Tragis! Petani Buton Selatan Tewas Ditelan Ular Piton Sepanjang 8 Meter
Petani Buton Selatan Tewas mengerikan setelah ditelan oleh seekor ular piton sepanjang delapan meter setelah pergi ke ladangnya sejak pagi hari.

Dengan penuh ketegangan, beberapa warga memutuskan untuk menangkap ular itu menggunakan peralatan seadanya. Setelah berhasil ditangkap, mereka membawa ular tersebut ke area terbuka.
Di sanalah, keputusan untuk membelah perut ular diambil. Betapa terkejut dan hancurnya hati warga saat tubuh La Juma ditemukan di dalam perut ular dalam kondisi utuh. VIEWNEWZ akan membahas detail kasus Petani Buton Selatan Tewas mengerikan setelah ditelan oleh seekor ular piton sepanjang delapan meter.
Keluarga Histeris, Warga Berduka
Ketika kabar penemuan mayat La Juma di perut piton menyebar, istri dan anak-anak korban langsung berlari ke lokasi. Tangisan histeris langsung pecah saat mereka menyaksikan sendiri kondisi suami dan ayah mereka yang telah menjadi korban predator liar.
Istri La Juma jatuh pingsan di tempat, sementara anak-anaknya berteriak-teriak tak percaya. Suasana berubah sangat mencekam, tak hanya karena duka, tapi juga karena rasa takut yang merambat di hati warga lain. Warga tidak pernah menyangka bahwa bahaya sebesar ini bisa mengintai dari hutan yang selama ini menjadi tempat mereka menggantungkan hidup.
Rasa duka bercampur ketakutan menghantui seluruh kampung. Jenazah korban segera dibawa ke rumah duka, dimandikan, dan disemayamkan sebelum dimakamkan pada sore harinya di pemakaman desa.
Ular Piton Raksasa Dan Habitatnya Yang Terusik
Peristiwa tragis yang menimpa La Juma membuka mata banyak pihak mengenai keberadaan ular piton raksasa di Buton Selatan. Wilayah ini memang dikenal memiliki kawasan hutan lebat yang masih menjadi rumah alami bagi berbagai jenis satwa liar, termasuk ular piton.
Ular jenis ini biasanya hidup di area rawa, sungai kecil, dan hutan basah. Namun dalam beberapa tahun terakhir, maraknya pembukaan lahan dan perambahan hutan membuat habitat asli mereka semakin sempit.
Akibatnya, ular-ular besar mulai bermigrasi ke area perkebunan dan ladang, memperbesar risiko konflik antara manusia dan satwa liar. Piton, sebagai predator puncak di ekosistemnya, dapat memangsa hewan besar seperti babi hutan, kambing, dan dalam kondisi ekstrem, manusia.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Timnas Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Pemerintah Dan BKSDA Turun Tangan
Merespons cepat kejadian mengerikan ini, pihak pemerintah Kabupaten Buton Selatan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) langsung melakukan investigasi di lapangan.
Mereka menurunkan tim untuk memeriksa lokasi kejadian dan memantau apakah masih ada ular berbahaya lain di sekitar wilayah desa. Selain itu, pemerintah juga mengadakan sosialisasi kepada warga tentang bahaya satwa liar dan cara pencegahannya.
Kepala desa dan tokoh adat diminta untuk bekerja sama dengan warga menjaga wilayah hutan dan ladang agar tidak terlalu terbuka yang memungkinkan masuknya predator.
Sementara itu, petugas BKSDA memberikan pelatihan dasar mengenai penanganan jika bertemu satwa liar, cara melindungi diri, serta pentingnya tidak membunuh hewan secara sembarangan kecuali dalam kondisi darurat.
Baca Juga:
Ketakutan Menyebar, Warga Trauma

Sejak peristiwa tersebut, banyak warga mengaku trauma untuk pergi ke ladang sendirian. Beberapa petani bahkan menunda pergi ke kebun selama beberapa hari demi keselamatan. Anak-anak dilarang bermain jauh dari rumah, dan banyak ibu rumah tangga yang terus mengawasi anak-anak mereka dengan ketat.
Masyarakat mulai berdiskusi untuk membentuk tim ronda hutan, yakni kelompok warga yang secara berkala memantau hutan sekitar desa untuk memastikan keamanan.
Perempuan-perempuan desa juga terlibat dalam gerakan gotong royong membersihkan semak-semak di pinggiran desa agar tidak menjadi tempat persembunyian ular.
Refleksi Akan Risiko Hidup Dekat Alam Liar
Kematian La Juma membuka diskusi lebih luas mengenai risiko hidup berdampingan dengan alam liar. Banyak desa di Indonesia yang masih berada di dekat hutan alami dan menggantungkan hidup mereka pada hasil kebun atau hutan.
Dalam situasi seperti ini, keseimbangan ekosistem sangat penting untuk dijaga. Kerusakan hutan, pembalakan liar, dan pembukaan lahan secara serampangan bisa membawa konsekuensi fatal, salah satunya meningkatnya konflik manusia dan satwa liar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus serupa mulai sering terjadi, meski sebagian besar korbannya adalah hewan ternak.
Duka Yang Menjadi Pelajaran Berharga
Kepergian La Juma meninggalkan luka mendalam di hati keluarga dan masyarakat Buton Selatan. Namun dari tragedi ini pula, muncul kesadaran kolektif bahwa bahaya bisa datang dari mana saja, bahkan dari alam yang selama ini mereka anggap sahabat.
Kematian La Juma bukan hanya menjadi berita tragis, tapi juga titik balik bagi kampungnya untuk lebih waspada, lebih peduli terhadap lingkungan, dan lebih kompak dalam menjaga keselamatan sesama.
Kini, nama La Juma dikenang sebagai petani tangguh yang menjadi korban dari predator buas yang keluar dari batas habitatnya. Ia telah pergi, namun kisahnya akan terus menjadi pengingat bagi siapa saja yang hidup di dekat hutan. Simak dan ikuti terus VIEWNEWZ agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang akan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari: www.metrotvnews.com
- Gambar Kedua dari: www.detik.com

