Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Warga Palestina Di Gaza Terancam Bencana Kelaparan
Banyak sekali warga Palestina seharian penuh tidak makan apa pun di wilayah Gaza, menurut laporan terbaru World Food Programme (WFP).
Dari Organisasi internasional di bawah naungan PBB ini juga melaporkan bahwa hingga 97 % warga Gaza tidak memiliki cukup makanan. Untuk memenuhi kebutuhan mereka di tengah pengepungan dan serangan dari militer Israel terhadap wilayah kantong Palestina.
“Saya akan jujur, saya juga meminta tolong kepada anda. Juga Saya sangat lapar dan energi saya rendah. Saya sudah lapar untuk beberapa waktu. Saat ini saya berada di sekolah perawat di Rumah Sakit Eropa di Gaza,” ucap seorang dokter Medical Aid for Palestinians (MAP)
Dari dokter yang tidak mau menyebutkan namanya itu, mengatakan bahwa meningkatnya tingkat kelaparan telah berdampak signifikan terhadap dirinya dan anak-anaknya. Dia juga menambahkan bahwa dia baru sekali menerima bantuan kemanusiaan.
Dirinya mengggambarkan bantuan yang telah diberikan “kebanyakan berupa biskuit dan makanan kaleng.” Dokter tersebut menekankan bahwa upayanya untuk mengamankan makanan adalah untuk memastikan anak-anaknya menjadi prioritas. Anak-anak yang harus di prioritaskan yang paling utama, karena anak-anak sangat membutuhkan makanan yang bagus untuk tubuh yang masih perkembangan.
Dia mengataka bahwa dia belum “mengalami perasaan kenyang selama berminggu-minggu.” “Pengeboman di sekitar tempat tinggal saya menyebabkan masalah psikologis pada anak-anak saya. Mereka takut gelap dan suara bomnya menakutkan,” ucapnya.
“Anak saya berumur lima tahun dan dia meminta saya untuk membelikannya nasi dan daging. Dia tidak mengerti bahwa ayahnya lebih lapar daripada dirinya.” tambahnya.
Gedung Pusat Makanan Ludes Di Serbu
Sejumlah orang menyerbu sebuah gudang tempat bantuan makanan untuk dua hari menumpuk sebelum didistribusikan, ucap badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA). Orang-orang dengan putus asa merampas apa pun yang mereka bisa dan lari membawa karung tepung. Hingga makanan abis berantakan.
“Perang kelaparan telah dimulai,” ucap Nawras Abu Libdeh, seorang pekerja medis. “Dan ini adalah perang terburuk.” tambahnya.
Kemudian dalam beberapa hari terakhir, tank-tank Israel bergemuruh ke Gaza selatan, dimulai dari Khan Younis. Ini yang merupakan pembukaan babak baru yang suram dalam perang yang telah menewaskan 17.487 warga Palestina oleh Israel.
Organisasi seperti Doctors Without Borders telah mengeluarkan peringatan mengenai tantangan yang harus dihadapi. Soal ini dikarenakan penembakan besar-besaran tanpa henti, kelangkaan air, dan kekurangan makanan telah menghalangi pasien mereka untuk mengakses perawatan medis yang memadai. DAG mengatakan, sebuah koalisi layanan kesehatan global, merinci dampak dehidrasi dan kelaparan yang dialami oleh dokter mereka sendiri.
Beberapa Dampak Kelaparan Yang Di Alami Di Gaza
“Hukuman kolektif dan kelaparan telah lama menjadi taktik genosida, dan akuntabilitas serta pengakuan atas taktik genosida ini adalah bagian penting dari lembaga internasional kami,” ucap DAG.
“Beberpaa dampak kelaparan di Gaza dan dehidrasi sangat serius, langsung dan mengerikan. Sampai saat ini, pasokan makanan dan air bersih hampir tidak ada, dan hanya sebagian kecil dari bantuan yang diperlukan dapat menjangkau perbatasan,” tambahnya
“Para pemimpin Israel telah berjanji untuk menjadikan Gaza tidak dapat dihuni dan memutus makanan, air, listrik, dan bahan bakar adalah strategi kemenangan mereka.” jelasnya.
dr. Maher Ali sebagai Ahli penyakit dalam, dokter anak yang berbasis di Kota Gaza, dr. Faten Ali, yang juga merupakan anggota DAG, Dia menggambarkan betapa parahnya situasi ini. Juga Para dokter mengatakan bahwa hanya dengan satu potong roti per hari dan tidak tersedianya makanan kaleng dan makanan penting lainnya seperti susu, telur, dan keju, banyak orang terpaksa “mengemis makanan.”
