Pendaki Brasil Jatuh ke Jurang Rinjani, Ini Kronologi Lengkapnya

Seorang pendaki Jatuh ke jurang bernama Juliana Marins mengalami insiden tragis saat melakukan pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Insiden ini langsung menggemparkan jagat maya dan dunia pendakian Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana kronologi kejadiannya Apa penyebab pendaki bisa terjatuh ke jurang dan yang terpenting, apakah pendaki tersebut berhasil diselamatkan?

Berikut kronologi lengkap dan berbagai fakta yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber terpercaya VIEWNEWZ.

Awal Pendakian

Pendakian dimulai pada hari Sabtu pagi, sekitar pukul 08.00 WITA, dari pintu masuk jalur Sembalun. Pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins (26 tahun) bergabung bersama tiga orang temannya, sesama turis asing, serta satu orang guide lokal yang sudah berpengalaman membawa tamu mancanegara. Mereka berangkat dengan kondisi cuaca cerah dan perkiraan angin cukup bersahabat.

Menurut laporan dari petugas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Juliana termasuk pendaki yang tampak cukup siap. Ia membawa perlengkapan standar seperti sepatu gunung, ransel dengan logistik, serta alat komunikasi. Timnya pun sempat beristirahat di Pos 2 dan Pos 3 sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Plawangan Sembalun untuk bermalam.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - Link Aplikasi Nonton Indonesia vs China dan Jepang vs Indonesia GRATIS! Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

 

Momen Nahas Pendaki 

Keesokan harinya, Minggu pagi sekitar pukul 06.30 WITA, tim mulai melanjutkan perjalanan menuju puncak Rinjani. Pagi itu suhu cukup dingin, berkisar 6–10 derajat Celsius. Juliana bersama satu temannya berjalan di posisi paling depan, sementara guide berada agak di belakang mengawasi seluruh rombongan.

Ketika sedang melewati jalur sempit dan berbatu menuju Puncak Rinjani, di ketinggian sekitar 3.400 meter di atas permukaan laut, Juliana diduga kehilangan keseimbangan.

Menurut kesaksian rekan satu timnya, Juliana sempat terpeleset saat berusaha mengambil posisi foto di pinggir tebing. Tanpa sempat mengatur posisi tubuh, ia terjatuh ke arah sisi jurang yang cukup curam dan langsung menghilang dari pandangan.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Wanita di Losmen, Polisi Kejar Pelaku Misterius

Evakuasi Darurat Pendaki 

Begitu insiden terjadi, rombongan langsung menghubungi petugas basecamp dan TNGR melalui radio komunikasi. Evakuasi darurat pun segera dipersiapkan. Tim gabungan dari SAR Lombok Timur, TNGR, serta relawan pendakian dikerahkan.

Namun upaya evakuasi ini tidaklah mudah. Selain karena lokasi jatuhnya korban berada di area terjal dan berbatu, kabut tebal serta angin kencang turut menyulitkan pergerakan tim. Proses pencarian akhirnya dimulai pada Minggu siang dan berlangsung hingga malam hari.

Pada Senin pagi, sekitar pukul 08.00 WITA, tim SAR berhasil menemukan tubuh Juliana di kedalaman sekitar 150 meter dari lokasi awal ia terjatuh. Kondisinya saat ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, dengan luka berat di bagian kepala dan tubuh akibat benturan keras.

Pelajaran Berharga Bagi Semua Pendaki

Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa mendaki gunung, tak peduli seberapa indah atau populer jalurnya, tetaplah kegiatan yang penuh risiko. Beberapa pelajaran penting bisa kita tarik dari kejadian ini:

• Jangan mengambil risiko untuk selfie atau foto di tebing curam. Tak ada foto yang sebanding dengan nyawa.

• Selalu ikuti arahan guide. Mereka mengenal jalur dan kondisi lebih baik dari pendaki baru.

• Pahami batas kemampuan fisik dan mental diri sendiri. Rinjani bukan gunung pemula; stamina dan kesiapan sangat dibutuhkan.

• Periksa kondisi cuaca sebelum mendaki. Meski tampak cerah, perubahan cuaca bisa sangat ekstrem di ketinggian.

• Selalu gunakan sepatu dan peralatan yang sesuai standar pendakian.

​Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.