Misteri Perang Iran-Israel yang Jarang Diketahui Publik
Perang Iran-Israel yang dimulai pada 13 Juni 2025, dengan serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, telah menimbulkan kekhawatiran global.
Konflik ini merupakan bagian dari krisis Timur Tengah yang lebih luas yang telah berlangsung sejak 2023. Meskipun gencatan senjata telah dicapai, banyak misteri yang belum terpecahkan, terutama mengenai dampak sebenarnya dari perang ini.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran VIEWNEWZ.
Misteri Program Nuklir Iran
Salah satu misteri terbesar dalam konflik Iran-Israel adalah sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan pada program nuklir Iran. Israel melancarkan “Operasi Rising Lion” dengan alasan untuk menghentikan pengembangan program nuklir Iran dan melumpuhkan kapabilitas pertahanan strategisnya. Menargetkan fasilitas nuklir di Natanz, Isfahan, dan Fordow. Presiden Trump dan menteri pertahanannya mengklaim bahwa lokasi-lokasi yang menjadi sasaran telah “dihancurkan”.
Namun, Rafael Grossi, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengonfirmasi bahwa tiga lokasi nuklir Iran, yang memiliki kemampuan pengolahan, konversi, dan pengayaan uranium, memang “dihancurkan hingga tingkat yang signifikan”.
Meskipun demikian, Grossi memperingatkan bahwa “beberapa masih berdiri,” dan penilaian lengkap akan bergantung pada Iran yang memberikan akses kepada inspektur. Ini menunjukkan bahwa meskipun serangan Israel menyebabkan kerusakan serius, kehancuran total pada fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan belum dapat dipastikan.
Israel secara konsisten mendorong narasi bahwa Iran “sangat dekat” dengan kepemilikan bom nuklir. Mengklaim bahwa program nuklir Iran tidaklah damai melainkan untuk tujuan persenjataan. Pada 27 September 2012, Benjamin Netanyahu bahkan menampilkan diagram grafis menyerupai bom di Sidang Umum PBB. Menyatakan bahwa Iran hanya tinggal “beberapa bulan atau bahkan minggu” dari bom nuklir.
Namun, menurut laporan IAEA dan intelijen AS-Uni Eropa, belum ada bukti meyakinkan tentang pengembangan senjata nuklir aktif oleh Iran. Meskipun Iran dinilai sebagai “negara ambang batas” yang memiliki potensi, bukan kapabilitas langsung.
Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Masa Depan Hubungan AS-Iran
Misteri lainnya adalah masa depan hubungan antara Amerika Serikat dan Iran. Terutama setelah gencatan senjata yang rapuh ditengahi oleh AS. Harapan awal untuk de-eskalasi yang dipicu oleh saran Presiden Trump untuk mengurangi sanksi dan membayangkan Iran sebagai “negara perdagangan besar” dengan cepat memudar.
Klaim Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahwa Teheran memberikan “tamparan di wajah Amerika” memicu bantahan keras dari Trump, yang kemudian menarik kembali keringanan sanksi segera.
Meskipun Gedung Putih menegaskan adanya diskusi awal untuk melanjutkan negosiasi. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyangkal adanya kesepakatan untuk memulai kembali perundingan.
Komitmen Trump sendiri terhadap perundingan juga tidak konsisten, dengan ia menyatakan pada pertemuan puncak NATO, “Kita mungkin menandatangani kesepakatan,” tetapi menambahkan, “Saya tidak berpikir itu perlu”. Ini menunjukkan ketidakpastian besar dalam arah hubungan diplomatik antara kedua negara ke depan.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menegaskan kepada BBC bahwa konflik Iran dan Israel “bukanlah perangnya Amerika”. Ia memperingatkan bahwa jika Presiden AS Donald Trump turut campur, Trump akan diingat sebagai “presiden yang ikut campur dalam perang yang bukan urusannya,” dan keterlibatan AS berpotensi mengubah konflik ini menjadi “kekacauan kompleks yang tak terhindarkan”.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi AS Akui Bom GBU-57 Tak Digunakan di Isfahan, Ini Alasannya!