Pantauan ViewNewz, Kedua dokter ini menyoroti bahwa meskipun tepung masih tersedia, harganya “sangat mahal”, yaitu 100 dolar AS untuk satu kantong. Kondisi ini “pasar gelap untuk tepung telah muncul.” Tambah dia.
“Realitas yang menghancurkan ini memberikan gambaran suram tentang perjuangan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat Gaza,” ucapnya.
Baca Juga: Perang Terbuka Militer Israel dan Hamas Terjadi di Gaza Tengah
Kelaparan Akibat Perang Hamas Vs Israel
Seorang pejabat senior yang mengurusi masalah bantuan PBB memperingatkan bahwa setengah dari penduduk Gaza sedang kelaparan, karena pertempuran terus berlanjut di sana.
Wakil direktur Program Pangan Dunia PBB, mengatakan hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan yang bisa masuk ke Jalur Gaza.
Kondisi di Gaza membuat pengiriman “hampir mustahil”, ucap Skau.
“Mereka harus melanjutkan serangan udara di Gaza untuk melenyapkan Hamas dan memulangkan sandera Israel,” ucap Irael.
“Kematian dan rasa sakit apa pun yang dialami warga sipil adalah hal yang menyakitkan, tetapi kami tidak punya alternatif lain,” Tambanya Letkol Richard Hecht Jubir Pasukan Pertahanan Israel.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan sebanyak mungkin wilayah di Jalur Gaza,” ucap dia kembali.
Herzi Halevi, kepala staf IDF, mengatakan tentara bahwa tentara harus “menekan lebih keras” karena “kita melihat Hamas mulai menyerah. Sebuah tanda bahwa jaringan mereka sedang runtuh”.
Kemudian, pemerintahan Joe Biden menggunakan undang-undang darurat yang mengizinkan penjualan sekitar 14.000 amunisi tank senilai lebih dari US$ 106 juta ke Israel.
Pergerakan masuk dan keluar Gaza sangat dibatasi sejak 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menerobos pagar pembatas Israel yang dijaga ketat, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Isreal Batasi Pengiriman Bantuan Ke Gaza
Israel menutup perbatasannya dengan Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut, membatasi pengiriman bantuan yang sangat diandalkan oleh warga Gaza.
Sudah setengah juta warga Palestina berisiko mengalami bencana kelaparan dan kehausan di sejumlah kota yang terus diserang oleh pasukan Israel. Sampai Israel membatasi pengiriman bantuan untuk warga palestina.
Pemerintah Kota Gaza menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai bencana lantaran militer Israel secara sengaja menargetkan infrastruktur pangan dan air.
“Situasi kemanusiaan di Gaza menimbulkan bencana,” ucap Jubir Hosni Muhanna Pemkot Gaza. Hingga saat ini banyak sekali warga palestina yang kelaparan, juga sampai sangkit kerena tidak ada masuknya makanan ke tubuh. Sudah banyak sekali korban yang meninggal karena kurangya bantuan medis dan juga kurangnya makanan serta air. Dimana warga palestina sudah tidak bisa melakukan apa-apa karena katakutan karena Israel trus menerus malakukan perlawanan terhadap palestina. Hingga saat ini Israel masih menghacurkan beberapa bangunan di Gaza tengah.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, Israel telah membunuh lebih dari 17.700 warga Gaza dalam kampanye pembalasannya, termasuk lebih dari 7.000 anak-anak. Kemudian penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir yang dibuka, Sampai bantuan dalam jumlah terbatas dapat mencapai Gaza. Minggu ini Israel setuju untuk membuka penyeberangan Kerem Shalom dari Israel ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
Dalam tekanan internasional dan gencatan senjata sementara selama tujuh hari pada bulan lalu telah memungkinkan sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Jalur Gaza, Tetapi WFP menegaskan penyeberangan perbatasan kedua kini diperlukan untuk memenuhi permintaan scroll viewport.io.
One Comment