Terungkapnya Pasokan Senjata Tentara OPM: Dari Mana Asal-Usulnya?

Terungkapnya pasokan senjata Tentara (OPM), Organisasi Papua Merdeka kembali memunculkan pertanyaan besar, dari mana sebenarnya senjata-senjata ini berasal.

Terungkapnya Pasokan Senjata Tentara OPM: Dari Mana Asal-Usulnya?
Berdasarkan berbagai laporan, sumber persenjataan OPM diduga berasal dari beberapa jalur, termasuk penyelundupan dari luar negeri, pasar gelap, serta rampasan dari aparat keamanan Indonesia. Beberapa senjata disebut-sebut masuk melalui perbatasan Papua Nugini, sementara lainnya diperoleh dari sindikat perdagangan ilegal yang beroperasi di Asia Tenggara.

Selain itu, aksi perampasan senjata dari pos-pos militer dan kepolisian di Papua juga menjadi salah satu metode yang kerap dilakukan oleh kelompok ini. Dalam VIEWNEWZ ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai sumber pasokan senjata OPM dan dampaknya terhadap konflik yang berkelanjutan.

Latar Belakang Konflik dan Kebutuhan Senjata

Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah lama berkonflik dengan pemerintah Indonesia dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Papua. Kelompok ini dikenal memiliki persenjataan yang cukup untuk melancarkan serangan terhadap aparat keamanan maupun infrastruktur strategis. Namun, pertanyaan besar yang sering muncul adalah dari mana asal senjata yang digunakan oleh pasukan OPM?

Senjata menjadi elemen penting dalam perlawanan OPM, baik untuk mempertahankan diri maupun melakukan serangan terhadap target-target tertentu. Dengan medan Papua yang sulit dijangkau dan akses terbatas ke sumber daya militer, keberadaan senjata dalam jumlah besar mengindikasikan adanya jalur pasokan yang terorganisir.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Terungkapnya Pasokan Senjata Api ke TPNPB-OPM

Kementerian Pertahanan mendukung proses hukum terhadap mantan anggota TNI AD yang menyelundupkan senjata api ke TPNPB-OPM. SATUAN Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Kepolisian Daerah Papua berhasil mengungkap pasokan senjata untuk kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB-OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Tim gabungan menyita enam pucuk senjata api dan 882 butir amunisi berbagai kaliber produksi PT Pindad Bandung. Tim meringkus mantan prajurit TNI, Yuni Enumbi (YE), yang mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi untuk tentara OPM. Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin mengatakan, berdasarkan pengakuan Yuni Enumbi, senjata dan amunisi itu dibeli dari seseorang di Jakarta seharga Rp 1,3 miliar.

Kemudian, kata dia, barang ilegal ini dikirim ke Surabaya untuk dikemas dan kemudian dikapalkan ke Jayapura menggunakan jasa pengiriman kapal laut. “Kami masih menelusuri dan mengerahkan tim di Pulau Jawa untuk mengusut sumber senjata api ini,” ujar Patrige dalam konferensi pers di Polda Papua pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Akibat perbuatan Yuni Enumbi, kepolisian menjerat dia dengan Pasal 500 KUHP tentang kepemilikan senjata api tanpa izin. Ancaman hukumannya pidana kurungan atau denda. Sebelumnya, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim kelompoknya sudah sejak lama membeli senjata dari aparat militer. Dia mengatakan transaksi jual beli senjata di pasar gelap itu sudah dilakukan kelompoknya sejak 2008.

Selain melalui pasar gelap, ia mengatakan jual beli senjata api melalui eks prajurit TNI, Yuni Enumbi. Sebby mengatakan Yuni masih memiliki jaringan sindikat untuk menyuplai senjata api kepada kelompok mereka. “Jaringan sindikatnya itu dari Jakarta. Saya bilang teman saya ke Kopassus, pernah bawa tiga pucuk senjata api dari Surabaya,” ucap Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.

