Tempo Dapat Teror Beruntun, Siapa Sebenarnya Pemilik Redaksi Tempo?

Tempo dapat teror beruntun yang menargetkan kantor redaksi mereka, menimbulkan pertanyaan tentang motif di balik serangan tersebut.

Tempo Dapat Teror Beruntun, Siapa Sebenarnya Pemilik Redaksi Tempo?
Teror ini berupa pengiriman paket berisi kepala babi dan bangkai tikus, yang dikecam luas sebagai upaya untuk mengintimidasi dan menghalangi kerja jurnalistik Tempo. Insiden ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi jurnalis dan lembaga internasional, yang menyerukan investigasi menyeluruh dan perlindungan terhadap kebebasan pers.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Sejarah Singkat Tempo

Tempo pertama kali diterbitkan pada tahun 1971 dan sejak awal telah menjadi salah satu penerbitan yang terkenal dengan keberanian dan integritas jurnalistiknya. Dengan slogan “Mencerahkan,” Tempo berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan tajam kepada masyarakat Indonesia, tanpa takut untuk mengungkap fakta meskipun itu bisa membuat beberapa pihak tidak senang.

Seiring berjalannya waktu, Tempo dikenal karena keberaniannya dalam menginvestigasi berbagai isu penting, termasuk kasus-kasus korupsi, politik, dan ekonomi. Tidak jarang, laporan-laporan yang diterbitkan Tempo menyebabkan perdebatan panas dan seringkali mendapatkan reaksi keras dari pihak-pihak yang merasa dirugikan.

Namun, meskipun memiliki reputasi yang sangat baik dalam dunia jurnalisme, Tempo juga tak jarang mengalami tekanan. Dalam beberapa dekade terakhir, ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia semakin meningkat, dan Tempo sering menjadi sasaran bagi mereka yang ingin menutup mulut media yang kritis.

Kepemilikan Redaksi Tempo

Majalah Tempo didirikan pada tahun 1971 oleh Goenawan Mohamad dan Yusril Djalinus. Goenawan Mohamad menjabat sebagai pemimpin redaksi dari tahun 1971 hingga 1999. Struktur kepemilikan Tempo melibatkan beberapa pihak, termasuk PT Grafiti Pers, Yayasan Tempo 21 Juni 1994, PT Jaya Raya Utama, Yayasan Pembangunan Jaya Raya, dan Yayasan Karyawan Tempo.

PT Grafiti Pers dimiliki oleh karyawan dan pendiri Tempo bersama Yayasan Jaya Raya yang dikomandoi oleh Ciputra. Pada tahun 2001, PT Arsa Raya Perdana (yang kemudian menjadi PT Tempo Inti Media Tbk) melakukan go public dan menjadi penerbit majalah Tempo yang baru.

Ayo Kawal Timnas Menuju Piala Dunia - mau nonton gratis timnas bebas iklan dan gratis? Segera download! APLIKASI SHOTSGOAL

apk shotsgoal  

Baca Juga: 

Rentetan Teror Terhadap Tempo

Rentetan Teror Terhadap Tempo
Kantor redaksi Tempo menjadi sasaran teror beruntun yang dimulai dengan pengiriman kepala babi tanpa telinga pada Rabu, 19 Maret 2025. Paket tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana, seorang wartawan desk politik dan pembawa acara siniar Bocor Alus Politik.

Kemudian, pada Sabtu, 22 Maret 2025, kantor Tempo kembali menerima paket berisi enam ekor bangkai tikus dengan kepala terpenggal. Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menilai bahwa rentetan teror ini merupakan upaya intimidasi untuk menghalangi kerja jurnalistik Tempo. Teror ini juga menyasar akun media sosial pribadi jurnalis Tempo, termasuk tindakan doxing.

Teror Beruntun yang Menghantui Tempo

Dalam beberapa waktu terakhir, Tempo mendapatkan serangkaian ancaman teror yang semakin memprihatinkan. Teror ini bukan hanya dalam bentuk ancaman verbal, tetapi juga ancaman fisik yang lebih nyata. Hal ini tentu saja mengundang kekhawatiran, baik di dalam redaksi maupun di kalangan pengamat media.

Teror-teror ini datang setelah Tempo meliput beberapa isu yang kontroversial. Termasuk investigasi terkait dugaan korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat tinggi atau pengusaha besar di Indonesia. Ada spekulasi bahwa serangan ini berhubungan langsung dengan laporan-laporan tersebut. Meskipun tidak ada bukti yang pasti yang mengaitkan teror dengan laporan tertentu.

Meskipun ancaman yang diterima oleh Tempo cukup serius, redaksi media ini tetap menunjukkan komitmennya untuk tidak gentar dalam menghadapi tekanan. Dalam beberapa kesempatan, redaksi Tempo mengungkapkan bahwa mereka tidak akan pernah mundur dari tugas mereka untuk mengungkap kebenaran, meskipun harus menghadapi ancaman dan intimidasi.

Ancaman Terhadap Kebebasan Pers

Teror terhadap Tempo merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers di Indonesia. Jurnalis harus dapat bekerja tanpa rasa takut dan tekanan dalam menjalankan peran sebagai kontrol sosial dan mengawasi kekuasaan yang sewenang-wenang.

Negara memiliki tanggung jawab untuk menjamin keselamatan jurnalis dan mengusut tuntas segala tindak kekerasan yang dialami jurnalis. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi.

Siapa yang Diuntungkan Dengan Teror Terhadap Tempo?

Teror terhadap Tempo memunculkan pertanyaan besar: siapa yang diuntungkan dengan cara-cara intimidasi semacam ini? Sebagai media yang terkenal dengan keberaniannya mengungkap skandal besar, teror terhadap Tempo bisa menjadi upaya untuk menutup mulut mereka yang berbicara keras tentang ketidakberesan di Indonesia.

Beberapa pihak mungkin merasa bahwa keberadaan Tempo, dengan laporan-laporan investigatifnya, dapat merugikan reputasi mereka atau kepentingan mereka. Oleh karena itu, serangan terhadap Tempo bisa jadi bagian dari upaya untuk mendelegitimasi atau meredam kritik terhadap pihak-pihak yang berkuasa.

Namun, di sisi lain, serangan terhadap Tempo justru dapat memperlihatkan kepada masyarakat betapa pentingnya peran media yang independen dan kritis dalam menjaga jalannya demokrasi. Dengan adanya ancaman ini, publik semakin sadar akan pentingnya mendukung kebebasan pers dan mengutuk segala bentuk intimidasi terhadap media.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi viral terupdate lainnya hanya di VIEWNEWZ.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari tribunnews.com
  • Gambar Kedua dari kompas.tv

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *