Tragedi Kelaparan di Gaza, 67 Anak Meninggal Akibat Blokade Total Israel
Krisis kemanusiaan di Gaza, blokade total yang diberlakukan Israel sejak Oktober 2023 telah menimbulkan tragedi kelaparan yang memilukan.

Setidaknya 67 anak-anak Gaza dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan dan kekurangan gizi akut, sementara ratusan ribu lainnya kini berada di ambang bahaya serupa. Dibawah ini VIEWNEWZ akan memberikan ulasan lengkap mengenai tragedi ini, penyebab, dampak, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
Kronologi Blokade Total dan Krisis Kemanusiaan
Blokade total Israel terhadap Gaza telah berlangsung lebih dari 100 hari sejak Oktober 2023. Seluruh akses darat, laut, dan udara ditutup, membuat pasokan makanan, air bersih, bahan bakar, dan obat-obatan nyaris terputus.
Serangan militer yang terus berlangsung memperparah kehancuran infrastruktur vital, termasuk rumah sakit dan pusat distribusi bantuan.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
67 Anak Meninggal Korban Kelaparan
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa hingga Juli 2025, sedikitnya 67 anak meninggal dunia akibat kelaparan dan gizi buruk. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah karena sekitar 650.000 anak balita di Gaza kini menghadapi kekurangan gizi akut yang mengancam jiwa.
Dalam tiga hari terakhir saja, puluhan anak dilaporkan meninggal karena militer Israel terus memblokir masuknya tepung, susu formula bayi, serta persediaan nutrisi dan medis penting.
Blokade Sebagai Senjata Israel
Pemerintah Gaza dan berbagai lembaga kemanusiaan menuduh Israel menjalankan kebijakan kelaparan massal secara sengaja sebagai bentuk hukuman kolektif.
Blokade ini dianggap sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia paling ekstrem di era modern, di mana kelaparan dijadikan senjata untuk memusnahkan warga sipil, khususnya anak-anak.
Baca Juga:
Krisis Pangan dan Kesehatan di Gaza

Selain kematian anak-anak, sekitar 1,25 juta warga Gaza kini mengalami kelaparan parah. Lebih dari 96 persen penduduk, termasuk lebih dari sejuta anak, menderita kerawanan pangan akut. Rumah sakit kehabisan pasokan medis, sementara air bersih sulit didapat.
Anak-anak yang selamat dari kelaparan pun menghadapi risiko infeksi dan penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Reaksi Dunia dan Seruan Intervensi
Kantor Media Pemerintah Gaza dan PBB mendesak intervensi internasional segera untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka menegaskan bahwa tragedi ini adalah “hukuman mati massal yang terbentang di depan mata dunia” dan menuntut pertanggungjawaban Israel serta negara-negara pendukungnya.
Namun, hingga kini, respons dunia internasional dinilai masih sangat minim dan belum mampu menghentikan penderitaan warga Gaza.
Upaya Bantuan dan Harapan yang Tersisa
Beberapa organisasi kemanusiaan berupaya menyalurkan bantuan, namun akses yang sangat terbatas membuat distribusi tidak merata. Banyak warga Gaza yang terpaksa menyerbu gudang makanan PBB demi bertahan hidup, bahkan dengan risiko tertembak.
Para relawan dan tenaga medis di Gaza bekerja di bawah ancaman serangan dan kekurangan logistik, berjuang menyelamatkan anak-anak yang masih bisa diselamatkan.
Kesimpulan
Tragedi kelaparan di Gaza yang menewaskan 67 anak akibat blokade total Israel merupakan kejahatan kemanusiaan yang nyata di abad ini. Blokade yang memutus akses pangan dan medis telah menciptakan penderitaan luar biasa, terutama bagi anak-anak yang paling rentan.
Tanpa intervensi nyata dan pembukaan jalur bantuan, korban jiwa dipastikan akan terus bertambah. Dunia internasional dituntut untuk segera bertindak, agar tragedi kemanusiaan ini tidak terus berulang dan semakin banyak generasi Gaza yang hilang sia-sia.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari sumbar.antaranews.com
- Gambar Kedua dari kompas.id