Baca Juga: 

OPM Klaim Sering Beli Senjata ke Militer Indonesia

OPM Klaim Sering Beli Senjata ke Militer Indonesia

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat OPM Sebby Sambom mengakui bahwa senjata laras panjang yang disita oleh kepolisian Indonesia itu, rencananya untuk persenjataan mereka. “Penangkapan dan penyitaan dua senjata laras panjang dan empat pucuk pistol beserta ratusan amunisi itu adalah benar milik pasukan TPNPB di Puncak Jaya,” kata Sebby melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 8 Maret 2025.

Sebby mengklaim Yuni Enumbi hanyalah satu dari sekian banyak anggota TNI-Polri yang bergabung dengan TPNPB-OPM. Dia mengatakan bergabungnya anggota TNI yang merupakan orang asli Papua menandakan bahwa pendudukan militer di Papua adalah bentuk penjajahan. “Karena mereka yang bergabung merasa senasib dan seperjuangan.

Ada mantan anggota TNI yang bawa kabur senjata dari Manokwari ke Wamena, ada mantan anggota Brimob yang suplai senjata, ini wajar dalam perjuangan,” ujar Sebby. Namun dalam kasus tertangkapnya Yuni Enumbi, Sebby mengatakan senjata yang dibawanya murni hasil transaksi dengan pihak militer Indonesia.

Dia mengatakan transaksi senjata api antara TPNPB dan militer Indonesia adalah kegiatan yang sudah lama berlangsung. “Ini wajar, namanya black market. Kami butuh senjata, mereka butuh uang. Senjata-senjata ini didapat dari kawan kami yang merupakan anggota aparat militer Indonesia” kata Sebby.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - mau nonton gratis timnas bebas iklan dan gratis? Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Perdagangan Gelap dari Luar Negeri

Selain hasil rampasan, jalur perdagangan senjata ilegal dari luar negeri juga diduga menjadi sumber utama pasokan senjata bagi OPM. Beberapa laporan intelijen mengindikasikan adanya aliran senjata dari Filipina Selatan dan Papua Nugini. Dua wilayah yang dikenal memiliki jaringan penyelundupan senjata aktif.

Jalur laut yang luas dan minim pengawasan memungkinkan kelompok ini menyelundupkan senjata secara diam-diam. Para pedagang senjata gelap yang beroperasi di perbatasan kerap memanfaatkan konflik ini untuk menjual senjata dengan harga tinggi kepada kelompok separatis.

Keterlibatan Oknum di Dalam Negeri

Selain jalur internasional, ada indikasi keterlibatan oknum dalam negeri dalam penyediaan senjata bagi OPM. Beberapa kasus menunjukkan bahwa ada aparat keamanan atau pihak tertentu yang menjual senjata kepada kelompok ini untuk keuntungan pribadi. Senjata yang seharusnya digunakan untuk menjaga keamanan justru beralih tangan ke kelompok separatis melalui transaksi ilegal.

Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam menekan peredaran senjata ilegal. Tanpa pengawasan ketat terhadap rantai distribusi senjata. kebocoran ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab masih terus terjadi.

Upaya Pemerintah dalam Menekan Pasokan Senjata

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memutus rantai pasokan senjata tentara OPM dengan meningkatkan pengawasan di perbatasan dan memperketat pengamanan gudang senjata. Operasi intelijen juga semakin digalakkan untuk mengidentifikasi jalur penyelundupan serta menangkap para pelaku perdagangan senjata ilegal.

Selain itu, kerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Papua Nugini dan Filipina juga menjadi langkah strategis dalam menekan aliran senjata ilegal. Dengan memperkuat kontrol di jalur perbatasan dan mempersempit ruang gerak kelompok penyelundup. Diharapkan pasokan senjata untuk OPM dapat dihentikan, sehingga konflik dapat diredam lebih lanjut. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap dan terbaru tentang VIEWNEWZ.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *