juga memperumit upaya perdamaian. Kepercayaan antara berbagai komunitas sulit dibangun ketika ada pelanggaran terhadap kesepakatan atau tradisi yang dihormati. Hal ini menunda kemungkinan solusi jangka panjang yang adil dan berkelanjutan.
Penting bagi semua pihak untuk menghormati status historis dan keagamaan Masjid Al-Aqsa, serta mencari cara untuk mengurangi ketegangan. Dialog konstruktif dan penegakan hukum yang adil diperlukan untuk memastikan bahwa situs suci ini dapat menjadi tempat ibadah yang damai bagi semua pihak yang memiliki ikatan dengannya.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari metrotvnews.com

