Thailand Tolak Gencatan Senjata Pasca Kematian Warga Sipil!

Pemerintah Thailand menolak gencatan senjata setelah insiden menewaskan warga sipil, memicu ketegangan dan sorotan internasional global luas.

Thailand Tolak Gencatan Senjata Pasca Kematian Warga Sipil!

Insiden tragis yang menewaskan seorang warga sipil Thailand akibat serangan roket Kamboja telah memicu respons keras dari Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul. ​Dalam pernyataan tegas, ia menegaskan bahwa tidak ada rencana gencatan senjata dengan Kamboja.​ Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik yang memerlukan perhatian serius dari komunitas internasional.

Temukan berbagai informasi berita menarik dari dalam dan luar negeri yang bermanfaat untuk menambah wawasan Anda, hanya di VIEWNEWZ.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Penolakan Tegas Thailand Terhadap Gencatan Senjata

Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, secara eksplisit menyatakan bahwa pemerintah Thailand tidak memiliki rencana atau kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata dengan Kamboja. Pernyataan ini muncul setelah insiden yang menewaskan seorang warga sipil Thailand, memperburuk hubungan kedua negara yang memang sudah tegang. Sikap Thailand mencerminkan tekad kuat untuk melindungi kedaulatan dan rakyatnya.

“Tidak ada rencana maupun kesepakatan dari pemerintah Thailand untuk gencatan senjata dengan musuh kita hingga pukul 10 malam tadi,” ujar Anutin, seperti dikutip dari Straits Times pada Senin (15/12/2025). Penolakan ini menandakan keseriusan Thailand dalam menghadapi agresi yang dianggap telah melampaui batas toleransi.

Anutin juga menegaskan komitmen negaranya. “Thailand teguh dengan tekad kami untuk melestarikan, melindungi, dan mempertahankan kesatuan tanah dan rakyat kami dengan segala cara,” lanjutnya. Pernyataan ini memperjelas posisi Thailand bahwa mereka akan menanggapi setiap ancaman dengan segala upaya yang diperlukan.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Korban Berjatuhan Di Tengah Konflik

Konflik perbatasan ini telah menelan korban jiwa, termasuk warga sipil dan militer. Seorang pria berusia 63 tahun dari distrik Kantaralak, Provinsi Si Sa Ket, tewas akibat roket BM-21 Kamboja. Ia merupakan warga sipil Thailand pertama yang meninggal secara langsung akibat serangan Kamboja, menambah daftar panjang penderitaan di wilayah konflik.

Selain itu, sembilan orang lainnya juga meninggal dunia karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, diperparah oleh pecahnya kembali konflik pekan lalu. Sementara itu, seorang tentara Thailand gugur akibat serangan artileri Kamboja di distrik yang sama. Jumlah korban ini menunjukkan dampak kemanusiaan yang serius akibat bentrokan ini.

Secara keseluruhan, korban tewas di pihak Thailand mencapai 16 tentara, dengan 327 lainnya terluka. Angka ini mencerminkan intensitas pertempuran yang terjadi. Hingga kini, Kamboja belum mengungkapkan jumlah korban militer di pihak mereka, sehingga data yang komprehensif masih belum tersedia.

Baca Juga: Terbongkar! Pelaku Penembakan Pantai Bondi Sydney Diduga Terkait Jaringan Teroris ISIS!

Protes Internasional Dan Jam Malam Di Perbatasan

Protes Internasional Dan Jam Malam Di Perbatasan

Kementerian Luar Negeri Thailand telah mengajukan protes resmi kepada badan hak asasi manusia PBB pada Minggu (14/12/2025). Mereka menuduh Kamboja melakukan serangan tanpa pandang bulu, menargetkan tidak hanya militer tetapi juga sasaran non-militer. Langkah ini menunjukkan upaya Thailand untuk mencari dukungan dan perhatian internasional terhadap situasi di perbatasan.

Meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan telah mendorong Angkatan Laut Thailand untuk memberlakukan jam malam sejak 14 Desember. Pembatasan ini diterapkan di lima distrik di provinsi Trat, wilayah tenggara yang berbatasan langsung dengan provinsi Koh Kong di Kamboja. Jam malam ini bertujuan untuk mengamankan wilayah dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Sebelumnya, angkatan darat juga telah memberlakukan jam malam di beberapa daerah di provinsi Sa Kaeo bagian timur laut. Sejauh ini, konflik telah menewaskan lebih dari dua lusin orang di sepanjang perbatasan 800 kilometer. Lebih dari 500.000 warga juga terpaksa mengungsi dari rumah mereka, menambah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Kegagalan Kesepakatan Damai Dan Komitmen Jurnalisme

Pertempuran terbaru ini secara tragis menggagalkan kesepakatan damai yang sebelumnya telah dimediasi oleh Presiden AS, Donald Trump. Kegagalan ini menyoroti kerapuhan perjanjian internasional dan tantangan besar dalam mencapai perdamaian abadi di wilayah yang memiliki sejarah konflik panjang. Upaya diplomatik kini harus diperkuat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Situasi di perbatasan Thailand-Kamboja terus menjadi perhatian global, dengan dampak yang signifikan terhadap stabilitas regional dan kehidupan masyarakat sipil. Komitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan jernih dari lapangan menjadi sangat penting dalam situasi genting seperti ini, membantu publik memahami realitas konflik.

Kompas.com, dalam segala situasi, berkomitmen untuk menyajikan fakta-fakta jernih dari lapangan. Jurnalisme yang kredibel dan akuntabel sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran yang utuh dan tidak bias kepada masyarakat. Dukungan terhadap jurnalisme berkualitas menjadi krusial dalam masa-masa penuh ketidakpastian.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kompas.co
  2. Gambar Kedua dari news.detik.com

Similar Posts