Potensi Pembalasan Iran
Potensi pembalasan Iran adalah misteri lain yang menyelimuti konflik ini. Meskipun serangan rudal balasan Iran terhadap pangkalan AS di Qatar sebagian besar ditolak oleh Gedung Putih sebagai tindakan simbolis. Banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai tingkat sebenarnya dari kerusakan yang ditimbulkan.
Di sisi lain, Iran telah melancarkan operasi balasan berskala besar terhadap serangan Israel pada 13 Juni 2025. Menggunakan lebih dari 1.000 proyektil termasuk rudal balistik, rudal jelajah, dan puluhan drone serang yang diarahkan ke kota-kota strategis Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, dan Beersheba.
Serangan Iran tersebut menargetkan sistem pertahanan udara Israel dengan tujuan menembus radar dan menciptakan tekanan terhadap kekuatan militer Israel. Iran menyatakan bahwa respons ini adalah tanggapan terhadap serangan brutal Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer mereka sebagai “deklarasi perang”.
Meskipun sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome, David’s Sling. Serta rudal Arrow-2 dan Arrow-3 diklaim mampu menangkis sebagian besar serangan dengan tingkat intersepsi di atas 90%, beberapa rudal dan drone berhasil menembus pertahanan, menyebabkan puluhan korban luka dan kerusakan pada infrastruktur sipil.
Pada 14 Juni 2025, tercatat setidaknya 10–14 orang tewas dan puluhan hingga ratusan terluka akibat rudal yang menembus pertahanan Israel. Dengan contoh satu kematian dan 63 luka-luka di Tel Aviv dan Ramat Gan, serta 5 tewas di Haifa.
Pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran. Menargetkan fasilitas militer dan energi. Serangan ini menyebabkan kematian sejumlah petinggi militer Iran, termasuk Jenderal Gholamreza Mehrabi dan Jenderal Mehdi Rabbani.
Serangan Udara Intensif Israel dan Dampaknya
Misteri keempat adalah skala dan dampak sebenarnya dari serangan udara intensif Israel terhadap Iran. Pada 15 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sejumlah target strategis di wilayah Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer di Teheran, Isfahan, Natanz, serta Bandara Internasional Mashhad Hashemi Nejad. Serangan ini secara sistematis mengincar pusat-pusat komando militer, gudang senjata permukaan-ke-permukaan, dan infrastruktur nuklir.
Akibat serangan ini, korban sipil dan militer Iran dilaporkan mencapai ratusan jiwa. Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan setidaknya 224 orang tewas dan lebih dari 1.400 mengalami luka. Termasuk ilmuwan nuklir dan komandan militer senior.
Berbagai media juga melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan kepala intelijen Garda Revolusi Iran, Mohammad Kazemi, dan beberapa keluarga pejabat tertinggi militer. Warga sipil di kota-kota besar seperti Teheran dan Isfahan melaporkan evakuasi massal usai instruksi dari Israel, dengan puluhan ribu mengungsi ke provinsi-provinsi utara.
Operasi Rahasia dan Dampak Global
Misteri terakhir adalah sejauh mana operasi rahasia dan dampak global dari perang ini. Israel melancarkan operasi rahasia “Operation Rising Lion” pada malam 12–13 Juni 2025, yang dimulai dengan infiltrasi Mossad menggunakan drone kamikaze dari pangkalan tersembunyi di dalam Iran untuk menonaktifkan sistem pertahanan udara dan peluncur rudal. Ini merupakan bagian dari “perang bayangan” yang telah berlangsung puluhan tahun antara Israel dan Iran, yang kini mulai terjadi secara terbuka.
Dampak geopolitik dari perang Iran-Israel sangat luas. Israel berhasil menguasai ruang udara Iran berkat dukungan intelijen dan senjata mutakhir AS. Meskipun demikian, tanpa intervensi langsung Amerika, seperti penggunaan bom bunker buster ke fasilitas bawah tanah seperti Fordow. Israel tidak mampu sepenuhnya memusnahkan program nuklir Iran. Konflik ini juga memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.
- Gambar Pertama dari www.BBC.com
- Gambar Kedua dari international.sindonews.com